Mobil Murah Indonesia Belum Ramah Lingkungan

Jika ingin mengembangkan green car, pemerintah justri diimbau untuk memproduksi mobil listrik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Okt 2013, 17:10 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2013, 17:10 WIB
iims-crowd-130928c.jpg
Istilah Green Car dalam konsep mobil murah yang diusung lewat program Low Cost Green Car (LCGC) masih diragukan sejumlah kalangan. Dari deretan kendaraan murah yang diluncurkan, konsep ramah lingkungan ternyata belum sepenuhnya diterapkan.

Pengamat Transportasi Darmaningtyas mengatakan mobil murah dari dua produsen otomotif lokal seperti Daihatsu dan Toyota dituding belum menerapkan konsep ramah lingkungan dalam produknya.

"Green car itu kalau bahan bakarnya gas atau biofuel, ini kan pakai bensin, jadi nggak green lah, tepatnya mobil murah," ungkapnya dalam Diskusi Mengenai 'Program Low Cost and Green Car, Dampak dan Solusinya' di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (22/10/2013)

Pendapat senada disampaikan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Asisten Deputi Urusan Pengendalian Perencanaan Udara Sumber Bergerak Kementerian lingkungan Hidup, Zakaria, mengungkapkan konsep green car yang diterapkan Indonesia masih terlalu kabur.

"Kalau saya melihat memang trennya mobil ke arah yang lebih bagus. Pengertian green batasannya lebih kabur. Ini kan lebih ke hemat energi saja, dari yang 1 liter 12 kilometer menjadi 20 kilometer," tegasnya.

Zakaria menjelaskan, sekecil apapun Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi, gas emisi akan tetap dihasilkan oleh kendaraan bermotor apapun jenisnya.

Apabila Indonesia ingin mewujudkan green car, KLH mengimbau pemerintah untuk memproduksi mobil listrik. Alasannya, mobil listrik justru masuk jenis kendaraan yang sepenuhnya ramah lingkungan.

"Oleh sebab itu terjemahan resminya juga dibenarkan. Jadi kalau nanti kearah mobil listrik kita bisa bilang green car," tutupnya. (Yas/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya