Tingkat konsumsi swasta diproyeksikan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diprediksikan mencapai 6%.
Pertumbuhan konsumsi swasta meningkat ke 5,5% year-on-year (YoY) di kuartal III tahun 2013 ini dari sebelumnya di tingkat 5,1%. Kontribusi dari pertumbuhan konsumsi swasta terhadap petumbuhan PDB Indonesia juga terus berada di atas 50%.
"Ini merupakan kenyataan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta masih merupakan pilar yang penting untuk perekonomian Indonesia," ujar Chief Econom dari Bank DBS Gundy Cahyadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11/2013).
Gundy menambahkan, tingkat keyakinan konsumen terlihat telah membaik pada Oktober tahun ini, dan menunjukan kesan sentimen di kalangan konsumer juga bergantung terhadap sentimen di pasar finansial yang telah cukup membaik di beberapa bulan terakhir. Sementara itu, konsumsi juga akan meningkat pada periode pra-pemilu.
"Selain itu, tuntutan kenaikan upah buruh yang dapat yang dapat mempengaruhi meningkatnya pendapatan mereka di tahun 2014, juga menjadi faktor positif untuk terus menunjang tingginya pertumbuhan konsumsi swasta," kata Gundy.
Apapun yang terjadi hingga saat ini, Gundy melihat adanya kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun 2014.
"Proyeksi kami untuk tingkat pertumbuhan berada di 6% bukanlah merupakan suatu hal yang mustahil," ujar Gundy.
Pada 2013 bisa dikatakan menjadi tahun yang cukup berat bagi Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari rencana pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat, pelemahan nilai tukar Rupiah, hingga defisit neraca transaksi perdagangan. (Yas/Ahm)
Pertumbuhan konsumsi swasta meningkat ke 5,5% year-on-year (YoY) di kuartal III tahun 2013 ini dari sebelumnya di tingkat 5,1%. Kontribusi dari pertumbuhan konsumsi swasta terhadap petumbuhan PDB Indonesia juga terus berada di atas 50%.
"Ini merupakan kenyataan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta masih merupakan pilar yang penting untuk perekonomian Indonesia," ujar Chief Econom dari Bank DBS Gundy Cahyadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11/2013).
Gundy menambahkan, tingkat keyakinan konsumen terlihat telah membaik pada Oktober tahun ini, dan menunjukan kesan sentimen di kalangan konsumer juga bergantung terhadap sentimen di pasar finansial yang telah cukup membaik di beberapa bulan terakhir. Sementara itu, konsumsi juga akan meningkat pada periode pra-pemilu.
"Selain itu, tuntutan kenaikan upah buruh yang dapat yang dapat mempengaruhi meningkatnya pendapatan mereka di tahun 2014, juga menjadi faktor positif untuk terus menunjang tingginya pertumbuhan konsumsi swasta," kata Gundy.
Apapun yang terjadi hingga saat ini, Gundy melihat adanya kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun 2014.
"Proyeksi kami untuk tingkat pertumbuhan berada di 6% bukanlah merupakan suatu hal yang mustahil," ujar Gundy.
Pada 2013 bisa dikatakan menjadi tahun yang cukup berat bagi Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari rencana pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat, pelemahan nilai tukar Rupiah, hingga defisit neraca transaksi perdagangan. (Yas/Ahm)