Wacana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk wilayah DKI Jakarta kemungkinan sulit diterapkan PT Pertamina (Persero). Kebijakan yang diwacanakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama justru akan membuat pergeseran konsumsi dari ibukot ake kota pinggiran.
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, pergeseran konsumsi BBM bersubsidi ke kawasan pinggiran ibukota bisa terjadi karena kebutuhan di Jakarta tergolong sangat tinggi.
"Kalau sisi teknis selama demand-nya nggak berkurang, dihapus di Jakarta akan lari di sekitarnya," kata Ali, disela acara Pertamina Energy Outlook 2014, di hotel Rizt Carlton, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Ali menegaskan, wacana Ahok tersebut harus diputuskan di tingkat pemerintah. Selain itu, penghapusan BBM bersubsidi di suatu wilayah juga harus dilakukan bersamaan di wilayah lain.
"Makanya masalah subisidi tidak bisa sektoral, harus komprehensif, apalagi daerah terkoneksi seperti DKI," tuturnya.
Namun, ide penghapusan BBM bersubsidi di suatu wilayah bukan sebuah hal yang tak mungkin. Penghapisan bisa dilakukan sepanjang permintaan BBM bersubsidi di DKI Jakarta terbilang sedikit. Selain itu, kebijakan tersebut lebih cocok diterapkan di wilayah kepulauan seperti Batam.
"Kalau Jakarta akan pergi ke daerah pinggiran Jakarta. Selama demand tidak turun, orang akan lari ke pingigiran," pungkasnya.
Seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali membuat wacana penghapusan subsidi BBM khusus di wilayah DKI Jakarta. Karena menjadi kewenangan pemerintah pusat, Pemprov DKI akan segera mengajukan rencana tersebut ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, penghapusan subsidi BBM tersebut bertujuan untuk menghemat pemakaian BBM. Selain itu, biaya subsidi tersebut dapat dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
"Penghematan itu kan untuk membantu pembangunan infrastruktur. Kami akan minta kepada menteri ESDM untuk stop (subsidi BBM) saja," ujar Ahok. (Pew/Shd)
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, pergeseran konsumsi BBM bersubsidi ke kawasan pinggiran ibukota bisa terjadi karena kebutuhan di Jakarta tergolong sangat tinggi.
"Kalau sisi teknis selama demand-nya nggak berkurang, dihapus di Jakarta akan lari di sekitarnya," kata Ali, disela acara Pertamina Energy Outlook 2014, di hotel Rizt Carlton, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Ali menegaskan, wacana Ahok tersebut harus diputuskan di tingkat pemerintah. Selain itu, penghapusan BBM bersubsidi di suatu wilayah juga harus dilakukan bersamaan di wilayah lain.
"Makanya masalah subisidi tidak bisa sektoral, harus komprehensif, apalagi daerah terkoneksi seperti DKI," tuturnya.
Namun, ide penghapusan BBM bersubsidi di suatu wilayah bukan sebuah hal yang tak mungkin. Penghapisan bisa dilakukan sepanjang permintaan BBM bersubsidi di DKI Jakarta terbilang sedikit. Selain itu, kebijakan tersebut lebih cocok diterapkan di wilayah kepulauan seperti Batam.
"Kalau Jakarta akan pergi ke daerah pinggiran Jakarta. Selama demand tidak turun, orang akan lari ke pingigiran," pungkasnya.
Seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali membuat wacana penghapusan subsidi BBM khusus di wilayah DKI Jakarta. Karena menjadi kewenangan pemerintah pusat, Pemprov DKI akan segera mengajukan rencana tersebut ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, penghapusan subsidi BBM tersebut bertujuan untuk menghemat pemakaian BBM. Selain itu, biaya subsidi tersebut dapat dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
"Penghematan itu kan untuk membantu pembangunan infrastruktur. Kami akan minta kepada menteri ESDM untuk stop (subsidi BBM) saja," ujar Ahok. (Pew/Shd)