Penyebab Kabau Sirah Tak Tampil Maksimal di Laga Awal QNB League

Semen Padang baru meraih satu poin di dua laga awal.

oleh Antonius Hermanto diperbarui 25 Apr 2015, 14:29 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2015, 14:29 WIB
Semen Padang vs Sriwijaya
Semen Padang (Johan Tallo/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Liga Super Indonesia (LSI) 2015 telah resmi dibuka 4 April lalu. Sejauh ini rata-rata setiap tim sudah memainkan dua hingga tiga pertandingan. Semen Padang, tim kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini sudah memainkan dua pertandingan tandang yaitu melawan Persib di Soreang dan Sriwijaya FC di Jakabaring.

Sebelum pertandingan pertama melawan Persib, pelatih Semen Padang, Nil Maizar sudah menyatakan target realistisnya untuk membawa pulang dua poin dari dua pertandingan tandang tersebut. Namun, pada kenyataannya Hengki Ardiles dkk. hanya sanggup membawa pulang satu poin dari hasil imbang saat melawan Sriwijaya. Hasil tersebut membuat Kabau Sirah sementara duduk di peringkat ke-13 LSI 2015.

Jika melihat dari target yang sudah direncanakan Nil Maizar, satu angka memang tidaklah buruk. Namun, masih banyak catatan dari dua pertandingan tersebut yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi tim pelatih.

Partai tandang sulit

Semen Padang Takluk Atas Persija Jakarta
Kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra (22) berusaha mengambil bola dari kejaran penyerang Persija, Yevgeni Kabayev saat laga SCM Cup 2015 di Stadion H Agus Salim, Padang, Rabu (21/1/2015). Persija Menang 4-0 atas Semen padang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 Faktor bertandang ke markas tim besar

Musim lalu, saat masih diarsiteki oleh Jafri Sastra, Semen Padang menjelma menjadi kekuatan yang mengerikan saat bertanding di luar kandang. Di LSI 2014 lalu, Semen Padang menjadi tim dengan rekor pertandingan tandang terbaik keempat di LSI, di bawah Persib, Arema dan Persebaya. Bahkan, salah satu kemenangan tandang mereka adalah sukses mengalahkan Persib di Soreang, yang sayangnya tidak dapat mereka ulangi musim ini.

Nil Maizar dari awal sudah menargetkan dua poin sebagai target yang realistis di dua pertandingan awal mereka, mengingat kondisi lawan yang dihadapai di dua pertandingan tersebut tidaklah mudah. Ada Persib, sang juara bertahan dan Sriwijaya, dengan kedalaman skuat yang cukup mumpuni.

Pendekatan taktik yang dilakukan Nil di dua pertandingan awalnya memberi kesan bahwa Semen Padang lebih inferior dibanding lawan-lawannya tersebut. Nil lebih cenderung bermain menunggu dan memanfaatkan serangan balik. Dari dua pertandingan pertamanya, penguasaan bola tidak pernah dimenangkan Kabau Sirah.

Saat melawan Persib mereka kalah penguasaan bola 45% berbanding 55%. Bahkan saat melawan Sriwijaya lebih parah lagi, Semen Padang hanya menguasai bola 27%! Juga, pada pertandingan tersebut,Kabau Sirah hanya mampu melakukan 237 kali umpan, berbanding dengan dengan Sriwijaya yang mampu melepaskan umpan hingga 636 kali.

Poin yang didapat Semen Padang di kandang Sriwijaya pun sebenarnya tidak lepas dari penampilan yang sangat mengesankan dari Jandia Eka Putra. Kiper asli Padang tersebut sukses membuat sembilan kali penyelamatan dan salah satunya sukses menepis penalti Raphael Maitimo.

Belum ada juru gedor

Semen Padang vs Sriwijaya
Airlangga Sucipto nyaris terjungkal di Semen Padang vs Sriwijaya (Johan Tallo/Liputan6.com)

 Lini depan yang masih tumpul

Saat regulasi jatah pemain asing direduksi oleh PT. Liga Indonesia dari empat menjadi tiga pemain,hal itu membuat Semen Padang sempat kebingungan di awal musim. Sampai pada akhirnya manajemen Kabau Sirah untuk memilih menggunakan jasa pemain belakang asing dengan mengorbankan slot lini depan yang diisi oleh pemain lokal.

Hal itu berdampak dari penampilan lini depan Semen Padang sejauh dua pertandingan awal mereka di LSI yang masih mengecewakan. Meski sejauh ini mampu mencetak dua gol, penyerang utama tim, Airlangga Sucipto masih bermain jauh dari kata memuaskan. Total, di dua penampilannya sejauh ini, pemain yang akrab disapa Ronggo ini baru melepaskan tiga kali tembakan, tanpa satu pun yang tepat di sasaran.

Meski total tembakan secara keseluruhan Semen Padang di dua pertandingan awalnya mencapai 26 kali tembakan, namun hanya 30% yang mampu terkonversi menjadi tembakan yang tepat sasaran.

Selain itu, 50% dari total tembakan dilepaskan oleh pemain yang beroperasi di lini tengah. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan lini depan Tim Urang Awak tersebut.

 

Badai cedera

Laga Perdana SCM Cup 2015, Persebaya Taklukkan Semen Padang
Pemain tengah Persebaya, Ilham Udin (tengah) melompat berebut bola dengan bek Semen Padang A. Gamal pada laga SCM Cup 2015 di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sabtu (17/1/2015). Persebaya unggul 1-0 atas Semen Padang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemain kunci yang dihantam cedera

Semen Padang sendiri memulai LSI 2015 tidak dengan kondisi skuat yang ideal, beberapa pemain yang dianggap sebagai pemain inti musim lalu dihantam cedera. Bahkan seminggu sebelum pertandingan melawan Persib, terdapat tujuh pemain yang harus menepi di ruang perawatan. Namun saat sampai di hari H, tim kesehatan Semen Padang mampu “memaksakan” beberapa pemain untuk turun.

Tiga pemain utama tim yang sempat dihantam cedera adalah Eka Ramdani, Esteban Vizcarra dan Novan Setya. Untuk nama terakhir, pemain tersebut telah menepi sejak pra-musim hingga sekarang. Peran Novan musim lalu sangat vital bagi Kabau Sirah, bahkan Novan satu-satunya pemain Semen Padang di LSI 2014 yang selalu main tanpa pernah digantikan.

Dapat disimpulkan bahwa peran Novan penting bagi tim. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Ricky Ohorella, ketiadaan Novan memberikan rasa kurang di sisi kiri pertahanan Semen Padang. Terlihat berkali-kali saat melawan Persib sisi sayap sering dieksploitasi Maung Bandung untuk masuk ke pertahanan Semen Padang.

Selain itu, kehadiran Eka Ramdani di tim juga terlihat agak dipaksakan. Cedera yang dideritanya memaksa Ebol –sapaan akrab Eka— tidak pernah bermain penuh di dua pertandingan awalnya di LSI 2015. Eka hanya bermain rata-rata 72 menit pada dua pertandingan tersebut.

Kehilangan terbesar bagi Semen Padang di dua pertandingan awal LSI 2015 ini adalah Esteban Vizcarra. Kemampuan terbaiknya seolah belum bisa ia dedikasikan di dua pertandingan awal tersebut, bahkan Vizcarra harus absen saat bertandang melawan Sriwijaya. Meski, bermain penuh saat melawan Persib, namun peran Vizcarra tampak belum maksimal.

Saat melawan Persib, Vizcarra hanya melepaskan sekali tembakan ke gawang, sekali melewati lawan dan tidak ada umpan silang yang sukses. Sedangkan jika dibandingkan dengan statistiknya pada musim lalu, Vizcarra sukses melepaskan rata-rata 1,1 tembakan ke arah gawang setiap pertandingan, dua kali rata-rata melewati lawan per pertandingan dan 31,25% umpan silang sukses.

 

 

Belum beradaptasi

Semen Padang
Semen Padang (ligaindonesia.co.id)

Pemain baru yang belum nyetel

Semen Padang biasanya dikenal sebagai salah satu tim yang cermat dalam melakukan transfer pemain. Pembongkaran skuat yang tidak begitu banyak membuat tim ini setiap musimnya dapat bermain stabil tanpa banyak perubahan.

Musim ini, Semen Padang total melakukan enam penambahan pemain (tidak termasuk promosinya pemain dari tim junior) untuk menambal posisi yang ditinggalkan punggawa-punggawa terdahulu. Dua dari enam pemain baru tersebut selalu menjadi starter di dua pertandingan pertama Semen Padang, mereka adalah Irsyad Maulana dan Goran Gancev.

Jika melihat dari perspektif statistik, penampilan Irsyad sejauh ini merupakan transfer terbaik Kabau Sirah.Dari dua pertandingan pertamanya, Irsyad rata-rata melakukan 2 tembakan per pertandingannya dengan rasio tembakan mengarah ke gawang mencapai 75%.

Selain itu, mantan pemain Arema tersebut juga sudah melepaskan tujuh umpan silang, dengan konversi yang sukses 29% dan Irsyad juga sukses melakukan dua kali dribblesukses.

Irsyad mungkin sejauh ini pemain baru yang bisa memuaskan ekspektasi. Pemain lain seperti Goran Gancev pun sebenarnya tidak buruk. Bek asal Makedonia ini sudah melakukan tujuh kali sapuan dan enam kali memotong bola dari dua pertandingan awalnya.

Pemain lain seperti Vendri Mofu, Suheri Daud dan Abdul Gamal masih belum menunjukkan dampak yang berarti bagi tim. Bahkan, Mofu yang diharapkan menjadi salah satu box to box midfielder bagi Semen Padang, nyatanya baru melakukan rata-rata 13,5 umpan per pertandingan. Di sisi lain, Suheri Daud dan Abdul Gamal belum terlibat sama sekali.

Dua pertandingan pertama dengan satu poin sebenarnya hasil yang relatif buruk, namun mengingat kondisi tim dan lawan yang dihadapi serta target yang dipatok Semen Padang, poin satu ini sebenarnya tidaklah buruk. Cara bermain serta masih banyaknya lubang kelemahan pada tim ini membuat Nil diharapkan segera menemukan solusi terbaik demi posisi yang lebih baik dari yang telah Semen Padang raih musim lalu.

 

Rapor Semen Padang

LabBola
LabBola

 Berikut rapor Semen Padang:

 http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/861385/original/034813300_1429940256-Rapor_Semen_Padang_di_2_laga_awal_QNB_league.jpg

(Ashiddiq Adha – Labbola)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya