Kompetisi Tersendat, Arema Rugi Setengah Miliar

"Di luar gaji pemain, kami mengeluarkan uang 200 hingga 300 juta karena kompetisi tidak berjalan," ucap media officer Arema, Sudarmadji.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 27 Apr 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2015, 11:00 WIB
Arema
Arema Cronus.

Liputan6.com, Jakarta - Pembekuan PSSI yang dilakukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) 16 April silam membuat Arema Cronus harus mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya hingga setengah miliar Rupiah.

Sejak PSSI dibekukan, kompetisi Liga Super Indonesia (sekarang QNB League) tidak berjalan. Kemenpora masih menyiapkan tim transisi untuk menjalankan QNB League.

Tersendatnya kompetisi membuat manajemen Singo Edan --sebutan Arema-- mengalami kerugian yang cukup besar. Terlebih lagi uang yang dikeluarkan Arema terbuang percuma karena gagal menggelar pertandingan.

"Kita harus menanggung keperluan tim, seperti sewa lapangan, keperluan mess, terlebih lagi punya karyawan yang bekerja di kantor sekitar 35 orang. Klub harus mengeluarkan uang lebih di luar gaji pemain," jelas media officer Arema, Sudarmadji.

"Di luar gaji pemain, kami mengeluarkan uang 200 hingga 300 juta karena kompetisi tidak berjalan. Terlebih lagi, ketika pertandingan sudah dipastikan batal, panpel kami saja bisa rugi hingga Rp 200 juta. Kerugian sebesar itu karena kami sudah mengeluarkan uang untuk perangkat pertandingan," dia menambahkan.

Bersambung ke halaman selanjutnya --->

2

Tidak mau kerugian yang dialaminya bertambah, Sudarmadji pun berharap belas kasihan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.

"Saya berharap kerugian yang kami alami bisa mengetuk hati Menpora, karena Arema klub mandiri yang menghidupi banyak orang, mulai dari pelatih, tukang pijit hingga OB," dia mengakhiri.

Hari ini, atau lebih tepatnya Senin (27/4/2015) sore WIB, Kemenpora memanggil 16 tim yang mereka anggap sah untuk menjelaskan keberlangsungan kompetisi QNB League pasca pembekuan PSSI.

Kemenpora sendiri tidak mengundang Arema dan Persebaya Surabaya karena mempunyai masalah dengan dualisme. Namun, 16 tim yang disahkan Kemenpora tetap mengajak dua tim asal Jawa Timur itu datang ke kantor Menteri Imam Nahrawi.

Baca juga:

La Nyalla Restui 16 Tim Penuhi Undangan Kemenpora, Asalkan...

Anggota ISIS Dicambuk 80 Kali Jika Pakai Jersey MU

CEO Persebaya Bingung dengan Nasibnya Sebagai Manajer Timnas

Rapor Borneo FC: Okto Sumber Masalah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya