Liputan6.com, Roma - Peluit panjang dibunyikan. Di papan skor, angka 2-4 hasil dari babak adu penalti, untuk kemenangan klub Serie B, Spazia. Tak ada wajah gembira ditampilkan para penggawa AS Roma.
Giallorossi baru saja takluk di kandang mereka sendiri, Stadio Olimpico dan tersingkir dari Coppa Italia.
Setelah laga itu, Presiden Roma, James Palotta turun tangan. Dia langsung menyatakan permintaan maafnya pada suporter Giallorossi. "Atas nama AS Roma dan saya pribadi, saya ingin meminta maaf kepada fans untuk pertandingan hari ini," tulis Palotta lewat akun Twitter klub.
Baca Juga
- Campbell kepada Arsenal: Sekarang atau Tidak Sama Sekali!
- Chelsea Bidik Manajer Gagal Tottenham
- Henry Pilih Bergkamp ketimbang Messi-Zidane
Palotta memang punya alasan untuk segera meminta maaf. Pasalnya, kekalahan itu menambah derita pasukan Rudi Garcia. Francesco Totti dan kawan-kawan telah menelan tujuh laga, di semua ajang, tanpa mengemas satu kemenangan pun!
Advertisement
Bukan catatan bagus untuk tim yang di awal musim diramalkan jadi kandidat juara.
Derita AS Roma dimulai ketika mereka ditahan imbang 2-2 oleh Bologna Minggu (22/11/2015). Lalu, Serigala Ibukota dihajar tanpa ampun 1-6 di Nou Camp, oleh Barcelona di Liga Champions, Rabu (25/11/2015).
Entah terpengaruh secara mental atau tidak, yang jelas setelah kekalahan telak itu membuat Roma lupa caranya meraih kemenangan. Berturut-turut, Serigala Ibukota takluk 0-2 dari Atalanta, imbang tiga kali berturut-turut dari 1-2 dari Torino, 0-0 dari BATE, dan 0-0 atas Napoli sebelum ditaklukkan Spezia lewat adu penalti, Rabu (16/12/2015) kemarin.
Tak ada lagi kegarangan, permainan menyerang cepat nan efektif seperti yang kerap mereka peragakan. Di lini tengah, tak ada lagi sihir Miralem Pjanic dan kegarangan Daniele De Rossi, yang biasanya begitu kuat sebagai jangkar. Sementara di lini depan, Edin Dzeko jelas sekali kehilangan ketajamannya.
Serangkaian hasil buruk itu jelas menyulut amarah suporter. Beberapa hari setelah Roma takluk dari Atalanta saja, suporter Roma mengirimkan 50 kilogram wortel plus spanduk bertuliskan Buon Apetito Conigli yang berarti' Nikmati makanmu kelinci' ke markas latihan Roma di Trigoria.
Rudi Garcia Jadi Kambing Hitam
Paling tidak enak jadi manajer klub sepak bola adalah saat klub sedang terpuruk. Ya, Anda akan selalu jadi kambing hitam atas hasil buruk itu. Dan hal itulah yang sedang dialami Rudi Garcia.
Manajer asal Prancis ini dihadapkan pada isu pemecatan dan pengunduran diri. Tapi Rudi Garcia menegaskan dia akan bertahan jadi pawang Serigala Ibukota. "Saya tidak akan mundur. Saya akan tetap di sini dan berjuang hingga titik darah penghabisan," kata monsieur Garcia.
Dikutip dari situs transfermarkt, Garcia memang masih terikat kontrak dengan AS Roma hingga Juni 2018. Tapi, mantan entraineur Lille itu bisa saja angkat koper lebih dulu jika gagal mengangkat performa AS Roma.
Maka, jika Garcia ingin bertahan lebih lama, tak ada cara lain baginya selain mengubah Roma kembali jadi serigala yang ditakuti. Jika tidak, bukan tidak mungkin suporter akan mengirim lagi lebih banyak wortel ke Trigoria karena menganggap timnya hanya seekor kelinci. Bukan serigala.