Kolom: Melebih-lebihkan yang Tidak Lebih

Faktanya, Barcelona dan Real Madrid sepertinya lebih tertarik bersiap menjalani laga lebih penting tiga hari kemudian.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Apr 2016, 08:10 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2016, 08:10 WIB
 Angryanto Rachdyatmaka
Kolom Bola Angryanto Rachdyatmaka (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - [Sedikit kita yang rela menjadi biasa. Kita terbiasa menjadi istimewa. Kadang, sengaja atau tidak, mencari hal pun alasan yang bisa diistimewakan. El Clasico pekan ini contohnya.]

Bagi yang sudah berkeluarga dan dianugerahi momongan mungkin pernah merasakan bagaimana bangganya kita pada sang buah hati. Saya, misalnya, tanpa sadar selalu otomatis punya bahan cerita soal Pho yang lucu, yang menggemaskan, yang pintar, yang segala-galanya…

“Eh tahu nggak?” tanya saya retoris dalam obrolan. “Pho sudah bisa buang sampah sendiri. Nggak perlu disuruh, dia bisa membedakan barang yang harus dibuang ke tempat sampah.Pinter banget tuh anak!”

Baca Juga

  • Barcelona Vs Real Madrid, Bukan Cuma Perkara Balas Dendam
  • Zidane: Trio BBC Harus Kalahkan MSN
  • Legenda Madrid: Barcelona Punya Tiga Ronaldo

Lain waktu saya berceloteh tentang kebisaannya menyikat gigi, minum obat tanpa dipaksa, atau mampu cepat membedakan benda-benda di sekitarnya. Semuanya serba istimewa dan membuat bangga. Padahal boleh jadi semua itu biasa saja dan normal dalam fase tumbuh-kembang bayi 17 bulan.

Diakui atau tidak, ada hal-hal yang tak pernah bisa menjadi biasa. Selalu istimewa dan diistimewakan.

El Clasico, big match antara dua kutub sekaligus rival abadi, Barcelona vs Real Madrid, tidak pernah bisa menjadi pertandingan biasa. Apalagi di era 2005-2010 yang diwarnai peristiwa Ronaldinho diberi applaus meriah Madridista usai mencetak 2 gol di Bernabeu, hattrick sensasional Messi yang baru berumur 19 tahun, dan kemenangan sensasional Pep Guardiola 5-0 atas Los Galacticos!

Puncaknya saat duel kelas berat ini menghadirkan perseteruan tingkat tinggi antara Pep Guardiola vs Jose Mourinho. Insiden demi insiden makin melambungkan El Clasico. Menyuguhkan tontonan bermutu Messi vs CR7, Valdes vs Casillas, pun Busquet vs Ramos. Kedua tim pun sering berduel langsung untuk berebut tahta Liga Spanyol, Copa del Rey maupun trofi Liga Champions.

Sepakbola sepertinya tak rela mendegradasi level pertemuan Barcelona dan Real Madrid. Ketika akhir pekan ini keduanya bertemu lagi dalam situasi yang sangat biasa-biasa saja, semua pihak seperti berusaha mencari celah untuk menghadirkan sesuatu yang istimewa.

Tetap Spesial

Ini bukan lagi partai yang menentukan. Barcelona sudah unggul 10 poin atas El Real. Jika menang, selisih masih 7 poin. Berharap Barcelona terpeleset 3 kali dari 7 partai sisa jelas agak mustahil. Duel CR7 vs Messi juga tak sesengit musim-musim sebelumnya. Adu jenius trio MSN (Messi, Suarez, Neymar) vs trio BBC (Benzema, Bale, Cristiano) entah mengapa tak terlalu meledak pun menggelegar.

Toh, tetap saja ada yang berusaha diangkat sebagai hal yang spesial. Di kubu tuan rumah, kekalahan dari Real Madrid hanya akan menambah kelam suasana duka ditinggal legenda yang sarat jasa, Johan Cruyff. Di kubu Madrid, kemenangan akan menjadi sangat penting bagi moral tim dan terutama bagi Zinedine Zidane sebagai modal merintis karir cemerlang sebagai manajer hebat masa depan klub.
Laga El Clasico antara Barcelona vs Real Madrid akan jadi primadona matchday La Liga, akhir pekan ini. (Reuters/Paul Hannah)
Kita harus siap kecewa. Faktanya, Barcelona dan Real Madrid sepertinya lebih tertarik bersiap menjalani laga lebih penting tiga hari kemudian: perempatfinal Liga Champions! Barcelona mendapat undian berat melawan Atletico Madrid, sementara Madrid relatif lebih ringan diundi bertemu Wolfsburg.

Kemenangan di perempatfinal Liga Champions jelas lebih berharga ketimbang sekadar menjaga pride dalam sebuah partai yang tak akan menentukan apa-apa dalam perburuan gelar liga.

Saya masih kerap bertanya-tanya apakah sungguh perkembangan Pho, anak kesayangan kami, lebih cepat daripada anak-anak sebayanya atau hanya keGRan kami semata layaknya orangtua yang selalu menginginkan anaknya menjadi yang terbaik, terlucu, terpintar dan ter ter lainnya.

Tak apalah… tak ada salahnya berusaha menempatkan sesuatu di tempat istimewa, meski mungkin sesungguhnya tidak seistimewa yang kita inginkan… Kadang, cara seperti itu juga sangat dibutuhkan untuk memberi warna dalam hidup kita, sekaligus penyemangat untuk betul-betul menjadi istimewa…

|@angrydebritto|teras depan|April Mop 2016|

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya