Adam Peaty, Perenang Ganteng yang Takut Air

Peaty juga sukses memecahkan rekor dunia dan Olimpiade atas namanya sendiri.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 08 Agu 2016, 12:50 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 12:50 WIB
Adam Peaty
Perenang Adam Peaty meraih medal emas Olimpiade 2016 di nomor 100 meter gaya dada. (Martin BUREAU / AFP)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Adam Peaty tampil mengejutkan di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Pemuda berusia 21 tahun itu sukses menyumbangkan emas perdana Inggris Raya di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dari cabang renang gaya dada 100 m.

Setelah menunggu beberapa hari, Inggris Raya akhirnya meraih medali emas perdananya di Olimpiade 2016. Sukses itu disumbangkan Peaty saat beraksi pada Minggu (7/8/2016) waktu setempat.

Ia memenangi persaingan dengan Cameron van der Burgh asal Afrika Selatan yang juga juara bertahan dan Cody Miller asal Amerika Serikat pada final di Olympic Aquatic Stadium. Bahkan, Adam Peaty juga mengukir rekor dunia dan Olimpiade setelah mencatatkan waktu 57,55 detik.

Catatan waktu itu 1,5 detik lebih cepat dari Koseki. Lucunya, ia memecahkan rekor atas namanya sendiri yang diukir pada kualifikasi. Peaty pun menjadi orang Inggris keempat yang memenangi gelar dari cabang renang Olimpiade dalam 40 tahun terakhir.
Perenang Adam Peaty meraih medal emas Olimpiade 2016 di nomor 100 meter gaya dada. (GABRIEL BOUYS / AFP)
Kisah unik pun tersirat di balik sukses Peaty. Ternyata, Peaty termasuk pria yang dulu takut dengan air saat masih kecil. Pada usia empat tahun, ia selalu ketakutan masuk kamar mandi.

Orangtua Ikut Bangga



Bahkan, saat ini Peaty juga baru mau bermain ombak di tepi pantai jika ia mengenakan baju renang selutut dan sepatu. Itu karena ia membenci rumput laut dan khawatir ada hiu yang akan menyerangnya.

Kini, tak akan ada orang yang menertawakan kisah Peaty setelah ia sukses menyabet emas Olimpiade 2016. Total, anak didik pelatih Mel Marshall itu menambah koleksi gelarnya setelah unjuk gigi di Kejuaraan Dunia 2014, 2015, Kejuaraan Eropa 2016, dan Commonwealth 2014.

Bagi kedua orangtua Peaty, jelas ini adalah momen terbaik dalam kehidupannya. Caroline, ibu Peaty, adalah pekerja di bidang pembibitan tanaman. Mark, ayahnya, adalah seorang penjaga supermarket lokal di Uttoxeter.

Keduanya sama sekali belum pernah naik pesawat atau melakukan perjalanan lebih jauh dari Prancis. Jadi, ini menjadi momen pertama mereka melakukan perjalanan jauh saat menemani Peaty untuk beraksi di Rio de Janeiro, Brasil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya