Sulitnya Menerapkan Tiki-taka di Man City

City tak berdaya ketika menghadapi Barcelona di ajang Liga Champions.

oleh Thomas diperbarui 20 Okt 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 12:10 WIB
Josep Guardiola
Josep Guardiola (AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Jakarta- Josep Guardiola selama ini identik dengan gaya bermain tiki-taka. Para pemain tim asuhan Guardiola harus rajin bergerak dan memainkan umpan-umpan pendek. Guardiola sukses besar dengan permainan tiki-taka saat melatih Barcelona.

Total 14 gelar juara dipersembahkan pria plontos itu untuk Barcelona selama empat tahun melatih di Nou Camp. Pep -- sapaan akrab Guardiola -- berhasil membawa Barca dua kali jadi raja Eropa dalam kurun empat tahun.

Guardiola juga cukup berhasil mengimplementasikan permainan tiki-taka ketika melatih Bayern Muenchen. Tiga musim berturut-turut Bayern berkuasa di arena Bundesliga Jerman.

Setelah berhasil di Barcelona dan Bayern, Guardiola menerima tantangan baru untuk menaklukkan Inggris. Mulai musim 2016/2017, pria Spanyol itu menangani Manchester City.

Guardiola pun ingin kembali memainkan tiki-taka di City. Untuk mendukung keberhasilan tiki-taka, Pep merekrut beberapa pemain yang dinilai cocok dengan skema permainan yang akan diterapkannya itu. Mulai dari John Stones, Claudio Bravo, Ilkay Gundogan, Nolito hingga Leroy Sane didatangkan Guardiola.
Guardiola saat masih melatih Barcelona (Reuters)
Sayangnya penerapan tiki-taka di City tak berjalan terlalu lancar. Para penggawa City masih sulit menerapkannya. Meski mampu memetik enam kemenangan beruntun di awal musim Liga Inggris, kelemahan City mulai terlihat di bulan Oktober ini.

City dalam empat laga terakhir di berbagai ajang tidak pernah menang. Kegagalan penggawa City menerapkan tiki-taka terlihat saat mereka dijamu Barcelona di matchday ketiga Liga Champions, Kamis (20/10/2016).

The Citizens dibantai empat gol tanpa balas oleh mantan klub Guardiola itu. Mayoritas gol-gol Barcelona lahir dari kesalahan pemain City sendiri dalam melakukan passing-passing cepat.

Blunder dari Kevin de Bruyne menjadi awal terciptanya gol kedua. Sedangkan kesalahan Gundogan membuat Barcelona bisa melesakkan gol ketiganya.

Tak hanya itu, kiper City Claudio Bravo diganjar kartu merah langsung di menit 53 juga akibat mencoba menerapkan tiki-taka. Bravo keluar dari sarangnya. Bukannya menghalau bola, pria Chile itu malah berusaha mengumpankan kepada rekannya.

Celakanya bola yang diumpankan Bravo jatuh ke Luis Suarez. Pemain Uruguay itu langsung menendang bola. Bravo menepis bola. Karena dilakukan di luar kotak penalti, Bravo pun harus menerima kartu merah.
Bravo diganjar kartu merah (Reuters)
Guardiola menyadari City masih butuh banyak belajar untuk memahami karakteristik tiki-taka kesayangannya. Terlebih City tidak memiliki pemain sehebat Messi dan Andres Iniesta yang memudahkan Pep menerapkan tiki-taka.

"Kami menguasai bola dan punya kesempatan. Tapi kami tidak mengambil kesempatan itu dan Anda harus mengambilnya jika Anda ingin menang di pertandingan," kata Guardiola usai pertandingan seperti dilansir Sports Mole.

Guardiola juga tidak kapok memainkan tiki-taka yang termasuk membangun serangan mulai dari penjaga gawang. "Saya berbicara dengan Claudio: dia kecewa tapi itu bagian dari pertandingan. Sepakbola merupakan permainan kesalahan. Dia tahu apa yang dia lakukan tapi hingga akhir karier saya sebagai pelatih, saya akan mencoba membangun serangan mulai dari kiper kami," ujar Guardiola.

Kegagalan menang dalam empat laga terakhir ini menunjukkan City masih butuh waktu dan tambahan beberapa pemain baru lagi untuk menyempurnakan tiki-taka kesukaan Guardiola.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya