Liputan6.com, Denpasar - Xabier Aranburu bersama empat rekannya tampil menghibur pada Kejuaraan Dunia dan Festival Pencak Silat yang berlangsung di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, Rabu (7/12/2016). Tampil di acara festival, para pesilat asal Spanyol tersebut menyuguhkan pertunjukan yang berbeda dari peserta-peserta lainnya.
Diiringi musik tradisional Minang, mereka tak hanya memperagakan gerakan-gerakan pencak silat yang indah. Tarian Xabier Cs bercerita tentang perjalanan mereka hingga akhirnya mencintai pencak silat.
Baca Juga
Berbeda dengan pertunjukan peserta lain, di tengah-tengah atraksi dua rekan Xabier lalu membentangkan kain putih. Sejurus kemudian, lampu hall dipadamkan. Satu-satunya penerangan yang menyala lalu dirahkan ke kain putih tersebut.
Xabi dan temannya lalu berpencak di depan layar. Bayangan mereka pun ikut menari-nari di atas kain putih mirip pertunjukan wayang orang.
"Konsepnya memang seperti itu. Kami ingin menojolkan pertunjukan wayang orang dalam atraksi ini. Kami mempersiapkan ini 3 bulan" kata Xabier yang jadi juru bicara timnya.
Xabier dan kawan-kawan berasal dari daerah Bilbao, Spanyol. Atraksi yang mereka tunjukkan berkisah tentang perjalanan mereka menjadi pesilat.
"Ini sejarah silat di Spanyol. Kami memulainya 4 tahun lalu. Saya start dari karate, lalu kami melihat pencak silat dan kami temukan ada kesamaan dengan kultur kami. Walaupun kami di Spanyol dan tinggal di utara, dengan bahasa, tarian yang berbeda, tapi kami merasa dekat dengan kultur pencak silat," bebernya.
Xabier sangat antusias bercerita mengenai sejarah pencak silat di Spanyol. Dia sendiri telah mengenal pencak silat sejak tahunn 1988. Namun yang unik, postur dan wajah Xabier justru akan mengingatkan orang-orang kepada bintang Barcelona dan timnas Argentina, Lionel Messi. Dengan nada bercanda, Xabier mengaku dia memang masih punya kekerabatan dengan La Pulga.
"Orang-orang mengatakan saya mirip Lionel Messi. Dia memang adik saya," kata Xabier dengan nada bercanda.
Dibanding Messi, Xabier memang lebih tua 17 tahun. Namun peran di timnya tak jauh berbeda dari Messi. Xabi juga bintangnya. Pesilat beraliran Harimau Minang Kabau itu menjadi aktor utama dalam pertunjukan tadi.
Dia sangat antusias menceritakan persiapan yang mereka jalani dan juga perjalanan sejarah pencak silat di Spanyol. Menurutnya, perkembangan silat di negaranya cukup pesat.
Perkembangan Silat di Spanyol
Pada tahun 1984 kami hanya punya satu pesilat. Kami hanya punya satu pesilat yang tampil di kejuaraan dunia yang berlangsung di Jakarta dan dia menang di kelas G. Setelah itu banyak orang yang berlatih silat," katanya.
Pada tahun 1984 kami hanya punya satu pesilat. Kami hanya punya satu pesilat yang tampil di kejuaraan dunia yang berlangsung di Jakarta dan dia menang di kelas G. Setelah itu banyak orang yang berlatih silat," katanya.
Pada kejuaraan pencak silat yang berlangsung di Viena, Austria, tim Spanyol semakin banyak. Para pesilat Matador kemudian memenangkan banyak nomor. Tim Spanyol juga tampil di Kuala Lumpur, Malaysia. Setelah itu pencak silat di Spanyol terus berkembang hingga kini.
"Saat ini di daerah kami ada 200 hingga 300 orang pesilat. Spanyol juga punya Federasi Pencak Silat Spanyol," kata Xabier bangga.
Tempat-tempat latihan silat juga terus menjamur. Bahkan Xabier ikut mengajar pencak silat di Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Madrid.
Saat tampil di Kejuaraan Dunia, Xabier ditemani empat rekannya, Alfonso Sagarna (52), Saul Mayo (28), Zoubair Ait lhaj (28), dan Xabier Pombo (25).
Mereka berasal dari profesi yang berbeda. Ada guru, IT, hingga koki. Namun seluruhnya mengaku telah jatuh cinta kepada pencak silat. Sagarna bahkan sudah dua kali berkunjung ke Sumatera Barat.
Perjuangan Xabier dan kawan-kawan akhirnya terbayar. Sebab mereka terpilih sebagai sebagai tim dengan penampilan terunik pada festival yang berakhir, Rabu (7/12/2016).