Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pertandingan luar biasa di lapangan sepak bola tercipta sepanjang 2016. Ada beberapa permainan fantastis yang ditunjukkan tim yang tidak memiliki pemain bintang. Mereka bermain dengan kinerja yang luar biasa.
Baca Juga
Advertisement
Laga Brasil kontra Argentina dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol di Estadio Governador Magalhaes Printo, 11 November lalu, menjadi salah satu yang jadi sorotan dunia. Brasil yang dihuni banyak pemain mudah tampil luar biasa dalam laga tersebut.
Selain itu, ada laga Atletico Madrid melawan Bayern Muenchen di babak 16 besar Liga Champions. Leicester City yang tidak memiliki pemain bintang tampil memukau di Liga Inggris musim 2015-16.
Berikut 5 tim dengan penampilan terbaik di 2016:
5. Brasil vs Argentina
Laga big match terjadi dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol pada 11 November 2016. Brasil menjamu Argentina di Estadio Governador Magalhaes Printo.
Brasil tengah dalam performa bagus setelah Tite ditunjuk menggantikan Carlos Dunga sebagai pelatih. Sementara Argentina membutuhkan kemenangan. Pasalnya, tim Tango hanya meraup lima angka dari empat pertandingan.
Pelatih Argentina Edgardo Bauza kembali memainkan Lionel Messi yang sempat menyatakan pensiun setelah Copa America Centenario. Tapi, di lapangan La Albiceleste diajarkan cara bermain bola oleh Brasil.
Brasil membuka keunggulan di menit 24 melalui gol menakjubkan Philippe Coutinho. Ia menerima umpan dari Neymar dan berlari melewati bek Argentina selum melepaskan tembakan melengkung kaki kanan ke sudut atas gawang yang tidak dapat dibendung kiper Sergio Romero.
Neymar membawa Brasil unggul 2-0 di menit 45+1 usai memanfaatkan umpan terobosan Gabriel Jesus. Paulinho membawa Brasil menang 3-0 lewat golnya di menit 58.
Kemenangan 3-0 atas Argentina seolah menebus kegagalan Brasil di Piala Dunia 2014. Saat itu, Brasil dipermalukan Jerman dengan skor 7-1 di semifina.
Advertisement
4. Islandia Vs Inggris
Putaran final Piala Eropa 2016 menjadi penampilan pertama Islandia di turnamen empat tahunan itu. Sejarah baru kembali skuat asuhan Lar L. Lagerback dan Heimier Hallgrimsson di babak 16 besar.
Melawan Inggris, Islandia sangat tidak diunggulkan. Tapi, kenyataan di atas lapangan berbeda. Sempat tertinggal gol Wayne Rooney di menit 4 lewat titik putih, Islandia mencetak dua gol balasan melalui Ragnar Sigurdson di menit ke-2 dan Kolbeinn Sigthorsson pada menit 18.
Inggris benar-benar tampil menyedihkan tampil menyedihkan melawan Islandia. Skuat asuhan Roy Hodgson ini dibuat tidak berkutik menghadapi pertahanan Islandia.
3. Atletico Madrid Vs Bayern Muenchen
Atletico Madrid melaju ke semifinal Liga Champions musim 2015-16 usai menyingkirkan Barcelona di perempat final dengan agregat gol 3-2. Di semifinal, Atletico kembali bertemu lawan berat. Kali ini juara Bundesliga Jerman, Bayern Muenchen.
Ini adalah kali ketiga secara beruntun Muenchen lolos ke semifinal di bawah asuhan Pep Guardiola. Di dua edisi sebelumnya, Muenchen disingkirkan Real Madrid dan Barcelona.
Menghadapi Muenchen, Atletico bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama. Di menit ke-11, Saul Niguez membuat gol indah. Menerima bola dari tengah, Saul meliuk-liuk melewati tiga pemain Muenchen sebelum berhadapan dengan Jerome Boateng. Meski demikian, ia mampu melepaskan tendangan kaki kiri untuk menjebol gawang Manuel Neuer.
Unggul 1-0 membuat Atletico menguasai pertandingan. Wakil Spanyol itu tidak memberikan kesempatan kepada Muenchen untuk mencetak gol tandang. Laga pun berakhir 1-0 untuk Atletico.
Meski di leg kedua kalah 1-2 dari Muenchen, Atletico lebih berhak atas tiket final. Sebab, Atletico unggul dalam mencetak gol di kandang lawan.
Advertisement
2. Leicester City Vs Manchester City
Leicester City mempermalukan Manchester City di depan publiknya sendiri dalam lanjutan Liga Inggris di Etihad Stadium, 6 Februari 2016. Dalam laga tandang itu, Leicester menang dengan skor 3-1.
Leicester unggul cepat saat laga baru berjalan tiga menit. Sontekan Robert Huth menyambut tendangan bebas Riyad Mahrez tak bisa diantisipasi kiper Joe Hart.
Mahrez menambah keunggulan Leicester di menit ke-48. Menerima umpan Ngolo Kante, ia mengecoh dua pemain City untuk kemudian melepaskan tendangan keras kaki kanan. Sundulan Huth di menit ke-60 menyambut sepak pojok Christian Fuchs membuat Leicester memimpin 3-0.
City hanya bisa membalas melalui gol Sergio Aguero di menit ke-87. Laga pun berakhir dengan skor 3-1 untuk Leicester City.
Pada laga itu, Leicester benar-benar bermain luar biasa. Mereka benar-benar mendominasi laga dan bertahan dengan sangat teroganisir. Kante dan Danny Drinkwater tampil solid di lini tengah. Sementara pergerakan cepat Mahrez, Jamie Vardy, dan Shinji Okazaki benar-benar menciptakan masalah bagi lini belakang City.
Leicester pun membuat sejarah dengan menjuarai Liga Inggris musim 2015-16.
1. Italia Vs Spanyol
Italia menghadapi Spanyol pada babak 16 besar besar di Stade France, 27 Juni 2016. Melawan dua kali juara bertahan, Italia tentu saja tidak diunggulkan.
Kedua tim bertemu setelah sama-sama menelan kekalahan pada laga terakhir penyisihan grup. Italia takluk 0-1 dari Republik Irlandia, sementara Spanyol menyerah 1-2 dari Kroasia.
Namun, Italia tampil berbeda di babak 16 besar. Skuat asuhan Antonio Conte itu benar-benar merusak irama permainan tim Matador. Kiper Spanyol David de Gea benar-benar harus bekerja keras untuk memantahkan semua peluang Italia.
De Gea akhirnya tidak mampu menahan gempuran Italia setelah Giorgio Chiellini menjebol gawangnya di menit ke-33 setelah memanfaatkan bola muntah tendangan bebas. Unggul 1-0 membuat Italia mengendalikan permainan.
Graziano Pelle membuat Italia menang 2-0 melalui golnya di menit ke-90+1. Italia benar-benar tampil brilian di laga ini. Taktik Antonio Conte mampu mematahkan skema permainan Vicente del Bosque.
Â
Advertisement