Liga 2: Bawa Senjata Tajam, Suporter PSIM Tersangka Bentrok

Insiden terjadi setelah Persis Solo menghadapi Persiba Bantul, Minggu (7/5/2017).

oleh Liputan6 diperbarui 09 Mei 2017, 05:10 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 05:10 WIB
Polisi mengamankan keadaan menyusul bentrok suporter PSIM dan Persis Solo, Minggu (7/5/2017).
Polisi mengamankan keadaan menyusul bentrok suporter PSIM dan Persis Solo, Minggu (7/5/2017). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Polres Bantul menetapkan dua anggota kelompok suporter PSIM, Brajamusti, sebagai tersangka bentrok yang terjadi di ring road Banguntapan, Bantul, Minggu (7/5/2017). Mereka kedapatan membawa senjata tajam.

"Polisi menerima empat laporan, lalu menangkap empat orang," ujar AKBP Imam Kabut Sariadi, Kapolres Bantul, Senin (8/5/2017).

Ia memaparkan, selain dua orang membawa senjata tajam, seorang membawa ketapel, dan satu orang lainnya ditangkap Polsek Imogiri karena diduga sebagai provokator pelemparan batu ke rombongan suporter Persis Solo, Paosepati.

Meski demikian, orang yang membawa ketapel masih berstatus sebagai saksi, mengingat ketapel bukan kategori senjata tajam. Terkait penyebab bentrok, Imam belum dapat memastikan karena polisi masih mendalami kasus tersebut.

Kapolsek Imogiri AKP Riyanto membenarkan masih memeriksa satu orang yang diduga sebagai provokator. Ia juga menegaskan pelaku bukan warga sekitar lokasi kejadian tapi dari desa lain.

"Statusnya masih saksi dan dia sudah mengaku sebagai anggota Brajamusti suporter PSIM," tuturnya.

Presiden DPP Brajamusti, Rahmat Kurniawan, tidak menampik keterlibatan pada bentrok yang terjadi di jalan sesuai laga tandang Persis Solo di Stadion Sultan Agung Bantul. Namun, Mamek, sapaan akrabnya, tidak menjelaskan penyebab bentrok tersebut. "Pelakunya memang suporter Brajamusti," katanya.

Ketua Karang Taruna Jaya Kusuma Desa Singosaren, Hanggar Cahyo Nugroho, mengatakan, bentrok antarsuporter yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya tidak penduduk sekitar. Warga justru menjadi korban dari aksi onar tersebut.

Ia mencontohkan massa yang masuk warung bakso yang dimiliki orang tua salah satu Karang Taruna Jaya Kusuma, Firdaus Wulandari, dan mengambil kayu bakar, mangkok, serta barang dagangannya untuk dijadikan senjata. "Kami dari Karang Taruna melakukan klarifikasi pemberitaan yang menyangkut nama baik Desa Singosaren," ucapnya. (Switzy Sabandar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya