Liputan6.com, Jakarta - Terus mendapat panggilan timnas Indonesia U-22 membuat Gian Zola, gelandang Persib Bandung, harus beradaptasi dengan dua pelatih dengan gaya melatih serta karakter yang berbeda. Mereka adalah Djadjang Nurdjaman atau Djanur dan Luis Milla.
Seperti Febri Hariyadi, Gian Zola sudah menjadi sosok yang tak tergantikan dalam setiap edisi pemusatan latihan (TC) timnas Indonesia U-22. Hasilnya, ia hampir tak memiliki waktu senggang untuk beristirahat. Usai melakoni tugas bersama klub, ia langsung bergabung dengan TC timnas.
Baca Juga
Meski dilatih dua pelatih berbeda, hal tersebut tak dijadikan Gian Zola sebagai hambatan. Justru ia senang karena mendapatkan ilmu dari dua pelatih berbeda. Saat ditanya mengenai Djadjang dan Luis Milla, Gian Zola pun menyebut tak ada perbedaan yang signifikan.
"Karakternya hanya berbeda sedikit saja. Dari latihan hampir sama, main bola-bola pendek. Ya saya bersyukur bisa dapat ilmu berbeda dari coach Djadjang dan Luis. Keduanya saling mengisi. Alhamdulillah bisa mengikuti semua instruksi pelatih," ujar Gian Zola.
Selama mendampingi timnas Indonesia U-22 dalam TC, Luis Milla terlihat begitu vokal saat memberikan instruksi. Ia lebih banyak berteriak kepada para pemain agar memperagakan skema dan pola permainan yang diinginkan.
Advertisement
Disiplin dan Tegas
Sedangkan Djanur terlibat lebih tenang dalam mendampingi Persib. Jarang sekali ia memperlihatkan ekpresi emosional saat memberikan instruksi kepada para pemain. Soal itu, Gian Zola menegaskan bahwa Djanur dan Luis Milla sama-sama tegas.
"Kalau galak saya pikir tidak, mungkin tegas. Mereka sama-sama tegas, itu untuk kami juga sebagai pemain. Kalau coach Luis kan disiplin, tapi itu buat diri kita sendiri, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kalau coach Luis kan karakternya memang seperti itu (sering teriak saat latihan). Gak ada masalah bagi saya," papar Gian Zola.
Tak hanya Gian Zola, Septian David Maulana juga menyebut Luis Milla sebagai sosok yang tegas. Pemain Mitra Kukar ini menyatakan bahwa Luis Milla disiplin dalam berbagai hal.
"Tak hanya di dalam, tapi juga di luar lapangan. Tingkat disiplin Luis Milla berbeda dari pelatih di Indonesia. Mulai dari makan, tidak boleh keluar malam."
Advertisement