MU Susul 4 Kolektor Trofi Kompetisi Eropa

MU juara Liga Europa usai memenangkan Piala/Liga Champions (1968, 1999, 2008) dan Piala Winners (1991).

oleh Harley Ikhsan diperbarui 25 Mei 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2017, 10:00 WIB
Manchester United (MU) rayakan keberhasilan menjuarai Liga Europa 2016/2017.
Manchester United (MU) rayakan keberhasilan menjuarai Liga Europa 2016/2017. (AP Photo/Michael Sohn)

Liputan6.com, Stockholm - Manchester United (MU) resmi melengkapi koleksi trofi kompetisi Eropa. Setelah menjuarai Piala/Liga Champions, The Red Devils memenangkan Liga Europa yang dulu bernama Piala UEFA.

MU menguasai ajang itu seusai menumbangkan Ajax Amsterdam 2-0 di Friends Arena, Stockholm, Swedia, Kamis (25/5/2017) dinihari WIB.

PaulPogba dan HenrikhMkhitaryan jadi pahlawan pasukan Jose Mourinho lewat gol yang mereka ciptakan di masing-masing babak.

Sebelum berjaya musim ini, capaian terbaik MU di ajang tersebut adalah menembus 8 besar musim 1984/1985. Ketika itu MU disingkirkan tim Hungaria, Videoton. Raja Inggris 20 kali tersebut menyerah adu penalti 4-5 dalam agregat 1-1.

The Red Devils sebelumnya sudah memenangkan Piala/Liga Champions (1968, 1999, 2008) dan Piala Winners (1991).

Siapa saja empat tim yang mendahului MU dalam mengoleksi trofi turnamen Eropa? Inilah daftarnya.

Juventus

Menyingkirkan AS Monaco, Juventus berpeluang menambah koleksi trofi Eropa setelah masuk final Liga Champions musim ini. (AP Photo/Luca Bruno)

Tim pertama yang memenangkan tiga kompetisi. La Vecchia Signora melakukannya tahun 1985 dengan menjuarai Piala Champions, setelah menjuarai Piala UEFA 1977 dan Piala Winners 1984.

Setelah kesuksesan itu, Juventus menambah koleksi gelar Liga Champions 1996, plus Piala UEFA 1990 dan 1993.

Trofi Juventus sebenarnya bisa lebih banyak. Sayang mereka terjungkal di rintangan terakhir. Klub berbasis Turin tersebut kalah di final Piala/Liga Champions 1973, 1983, 1997, 1998, 2003, 2015, serta Piala UEFA 1995.

Ajax Amsterdam

Berkesempatan mencegah MU masuk klub ekslusif ini. Sayang mereka gagal melakukannya.

Mengandalkan total football arahan Rinus Michels dengan Johan Cruyff di lapangan, Ajax mengguncang sepak bola Eropa pada awal 1970-an. Mereka sukses memenangkan Piala Champions tiga kali secara beruntun (1971, 1972, 1973).

Johan Cruyff bersama Ajax Amsterdam bersama trofi Piala Champions 1972. (AFP)

Berganti dekade, Cruyff yang kini duduk di kursi pelatih membantu Ajax memenangkan Piala Winners 1997.

Setelah itu, Ajax kembali harus menunggu generasi baru asuhan Louis van Gaal untuk sukses di Benua Biru. Mereka memenangkan Piala UEFA 1992 plus Liga Champions 1995.

Bayern Muenchen

Menggantikan Ajax sebagai kekuatan dominan Eropa. Muenchen merajai Piala Champions periode 1974 hingga 1976. Raksasa Bavaria itu kemudian menambah gelar melalui kemenangan tahun 2001 dan 2013.

Ditambah capaian menjuarai Piala Winners 1967, Muenchen sebenarnya bisa lebih cepat dari Juventus untuk melengkapi koleksi trofi Eropa.

Bayern Muenchen menjuarai Liga Champions 2013.  (AFP/Glyn Kirk)

Mereka sempat mengikuti Piala UEFA 1978, 1980, 1984. Namun, capaian terbaik Muenchen adalah mencapai semifinal 1980.

FC Hollywood juga ambil bagian di Piala UEFA 1989, 1992, 1994. Kembali mereka gagal berjaya. Muenchen akhirnya menuntaskan penantian dengan menjuarai Piala UEFA 1996.

Chelsea

Jumlah trofi Chelsea tidak sebanyak tiga nama sebelumnya. Namun, itu tidak menjadi masalah karena mereka sukses melengkapi koleksi.

Diawali kesuksesan Piala Winners 1971 dan 1998, The Blues menjelma menjadi kekuatan baru mengandalkan suntikan modal Roman Abramovich di awal abad ke-21.

Sempat menunggu lama, mereka akhirnya menjuarai Liga Champions 2012 setelah gagal di final 2008. Semusim berselang, Chelsea menguasai Liga Europa di bawah komando Rafael Benitez.

Michael Essien rayakan kemenangan Chelsea di Liga Champions 2012. (AFP/Patrik Stollarz)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya