Liputan6.com, Jakarta Tujuan Ducati Corse merekrut Jorge Lorenzo adalah agar membuat mereka menjadi pesaing kuat Yamaha dan Honda di MotoGP 2017. Faktanya, kehadiran Lorenzo tak memberikan kontribusi signifikan bagi Ducati.
Hingga paruh musim MotoGP 2017 berakhir, aksi Lorenzo masih tak kunjung memuaskan Ducati. Sudah sembilan balapan dilewati, baru satu podium yang dipersembahkan pembalap berusia 30 tahun itu, yakni pada MotoGP Spanyol 2017.
Baca Juga
Padahal, Lorenzo datang ke Ducati dengan status sebagai pengoleksi tiga gelar juara dunia MotoGP bersama Yamaha. Ducati pun berharap Lorenzo bisa menjadi suksesor Casey Stoner yang meraih kesuksesan bersama mereka.
Sayang, di luar podium ketiga MotoGP Spanyol, ia justru tampil mengecewakan. Pembalap asal Spanyol itu sekali gagal finis, tiga kali di luar 10 besar, dan tiga kali di luar lima besar. Itu yang membuat Lorenzo tertahan di urutan kesembilan klasemen.
"Ada beberapa kesalahan yang dilakukan Ducati. Salah satunya adalah pemilihan Lorenzo. Itu berdampak buruk pada atmosfer di dalam tim," kata Carlos Pernat, pengamat ternama MotoGP, dilansir Speedweek, Selasa (4/7/2017).
Meski baru musim, bisa dipastikan akan sulit bagi Lorenzo menjadi juara dunia MotoGP 2017. Pasalnya, X-Fuera sudah terpaut 64 poin dari pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang telah dinobatkan sebagai juara paruh musim 2017.
Advertisement
Motivasi Dovizioso
Meski begitu, Pernat menilai tetap ada sisi positif dari kehadiran Lorenzo di Ducati pada MotoGP 2017. Menurut Pernat, kedatangan Lorenzo membuat Andrea Dovizioso semakin termotivasi. Buktinya, Dovi kini bersaing ketat dalam perebutan gelar juara musim ini.
Pembalap asal Italia itu duduk di urutan ketiga dengan raihan 123 poin, hanya terpaut enam poin dari Marquez. Itu berkat kesuksesan Dovi meraih tiga podium pada musim ini, dua di antaranya adalah podium juara.
"Kedatangan Lorenzo membuat Dovizioso makin kuat. Sekarang, ia memiliki segala yang dibutuhkan untuk memperjuangkan gelar juara dunia," jelas Pernat.
Advertisement