Meski Perang Dagang Memanas, Indonesia Kantongi Kontrak Ekspor USD 32,2 Juta di Singapura

Di tengah ketidakpastian perdagangan dunia, pada Pameran Food and Hotel Asia (FHA) tahun 2025, Paviliun Indonesia mencatat kontrak ekspor hingga 32,2 juta dolar AS.

oleh Septian Deny Diperbarui 11 Apr 2025, 11:45 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 11:45 WIB
Neraca Perdagangan RI
Ilustrasi ekspor. Di tengah ketidakpastian perdagangan dunia, pada Pameran Food and Hotel Asia (FHA) tahun 2025, Paviliun Indonesia mencatat kontrak ekspor hingga 32,2 juta dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Di tengah ketidakpastian perdagangan dunia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mempromosikan produk-produk lokal. Kabar baiknya, pada Pameran Food and Hotel Asia (FHA) tahun 2025, Paviliun Indonesia mencatat kontrak ekspor hingga 32,2 juta dolar AS.

KBRI Singapura bersama Kemendag mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) dan Bank BRI untuk mengikuti Pameran PHA 2025 di Singapore Expo, Singapura. Kegiatan yang berlangsung, 8-11 April 2025 ini terbukti sukses.

Hal itu tercermin dari jumlah peserta yang ikut dalam Paviliun Indonesia. Tercatat, ada 35 perusahaan produsen dan eksportir skala UMKM yang luar biasa. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang keikutsertaannya di Pameran PHA.

Hasilnya, selama 4 hari, Paviliun Indonesia dikunjungi lebih dari 5.714 orang, dan membukukan 7 kontrak ekspor senilai 32,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 542 miliar untuk produk kakao dan cokelat, madu, produk bumbu organik, maupun aneka produk makanan dan minuman (mamin) lainnya.

Selain 7 kontrak tersebut, terdapat belasan potensi transaksi yang diperkirakan mencapai 11,5 juta dolar AS, atau sekitar Rp 194 miliar untuk produk mie instan, camilan organik, aneka rempah, dan produk mamin lainnya.

Duta Besar Republik Indonesia di Singapura Suryo Pratomo mengatakan, keikutsertaan Indonesia pada Pameran PHA kali ini merupakan yang terbaik. Capaian fantastis ini tak lepas dari kolaborasi sejumlah pihak.

"Partisipasi Indonesia pada Pameran FHA tahun 2025 ini merupakan kolaborasi yang membanggakan antara Pemerintah, perbankan BUMN, Bank Indonesia hingga swasta. Menggarisbawahi pentingnya upaya kolaboratif dalam mempromosikan ekspor produk Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Tommy, saat membuka pameran.

 

Ketidakpastian Perdagangan Dunia

Pameran Food and Hotel Asia (FHA) tahun 2025
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mempromosikan produk-produk lokal. Kabar baiknya, pada Pameran Food and Hotel Asia (FHA) tahun 2025, Paviliun Indonesia mencatat kontrak ekspor hingga 32,2 juta dolar AS.... Selengkapnya

Menurutnya, di tengah ketidakpastian perdagangan dunia, Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan harus terus memperkuat promosi bagi eksportir skala UMKM. Mengingat, pendampingan bagi UMKM harus berjalan secara optimal, mulai dari pembinaan, pembiayaan, hingga promosi ke pasar global.

Di kesempatan yang sama, Atase Perdagangan Republik Indonesia di Singapura Billy Anugrah menyebut bahwa produk mamin masih mendominasi transaksi selama Pameran FHA 2025.

Kata Billy, produk mamin merupakan salah satu tulang punggung utama industri Indonesia. Kontribusinya bukan kaleng-kaleng, selama 5 tahun terakhir produk mamin menjadi penyokong ekspor Indonesia.

 

Tren Ekspor

20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

"Tren ekspor produk mamin Indonesia terus menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 10,55 persen secara tahunan (Year on Year/YoY) di tahun 2024, dan bahkan untuk pasar Singapura, tumbuh 62,3 persen YoY," urainya.

Billy memprediksi, tren positif ini masih bisa meningkat dengan mendorong promosi secara keberlanjutan. Tentunya, melalui penguatan kerja sama dengan perbankan, BUMN, dan sektor lainnya untuk membawa industri mamin Indonesia menembus pasar dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya