5 Alasan Mengapa Real Madrid Menakutkan di Satu Dekade Terakhir

Real Madrid meraup banyak gelar berkat keputusan brilian.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 19:00 WIB
Real Madrid menjelma menjadi klub menakutkan.
Real Madrid menjelma menjadi klub menakutkan. (Ist)

Liputan6.com, Madrid - Real Madrid menjadi klub paling sukses dan menakutkan di Eropa. Bertabur bintang, mereka memecahkan rekor demi rekor dalam satu dekade terakhir.

Teranyar, Real Madrid menjadi klub pertama pada era Liga Champions yang mempertahankan gelar.

Tidak hanya itu, Los Blancos juga menjuarai La Liga pada 2016/2017. Capaian tersebut juga menandakan berakhirnya dominasi Barcelona di liga domestik.

Segala kesuksesan Real Madrid ini tidak lepas dari keputusan-keputusan brilian dalam satu dekade terakhir. Apa saja itu? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

Membeli Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo. (AFP/Dani Pozo)

Ronaldo datang ke Santiago Bernabeu dengan mahar 94 juta euro, rekor transfer saat itu. Meski mahal, dia jelas sudah membayar ekspektasi.

Setelah delapan tahun di Madrid, Ronaldo memecahkan berbagai rekor pribadi. Nyaris semua penghargaan pribadi, maupun tim, diraihnya. Mulai dari Ballon d'Or, Piala Dunia Antar-klub, Liga Champions, Piala Super Eropa, La Liga, Piala Liga, hingga Piala Super Spanyol.

Padahal, pada jendela transfer yang sama, Madrid juga datangkan sejumlah pemain bintang, seperti Ricardo Kaka dan Karim Benzema. Akan tetapi, tak bisa dimungkiri, Ronaldo adalah pembelian paling sukses Real Madrid dalam satu dekade belakangan.

Menunjuk Jose Mourinho

Banyak Madridistas mungkin mengerutkan kening mengingat aura negatif yang ditinggalkan Jose Mourinho selama berada di klub ibu kota. Namun, tidak bisa dimungkiri juga, Mourinho membawa perubahan bagi Los Blancos.

Setelah menggulingkan Barcelona bersama Inter Milan, manajer Portugal itu dianggap sebagai orang tepat untuk mengakhiri dominasi klub Catalunya itu di Spanyol dan Eropa. Presiden Florentino Perez pun mempekerjakannya.

Jose Mourinho. (AFP/Mark Ralston)

Keputusan Perez terbukti tepat. Mourinho memenangkan Copa del Rey pada musim debut dan baru meriah gelar liga di musim kedua. Dia pun menyuntikkan mental juara ke tim.

Memecat Mourinho

Namun, keadaan menjadi buruk setelah Mourinho mulai menggunakan kekuasaannya. Perlakuannya terhadap legenda klub, Iker Casillas, dan tokoh kunci, Sergio Ramos serta Cristiano Ronaldo, membuat situasi tim panas.

Jose Mourinho tinggalkan Real Madrid tahun 2013. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Pada saat ia menyelesaikan musim ketiganya, kebanyakan penggemar ingin melihat dia dipecat dari Madrid. Begitulah tekanan dari para penggemar yang buat Perez terpaksa memecat manajer Manchester United itu.

Dia adalah satu-satunya pelatih dalam sejarah modern Madrid yang menikmati begitu banyak kebebasan dan kepercayaan presiden, meski tidak memenangkan banyak gelar. Namun, karena sebagian besar pemain senior enggan bekerja dengannya, Perez akhirnya memecat Mourinho.

Percaya Zidane

Nama Carlo Ancelotti seharusnya ada dalam daftar ini. Pasalnya, dialah orang yang membawa gelar juara Liga Champions ke-10 bagi Madrid. Setelah menunggu bertahun-tahun, La Decima akhirnya mereka raih pada 2014.

Akan tetapi, di balik Ancelotti, ada nama Zidane. Sosok Prancis itu adalah komponen kunci dalam sesi pelatihan. Dia juga membantu Ancelotti menciptakan rasa harmonis di ruang ganti.

Bersama Zidane, Ancelotti memenangi dua gelar utama. Namun, ketika Zidane digeser untuk melatih tim muda, Ancelotti seperti kehilangan arah. Dia pun akhirnya dipecat pada 2015.

Zinedine Zidane. (Reuters/Sergio Perez)

Setelah eksperimen Rafa Benitez gagal, Perez mempromosikan legenda Prancis itu sebagai pelatih tim pertama. Gelar Liga Champions (2), La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub dipersembahkan pelatih berkepala plontos itu.

Padahal, dia baru bekerja selama 19 bulan di Madrid. Zidane telah menunjukkan yang sebenarnya dibutuhkan Real Madrid adalah pelatih yang memahami para pemain dan menyeimbangkan ego di ruang ganti.

Perubahan Kebijakan Transfer

Sudah sejak lama Los Blancos dikenal sebagai klub yang gemar mengeluarkan uang besar demi seorang pemain. Setelah membeli Ronaldo tahun 2009, Perez sekali lagi memecahkan rekor pada tahun 2013 dengan mendatangkan Gareth Bale.

Setelah itu, Perez malah berubah drastis. Tahun berikutnya, pemain klub yang paling penting, Angel di Maria, dijual untuk mendatangkan seorang James Rodriguez.

Menurut beberapa anggota klub internal, Perez telah menyadari bahwa mengeluarkan uang besar bukan pilihan yang bagus. Mereka mulai berpikir untuk mendatangkan pemain muda yang punya prospek panjang.

Marco Asensio. (AP Photo/Alvaro Barrientos)

Ada pergeseran dalam kebijakan transfer. Sebab, dengan membeli ketika muda, Real Madrid tidak perlu membayar mahal begitu si pemain menjadi bintang. Jesus Vallejo, Marco Asensio, Isco Alarcon, dan Theo Hernandez adalah bukti perubahan transfer ini. (I. Eka Setiawan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya