F1: Kontroversi di Balik Kemenangan Deja Vu Bottas

Bottas memenangi F1 GP Rusia 2017.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 19:40 WIB
Valtteri Bottas
Pembalap Mercedes, Valtteri Bottas, meraih pole position GP Austria pada lanjutan F1 2017 di Sirkuit Red Bull Ring, Sabtu (8/7/2017). (AFP/Andrej Isakovic)

Liputan6.com, Spielberg - Valtteri Bottas menggambarkan kemenangannya di Formula One (F1) Grand Prix Rusia sedikit deja vu. Sebab, sejak awal pilot jet darat tim Mercedes itu merasa yakin jika dirinya dapat memenangi balapan di Sirkuit Red Bull Ring.

"Saya memiliki sedikit deja vu dengan apa yang terjadi di Rusia. Padahal, saya memiliki masalah pada bagian ban belakang sejak putaran lima dan itu membuatnya sulit, tetapi ia senang dengan kinerja mekanik. Terima kasih banyak kepada tim," ungkap Bottas, seperti dikutip dari Planet F1, Senin (10/7/2017).

Keberhasilan ini membuat perburuan gelar juara dunia F1 makin sengit. Bottas terus menempel posisi teratas di puncak klasemen sementara dengan selisih 35 poin dari Sebastian Vettel.

Bottas percaya bahwa dia masih berada dalam perebutan gelar. Tim pun percaya jika ia bisa menjadi pesaing Vettel dan Lewis Hamilton pada F1 musim ini.

"Kami tidak setengah jalan pada tahun ini, jadi saya dan tim percaya bahwa saya bisa memenangi kejuaraan dunia. Saya mencintai setiap saat dan itu akan menjadi baik," tutur Bottas.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Alasan FIA Loloskan Hukuman

Valtteri Bottas
Pembalap Mercedes Valtteri Bottas (tengah) rayakan kemenangan balapan Formula 1 (F1) GP Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (9/7/2017). (AFP/Joe Klamar)

Kemenangan Bottas sempat menuai kritikan pedas dari sejumlah pembalap. Hal ini terjadi lantaran dia dianggap melanggar aturan dengan memacu kecepatan tepat sebelum lampu padam.

Rekaman tayangan ulang itu sudah tersebar luas di media sosial yang menunjukkan bahwa rode depan Bottas bergerak sebelum memulai. Namun, FIA tidak menganggapnya sebagai sebuah kesalahan.

FIA menjelaskan, Bottas telah bereaksi 0,201 detik setelah lampu padam. Namun, mereka tidak menjelaskan secara detail tentang masalah ini, mengingat takut dapat diikuti tim lain.

"Dalam contoh hari ini, Valtteri Bottas tidak melebihi batas (sangat kecil) sebelum dimulai. Sederhananya: dia membuat penghakiman yang sangat akurat dan kebetulan, mengantisipasi saat lampu padam dengan sangat presisi. Setiap gerakan sebelum saat lampu padam berada dalam toleransi yang diizinkan," jelas juru bicara FIA. (David Permana)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya