Menjaga Kedamaian Pilkada 2024, Bukan Hanya soal Amankan Daerah yang Rawan

Marko Simic: Sanksi Komdis PSSI Pukulan Telak untuk Saya

Marko Simic mendapat larangan bermain selama empat pertandingan dan denda sebesar Rp 20 juta.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 03 Jun 2018, 08:40 WIB

Diterbitkan 03 Jun 2018, 08:40 WIB

Pemain Persija, Marko Simic. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bantul - Striker Persija, Marko Simic angkat bicara soal sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Simic mendapat larangan bermain selama empat pertandingan dan denda sebesar Rp 20 juta.

Hukuman ini dijatuhkan Komdis PSSI karena Marko Simic dinyatakan bersalah menyikut pemain Persipura, Ian Louis Kabes kala kedua tim bertemu pada 25 Mei lalu.

Penyerang Persija asal Kroasia itu mengatakan, dia tak memahami sanksi tersebut. Simic mengaku tak berniat untuk mencederai Ian Louis Kabes.

"Itu adalah situasi yang normal. Saya tidak melihat seseorang di belakang saya. Kejadiannya juga cukup cepat. Saya hanya berusaha menyongsong bola," kata Simic dikutip dari laman resmi klub

"Tidak untuk mencederai atau menendang lawan. Jika ada gerakan tangan saya yang disebut menyikut itu tidak benar. Karena saya dalam posisi berlari. Wasit juga ada di dekat saya dan dia juga tidak meniup peluit adanya pelanggaran," lanjut Marko Simic.

Pukulan Telak

Cetak Empat Gol, Begini Gaya Marko Simic

Pemain Persija, Marko Simic. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bagi Simic, sanksi Komdis PSSI menjadi pukulan telak baginya. Sebab, striker berusia 30 tahun itu belum pernah mengantongi kartu merah atau mendapat hukuman sepanjang kariernya sebagai pesepak bola profesional.

"Saya tidak pernah mendapatkan kartu merah sepanjang karir bermain sepakbola. Ini adalah serangan besar kepada pribadi saya, Persija dan juga suporter. Bayangkan, hukuman itu dijatuhkan sehari sebelum pertandingan besar," ujarnya.

Ya, hukuman tersebut dijatuhkan Komdis PSSI sehari sebelum laga melawan Persebaya Surabaya di Stadion Sultan Agung Bantul, Minggu (3/6/2018).

"Hukuman ini adalah keputusan yang benar-benar salah. Apalagi dalam laporan pertandingan juga tidak disebutkan terjadi insiden. Kamu tidak bisa menghukum seseorang malam hari sebelum pertandingan hanya karena video di Instagram dengan gambar yang kualitasnya tidak bagus," ujarnya.