Indonesia Junior Sudden Death League Usung Target Ambisius

Turnamen Indonesia Junior Sudden Death League ingin menciptakan pemain berkualitas sejak muda.

oleh Defri Saefullah diperbarui 22 Okt 2018, 23:10 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 23:10 WIB
Ilustrasi Sepak bola
Ilustrasi sepak bola. (Alaraby.co.uk).

 

Liputan6.com, Jakarta Indonesia Junior Sudden Death League (IJSL) sudah berlangsung di lapangan Simprug Pertamina, Minggu (21/10/2018). Turnamen tanpa hasil seri ini diikuti anak-anak usia 11 tahun (U-11) dan U-13.

Turnamen yang diselenggarakan oleh EDF La Liga dan Saelan Football Academy ini mengusung target ambisius. Target tersebut yakni menciptakan pemain berbakat yang siap membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2024.

"Target kita sangat ambisius, kita harus cari talent di Indonesia, kita ingin dari ini lahir pemain-pemain nasional indonesia yang masuk dalam timnas dan berbicara di event internasional," kata Ketua Yayasan Al Azhar Syifa Budi (Pemilik Saelan Football Academy),Hamid Chalid seperti rilis yang diterima Liputan6.com.

"Artinya bukan cuma besar di kampung sendiri, tetapi dia bisa masuk event internasional, kalau bisa masuk Piala Dunia 2024," ucapnya.

Turnamen IJSL memang serius dalam membangun karakter pemain sepak bola sejak dini. Dalam format permainan saja, 18 tim yang bermain tak boleh main imbang. Setiap pertandingan yang berakhir imbang harus diakhiri dengan adu penalti.

Ini tak lain juga dimaksudkan untuk mengikis salah satu 'penyakit' Timnas Indonesia dimana mental pemain kerap ciut saat mengeksekusi penalti.

 

Berlanjut di 2019

Indonesia Junior Sudden Death League
Indonesia Junior Sudden Death League juga akan digelar di 2019 (istimewa)

IJSL tak hanya berhenti sampai di sini. Menurut manajer EDF La Liga, Taufik Jursal Effendi, turnamen ini juga akan berlangsung kembali pada 2019. IJSL direncakan bakal kembali bergulir pada Maret 2019.

Pesertanya nanti dikhususkan untuk anak-anak kelahiran 2006-2007 atau U-13.

"Selain melatih mental, kami juga ingin agar program ini menjauhkan anak-anak remaja dari penggunakan narkoba. Ini sesuai dengan misi kami yaitu drug prevention basic on soccer," ujar pria yang akrab disapa Taufik Uban ini.

Nantinya, pemain-pemain terbaik dari IJSL akan dikumpulkan dalam satu diklat. Tugas pemilihan pemain terbaik diserahkan kepada salah satu pelatih di EDF La Liga, Javier Munoz.

"Jadi kami akan membangun diklat di PIK (Pantai Indah Kapuk). Jadi para pemain terbaik yang ada di sini akan kami ajak untuk mengikuti diklat tersebut," ujar Taufik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya