Kemenpora: Edy Rahmayadi Tak Salahi Aturan Rangkap Jabatan

Publik meminta Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketum PSSI karena rangkap jabatan.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 29 Nov 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2018, 13:45 WIB
Timnas Indonesia Vs Filipina
Suporter Timnas Indonesia memperlihatkan poster memprotes Ketum PSSI, Edy Rahmayadi, saat melawan Filipina pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Minggu (25/11). Kedua negara bermain imbang 0-0. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Tagar #EdyOut ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia. Itu merupakan desakan suporter Timnas Indonesia kepada Ketua Umum (Ketum) PSSI, Edy Rahmayadi, untuk mundur dari jabatannya.

Publik meminta Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya karena dinilai gagal membawa Timnas Indonesia berprestasi. Tak hanya itu, Edy juga dinilai menyalahi aturan soal rangkap jabatan.

Ya, selain menjadi Ketum PSSI, Edy juga seorang Gubernur Sumatera Utara. Namun, Sekretaris Menpora, Gatot Dewa Broto, mengatakan Edy tidak menyalahi aturan, setidaknya menurut Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional tahun 2005.

"Pak Edy tidak salah, sebetulnya. Perlu saya luruskan, Pak Edy itu tidak melanggar Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional di Pasal 40," kata Gatot saat menjadi narasumber di program acara Mata Najwa, Rabu (28/11/2018).

Dalam Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005 Pasal 40, yang dilarang adalah pejabat publik menjadi pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), baik itu pusat, provinsi atau kabupaten/kota.

"Kalau untuk hal ini, saya bela Pak Edy Rahmayadi," ucap pria yang menggunakan kacamata itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kesalahan Edy

Kongres PSSI, PSSI, Bola.com, Edy Rahmayadi, Kongres Tahunan PSSI
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Namun, bagi Kemenpora, Edy Rahmayadi tetap mempunyai salah. Gatot mempertanyakan posisi Edy Rahmayadi yang jauh dari sekretariat PSSI.

"Tapi, dalam konteks kepatutan, di Jakarta banyak menteri yang merangkap, seperti Pak Wiranto di PBSI, Pak Airlangga di wushu, dan Pak Basuki di dayung."

"Namun alangkah indahnya kalau Pak Edy mengurus PSSI itu ada di Jakarta. Di Sumatera Utara itu kan banyak yang diurus. Nah, PSSI seakan-akan ayam kehilangan induknya. Jadi, perlu interaksi yang baik. Terkadang malah wartawan yang dijadikan alasan kegagalan timnas," ucap Gatot.

 


Solusi Kemenpora

Gatot juga memberikan solusi untuk Edy Rahmayadi dan PSSI. Dia berharap, komunikasi yang baik antara Edy dan anggota PSSI terjamin demi kemajuan sepak bola Indonesia.

"Poinnya, kita berinteraksi dengan baik. Saya kenal baik dengan Pak Edy. Saya pernah kritik PSSI, pada saat menjelang semifinal Piala AFF 2016, ada pengaturan skor. Besoknya, Pak Ade Wellington (mantan Sekjen PSSI) menemui saya atas perintah Pak Edy. Itu menunjukkan kalau dia punya komunikasi yang bagus

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya