Jakarta - Juara Piala Presiden Esports 2019 punya kesempatan untuk ke Pelatnas SEA Games 2019Â yang akan berlangsung pada 30 November-11 Desember 2019. Saat ini, Piala Presiden 2019 Esports akan memasuki babak final.
Sebanyak 16 tim terbaik hasil dari kualifikasi regional dan tertutup akan bertarung di final untuk memperebutkan trofi Piala Presiden Esports 2019. Delapan tim dari kualifikasi regional meliputi ROC Esports Bali, Professional Esports Palembang, Revo Esports Surabaya, Star88 Esports Manado, Nazone Gaming Team Solo, Cupu Team Pontianak, Humble Team Bekasi, dan Starlest Makassar.
Baca Juga
Advertisement
Pertarungan dari kualifikasi tertutup Piala Presiden Esports 2019 menghasilkan Alter Ego, Aerowolf Pro Team, Onic Esports, PSG.RRQ, Louvre, Capcorn, SFI Critical, dan EVOS.
Babak final bakal dilaksanakan selama dua hari, pada 30-31 Maret 2019 di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Sebanyak 16 tim akan bertarung dalam sistem gugur untuk memperebutkan gelar bergengsi.
"Saya bersyukur berhadapan dengan calon-calon atlet SEA Games 2019. Kami berharap untuk cabang olahraga (cabor) Esports, tidak perlu seleski. Tim yang masuk tiga besar Piala Presiden Esports, langsung masuk ke pelatnas," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, di Gedung Kriya Bhakti Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).
Â
Tuan Rumah SEA Games 2019
Filipina, yang akan menjadi tuan rumah SEA Games 2019, akan mempertandingkan cabor Esports pada pada perhelatan multievent tersebut. Nomor console yang disepakati adalah NBA2K 2019 dan Tekken, sedangkan untuk nomor PC adalah Dota 2 dan StarCraft II, serta akhirnya Mobile Legends: Bang Bang dan Arena of Valor di nomor mobile.
Meski begitu, Imam mendengar sayup-sayup mengenai ketidaksanggupan Filipina untuk menjadi tuan rumah SEA Games 2019.
"Namun, sampai sekarang, masih belum ada konfirmasi dari Filipina terkait kesanggupan mereka menjadi tuan rumah SEA Games 2019. Isu yang berkembang akan dilimpahkan ke kita atau Thailand.
Tapi, pemerintah belum bisa memberikan jawaban pasti karena kami tidak mau seperti dulu ketika mendapatkan limpahan Asian Games 2018 dari Vietnam," kata Imam.
Advertisement