Liputan6.com, Cagliari - Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) bakal melakukan investigasi terkait kasus rasialisme yang menimpa bomber Inter Milan, Romelu Lukaku di kandang Cagliari pada Senin (2/9/2019) dini hari WIB dalam laga pekan kedua Serie A Italia musim ini.
Fans Cagliari di tribun Stadion Sardegna Arenameneriaki Lukaku dengan nyanyian meniru suara monyet ketika sang pemain tengah mengeksekusi penalti. Inter Milan sendiri menang 2-1 atas tuan rumah.
Baca Juga
Komisi Disiplin FGIC menjelaskan, pihaknya siap mengidentifikasi secara keseluruhan mengenai insiden memalukan itu. Sejumlah suporter Cagliari juga akan dimintai informasi soal penghinaan rasialisme kepada Lukaku.
Advertisement
Ini bukan pertama kalinya fans Cagliari melakukan penghinaan rasialisme kepada pemain lawan. Musim lalu, Moise Kean yang ketika itu masih berseragam Juventus juga menerima ejekan berbau rasial.
Tapi, FIGC tahun lalu tidak mengganjar fans Cagliari dengan hukuman. Peristiwa serupa berulang dan FIGC diminta memanfaatkan momentum ini agar kasus rasialisme tidak lagi terjadi dalam sepak bola Italia.
Presiden Cagliari, Tommaso Giulini, berharap timnya tidak diskors terkait kasus rasialisme yang dilakukan suporter mereka saat laga kontra Inter Milan. Dia meminta maaf dan menyesalkan citra Kota Cagliari menjadi buruk akibat aksi tercela itu.
"Cagliari sama sekali bukan kota yang rasis. Saya meminta maaf untuk citra kami ini yang telah menyebar luas. Saya harap kami tidak diskors," kata Giulini kepada Radio Popolare, seperti dilansir Football Italia.
Bukan Pertama Kali
Sebelum Lukaku dan Kean, Sulley Muntari dan Blaise Matuidi juga pernah jadi sasaran penghinaan rasial dari fans Cagliari di Stadion Sardegna Arena. Rentetan kasus itu dinilai sudah cukup membuat Cagliari diberikan sanksi.
Kendati sering berbuat ulah hingga melakukan penghinaa rasial, Giulini meminta tribun kurva, yang menjadi tempat berkumpul suporter garis keras Cagliari di Sardegna Arena tidak ditutup. Sebab, dia merasa itu bukan solusi.
Advertisement
Frustrasi
"Memerangi kebodohan merupakan hal yang sulit, maka yang dapat kami lakukan hanyalah meningkatkan kesadaran. Insiden ini menimbulkan kemarahan dan rasa frustrasi yang besar untuk semua inisiatif yang telah kami lakukan," paparnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini