FIGC Investigasi Cagliari soal Kasus Rasialisme kepada Bomber Inter Milan

Bomber Inter Milan, Romelu Lukaku, mendapat hinaan rasialisme ketika berlaga di markas Cagliari. FIGC lakukan investigasi.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 04 Sep 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 15:00 WIB
Inter Milan vs Lecce
Striker anyar Inter Milan, Romelu Lukaku, mendapat hinaan rasial dari suporter Cagliari. (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Cagliari - Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) bakal melakukan investigasi terkait kasus rasialisme yang menimpa bomber Inter Milan, Romelu Lukaku di kandang Cagliari pada Senin (2/9/2019) dini hari WIB dalam laga pekan kedua Serie A Italia musim ini.

Fans Cagliari di tribun Stadion Sardegna Arenameneriaki Lukaku dengan nyanyian meniru suara monyet ketika sang pemain tengah mengeksekusi penalti. Inter Milan sendiri menang 2-1 atas tuan rumah.

Komisi Disiplin FGIC menjelaskan, pihaknya siap mengidentifikasi secara keseluruhan mengenai insiden memalukan itu. Sejumlah suporter Cagliari juga akan dimintai informasi soal penghinaan rasialisme kepada Lukaku.

Ini bukan pertama kalinya fans Cagliari melakukan penghinaan rasialisme kepada pemain lawan. Musim lalu, Moise Kean yang ketika itu masih berseragam Juventus juga menerima ejekan berbau rasial.

Tapi, FIGC tahun lalu tidak mengganjar fans Cagliari dengan hukuman. Peristiwa serupa berulang dan FIGC diminta memanfaatkan momentum ini agar kasus rasialisme tidak lagi terjadi dalam sepak bola Italia.

Presiden Cagliari, Tommaso Giulini, berharap timnya tidak diskors terkait kasus rasialisme yang dilakukan suporter mereka saat laga kontra Inter Milan. Dia meminta maaf dan menyesalkan citra Kota Cagliari menjadi buruk akibat aksi tercela itu.

"Cagliari sama sekali bukan kota yang rasis. Saya meminta maaf untuk citra kami ini yang telah menyebar luas. Saya harap kami tidak diskors," kata Giulini kepada Radio Popolare, seperti dilansir Football Italia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bukan Pertama Kali

Inter Milan
Pemain Inter Milan merayakan gol yang dicetak Lautaro Martinez ke gawang Cagliari. (Twitter Inter Milan)

Sebelum Lukaku dan Kean, Sulley Muntari dan Blaise Matuidi juga pernah jadi sasaran penghinaan rasial dari fans Cagliari di Stadion Sardegna Arena. Rentetan kasus itu dinilai sudah cukup membuat Cagliari diberikan sanksi.

Kendati sering berbuat ulah hingga melakukan penghinaa rasial, Giulini meminta tribun kurva, yang menjadi tempat berkumpul suporter garis keras Cagliari di Sardegna Arena tidak ditutup. Sebab, dia merasa itu bukan solusi.


Frustrasi

"Memerangi kebodohan merupakan hal yang sulit, maka yang dapat kami lakukan hanyalah meningkatkan kesadaran. Insiden ini menimbulkan kemarahan dan rasa frustrasi yang besar untuk semua inisiatif yang telah kami lakukan," paparnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya