Manchester - Marcus Rashford didapuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai striker utama Manchester United (MU) musim ini. Sang pelatih rela membuang Romelu Lukaku ke Inter Milan guna memberi kesempatan lebih banyak untuk Rashford.
Rashford kini jadi satu-satunya striker tulen di Tim Setan Merah. Penyerang yang ada di MU saat ini, mayoritas di antaranya lebih cocok bermain sebagai winger.
Baca Juga
Sejatinya gaya bermain Marcus Rashford sama dengan Anthony Martial, Daniel James, Jesse Lingard. Mereka tipikal penyerang yang mengandalkan kecepatan. Mereka kuat ditempatkan di dua sisi melebar lapangan.
Advertisement
Di era Jose Mourinho, Marcus Rashford jadi penyerang sayap. Pos striker diisi Lukaku dan Zlatan Ibrahimovic. Era tersebut sudah berubah.
Solskjaer berharap Rashford bisa segarang Wayne Rooney, top scorer Manchester United sepanjang masa. Bisakah?
Tiga musim terakhir Premier League, paling banyak Rashford mencetak 10 gol selama semusim. Rashford hanya berhasil empat gol dalam 20 pertandingan terakhir United (rata-rata satu dalam setiap lima pertandingan).
Jika acuannya data-data itu, bisa disimpulkan Marcus Rashford bukan striker ideal bagi MU. Ada tiga alasan pendukung kesimpulan tersebut:
Posisi yang Salah
Banyak pundit menganalisis akan lebih ideal bagi Rashford bermain di dua sisi sayap. Ia punya banyak ruang untuk menciptakan peluang emas.
Gaya bermain Rashford mirip dengan penyerang-penyerang kekinian, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Mohamed Salah, yang punya kecepatan dan kemampuan dribel ciamik untuk memperdayai pemain belakang lawan.
Hanya saja, ia masih perlu meningkatkan kemampuan diri, terutama memaksimalkan peluang. Membiasakan diri sebagai penyelesai peluang, bukan pemain pengumpan.
Menempatkan Rashford sebagai ujung tombak sama juga mengebiri bakatnya. Ia pun terisolasi, dan tak punya banyak ruang bebas untuk mengiring bola. Kecepatannya pun jadi tak berguna.
Advertisement
Labil Dalam Urusan Mencetak Gol
Suporter Manchester United amat merindukan sosok penyerang tulen model Robin van Persie.
Ia striker yang jago dalam penempatan posisi, punya skill individu menawan, dan jago menciptakan peluang. Dan pastinya selalu dapat diandalkan tiap pekan untuk menyumbang gol.
Konsistensi mencetak gol tak dimiliki Rashford. Penampilannya sebagai mesin gol sering inkonsisten.Â
Ole Gunner Solskjaer jelas pusing dengan situasi ini mengingat ia hanya punya Rashford dan Anthony Martial yang memerankan sebagai ujung tombak. Keduanya bisa dibilang punya masalah sama soal produktivitas.
Kurang Oportunis
Berbeda dengan kebanyakan striker, Rashford kurang punya kepercayaan diri yang membumbung tinggi.
Andy Cole, Dwight Yorke, Wayne Rooney, dan Robin van Persie, adalah penyerang-penyerang Manchester United yang punya pede tinggi. Mereka amat oportunis kalau bicara memanfaakan peluang mencetak gol.
Hal ini yang tak terlihat di diri Rashford. Selama ini ia lebih terlihat senang melayani.
Ia sangat jago menarik perhatian pemain-pemain bertahan lawan, lewat aksi individunya, namun Rashford seringkali tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk menembak bola ke arah gawang.
Kurangnya gol yang ia produksi memang merupakan faktor yang menghambat kepercayaan Rashford di lapangan.
Sumber: Sportskeeda
Sumber: Bola.com
(Penulis: Ario Yosia, published 6/9/2019)
Advertisement