Persija Jakarta dan Kutukan Juara Bertahan Liga Indonesia

Sejarah liga di Indonesia pernah mencatat klub bertitel juara bertahan, kesulitan pada musim selanjutnya. Seperti Persija Jakarta?

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 13 Sep 2019, 14:25 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 14:25 WIB
Liga 1 2019 : Persija Jakarta Vs Perseru Badak Lampung
Pemain Persija Jakarta tampak lesu usai ditaklukkan Perseru Badak Lampung pada laga Liga 1 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (1/9). Persija takluk 0-1 dari Badak Lampung. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Awan hitam sedang menyelimuti Persija Jakarta. Klub bertitel juara bertahan Liga 1 itu terpuruk di zona merah musim 2019.

Penderitaan tersebut sudah berlangsung sejak awal musim. Pergantian kepelatihan dari Ivan Kolev ke Julio Banuelos, terbukti belum ampuh.

Teranyar, Persija Jakarta  dipaksa menelan kekalahan 0-2 dari Persipura Jayapura dalam laga tunda pekan ke-11 Shopee Liga 1 2019 yang baru dihelat Rabu (11/9/2019).

Kekalahan yang membuat Persija terpuruk di peringkat ke-17 alias satu tingkat dari dasar klasemen dengan jumlah 14 poin dari 15 laga yang sudah dimainkan.

Pelatih Julio Banuelos masih menyikapi situasi tersebut dengan positif. Pelatih asal Spanyol itu yakin tim asuhannya bisa bangkit dan kembali ke jalur kemenangan pada laga pekan ke-18 melawan PSIS Semarang di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Minggu (15/9/2019).

"Hasil pertandingan harus dilupakan dan fokus untuk laga berikutnya. Apalagi pada laga berikutnya kami sudah bisa tampil dengan full team. Saya harap pemain lebih fokus dan harus mati-matian untuk dapat hasil maksimal di kandang," tegas Banuelos setelah dikalahkan Persipura.

Semangat Banuelos memang tak boleh pudar. Namun, hal itu sepertinya sudah tak sejalan lagi dengan kesabaran manajemen yang kabarnya mulai menipis. Nama Banuelos bahkan masuk daftar target pelatih Shopee Liga 1 2019 yang akan dipecat dalam waktu dekat.

Andai kalah dari PSIS Semarang pada laga pekan ke-18, Minggu (15/9/2019), Julio Banuelos bisa mengucap selamat tinggal pada Macan Kemayoran.

Manajemen Persija tentu punya alasan jika pada akhirnya mendepak Banuelos. Di bawah asuhan mantan asisten Luis Milla itu, Persija hanya meraih dua kemenangan dari 12 laga di liga, dan sisanya meraih tujuh kali imbang serta tiga kekalahan.

Situasi pelik yang dialami Persija Jakarta  ternyata bukan hal baru di Liga Indonesia. Sejarah sepak bola bangsa ini pernah mencatat klub peraih gelar harus kesulitan, bahkan pernah degradasi pada musim selanjutnya. Siapa saja?

PSIS Semarang dan Petrokimia Putra Jadi Korban

PSIS Semarang
PSIS Semarang. (Bola.com/Dody Iryawan)

PSIS Semarang pernah merasakan gelar juara Liga Indonesia 1998-1999. Namun, cerita selanjutnya berakhir tragis karena pada musim setelah itu, Laskar Mahesa Jenar harus menelan pil pahit, finis di peringkat ke-13 Wilayah Timur.

Posisi tersebut membuat PSIS harus turun kasta. Sebuah tragedi ironi, di mana musim sebelumnya meraih gelar, namun musim selanjutnya tergerus zona degradasi.

Konflik internal dan krisis finansial ketika itu mengganggu fokus PSIS sehingga harus turun kasta. Sejarah mencatat, ini menjadi pertama kalinya di Indonesia, juara kasta tertinggi langsung terdegradasi musim berikutnya.

Situasi serupa menimpa Petrokimia Putra pada musim 2002. Klub asal Gresik, Jawa Timur, itu harus menelan pil pahit turun kasta pada musim 2003.

Petrokimia Putra ketika itu hanya berhasil mengumpulkan 42 poin dari 38 pertandingan yang dimainkan. Perinciannya adalah 11 kali menang, sembilan kali imbang, dan 18 kali kalah.

Namun, selepas itu tak ada lagi klub juara bertahan yang mengalami nasib turun kasta semusim setelah juara. Nasib yang lebih baik dialami Persik Kediri, finis di papan tengah yakni urutan kesembilan pada Divisi Utama Liga Indonesia 2004 atau semusim setelah juara pada 2003.

Wajib Bangkit

Pawai Persija Jakarta
Pemain Persija Jakarta bersama The Jakmania melakukan pawai merayakan gelar juara Liga 1 musim 2018 di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/12)(Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Begitu juga dengan Persipura Jayapura pada musim 2006. Klub berstatus juara bertahan itu hanya finis di papan tengah, yakni urutan kedelapan klasemen akhir Wilayah Dua.

Selebihnya sampai saat ini klub juara bertahan biasanya tak jauh finis di peringkat empat besar. Bahkan ada yang mampu menjadi runner-up setelah musim sebelumnya menjadi juara.

Hal itu dialami Persipura pada musim 2009-2010, 2011-2012, 2014 dan Arema FC pada 2010-2011. Jadi, bisa dipastikan nasib yang dialami Persija saat ini masih bisa diubah, apalagi dengan sisa 19 laga pada Shopee Liga 1 2019.

Syaratnya, Persija wajib bangkit dan kembali ke jalur kemenangan. Jika hal itu tak terjadi, Persija Jakarta akan mengulang nasib buruk yang pernah dialami PSIS Semarang dan Petrokimia Putra, yakni sebagai juara bertahan yang langsung turun kasta pada musim berikutnya.

Sumber: bola.com (Zulfirdaus Harahap / Aning Jati)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya