Liputan6.com, Jakarta - Fakhri Husaini telah menyelesaikan tugasnya bersama Timnas Indonesia U-19. Dia membawa Garuda Muda melangkah ke putaran final Piala AFC U-19 2020 di Uzbekistan.
Kepastian itu didapat setelah Timnas Indonesia U-19 bermain imbang 1-1 melawan Korea Utara di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (10/11/2019). Hasil imbang itu membuat timnas U-19 berada di puncak klasemen Grup K dengan mengemas 7 poin.
Baca Juga
Karena Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Berangkat Dalam Dua Kelompok usai Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
Asisten Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Mengevaluasi dan Minta Pemain Menyadari Kekurangan di Piala AFF 2024
Shin Tae-yong Diminta Bertanggung Jawab atas Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Dengan berakhirnya kualifikasi Piala AFC U-19, tugas Fakhri Husaini sebagai pelatih Garuda Nusantara sudah berakhir. Dia dikontrak PSSI untuk menakhodai Timnas Indonesia U-19 hingga Desember 2019.
Advertisement
Setelah tugasnya berakhir, Fakhri Husaini mendesak PSSI mengurangi kuota pemain asing di Liga 1 2019. Sebabnya, keberadaan pemain asing mematikan pemain bola muda.
"Semua bisa bayangkan hanya beberapa pemain (muda) saja yang punya kesempatan untuk main," kata Fakhri.
"Semakin banyak dibuka kesempatan dan kuota untuk pemain asing, semakin berkurang kuota untuk anak-anak muda ini," tambah pelatih Timnas Indonesia U-19 berusia 54 tahun itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kuota Pemain Asing Liga 1
Saat ini, Liga 1 memperbolehkan setiap klub memiliki empat pemain asing. Syaratnya, satu pemain asing wajib berasal dari anggota AFC atau dengan kata lain berasal dari Benua Asia.
"Regulasi yang ada sekarang memberikan banyak tempat pada pemain asing. Belum lagi, klub ada pemain naturalisasi," ujar mantan gelandang timnas Indonesia era 90-an itu.
"Jadi kalau mau berpretasi untuk masa depan, kurangi pemain asing," kata Fakhri mengakhiri.
Advertisement