Liputan6.com, Jakarta Rematik atau arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada sendi. Rematik terdiri menjadi berbagai jenis dan bisa menjangkiti persendian mana pun pada tubuh.
Penyakit ini menimbulkan rasa sakit akibat otot atau persendian mengalami peradangan dan pembengkakan. Umumnya, penderita rematik berusia lanjut.
Baca Juga
Namun, ada juga jenis rematik yang menyerang anak-anak. Faktor penyebabnya pun beraneka ragam, faktor genetik merupakan dipercaya memiliki peran dalam munculnya penyakit ini.
Advertisement
Ada beberapa jenis rematik yang paling sering terjadi. Berikut 10 jenis rematik yang perlu diwaspadai yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (31/1/2020).
Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis
Osteoarthritis
Jenis rematik pertama yang perlu diwaspadai adalah osteoarthritis. Jenis rematik ini disebut juga sebagai penyakit sendi degenerative yang disebabkan oleh proses penuaan.
Arthritis jenis ini biasanya menyerang berbagai sendi seperti lutut, pinggul, tulang belakang, kaki, dan pangkal ibu jari. Faktor mekanik dan genetik merupakan salah satu penyebab munculnya osteoarthritis ini.
Rheumatoid Arthritis
Jenis rematik kedua yang perlu diwaspadai adalah rheumatoid arthritis. Pada jenis rematik ini, sistem kekebalan tubuh menyerang membran sinovial yang mengakibatkan nyeri, pembengkakan, serta kekakuan pada sendi.
Diagnosa dini pada jenis rematik ini sering kali sulit dilakukan, karena gejala awal yang samar dan memburuk secara bertahap.
Advertisement
Psoriatic Arthritis dan Gout
Psoriatic Arthritis
Jenis rematik psoriatic arthritis memiliki banyak kesamaan dengan rheumatoid arthritis, karena keduanya merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini sering terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis.
Penyakit ini ditandai dengan peradangan sendi, yang diikuti oleh pembengkakan dan nyeri. Apabila penyakit ini tidak segera ditangani, maka dapat menyebabkan sendi menjadi lumpuh.
Gout
Jenis rematik berikutnya adalah gout. Kondisi ini disebabkan karena gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh sehingga menghasilkan krsital asam urat yang disimpan pada sendi, terutama pada jempol kaki.
Kondisi ini akan mengakibatkan sendi menjadi bengkak, kemerahan, dan nyeri.
Juvenile Arthritis dan Septic Arthritis
Juvenile Arthritis
Juvenile Arthritis merupakan radang sendi yang memicu peradangan dan kekakuan sendi selama lebih dari 6 minggu, khususnya pada anak berusia 16 tahun atau lebih muda.
Peradangan dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri sendi. Meskipun banyak anak yang mengalaminya tidak mengeluhkan rasa nyeri.
Septic Arthritis
Jenis rematik berikutnya adalah septic arthritis yang disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri. Pada kondisi septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah disertai pembengkakan.
Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi saja. Bakteri ini paling sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena. Misalnya pinggul, pergelangan kaki, siku, dan bahu.
Advertisement
Polymyalgia Rheumatica dan Fibromyaigia
Polymyalgia Rheumatica
Kondisi ni sering menyerang penderita berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan sakit parah dan kekakuan pada bahu, pinggul, dan leher.
Karena gejalanya mirip dengan kondisi lain, membuat polymyalgia rheumatic sering kali sulit didiagnosis secara akurat. Namun, jika diagnosis cukup dini, biasanya responsnya akan baik terhadap pengibatan yang dilakukan.
Fibromyaigia
Jenis rematik ini memengaruhi jaringan lunak tubuh dan disebabkan karena kerusakan fungsi neurotransmitter di otak yang ditandai dengan kekakuan, pegal, dan nyeri otot.
Systematic Lupus Erythematosus dan Ankylosing Spondylitis
Systematic Lupus Erythematosus
Kondisi ini merupakan penyakit autoimun yang memengaruhi seluruh sistem tubuh bersamaan dengan beberapa organ dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita ketika masa-masa pengasuhan anak. Systemic lupus erythematosus bisa mengancam jiwa sehingga penting untuk dilakukan diagnosis secara dini.
Ankylosing Spondylitis
Kondisi rematik ini merupakan penyakit kronis yang dapat mengakibatkan peradangan cukup parah, terutama pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan kekakuan pada tulang belakang. Selain itu, nyeri punggung bawah disertai dengan kekakuan yang terus-menerus selama beberapa bulan merupakan gejala yang paling sering muncul dari penyakit ini.
(Nisa Mutia Sari/Fadila Adelin)
Advertisement