Nasib Olimpiade Tokyo 2020 Ditentukan Paling Lambat 4 Pekan Lagi

IOC juga sudah menyiapkan skenario untuk Olimpiade Tokyo 2020 bila pandemi global virus Corona Covid-19 tidak juga berakhir.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 23 Mar 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 12:30 WIB
Api Olimpiade Tiba di Jepang
Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori (kiri) menyaksikan dua atlet peraih tiga kali medali emas olimpiade Tadahiro Nomura (kanan) dan Saori Yoshida menyalakan obor Olimpiade saat tiba dari Yunani di Pangkalan Udara Matsushima, Prefektur Miyagi, Jepang, Jumat (20/3/2020). (AP/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Badan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) kembali meminta para atlet dan anggotanya agar bersabar menyikapi masa depan Olimpiade Tokyo 2020. Desakan untuk membatalkan pesta olahraga multi cabang empat tahunan itu menguat di tengah pandemi global virus Corona Covid-19. 

Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan akan berlangsung mulai 24 Juli 2020. Namun penyebarn virus Corona Covid-19 yang belum mereda membuat banyak pihak meminta agenda ini dibatalkan. 

Selain khawatir terhadap penyebaran yang mungkin bakal terjadi selama Olimpiade berlangsung, virus Corona model terbaru juga membuat persiapan sejumlah atlet terganggu, terutama mereka yang berasal dari negara-negara yang menjadi zona merah dan sudah menerapkan kebijakan lockdown.

Situasi ini membuat IOC dalam dilema. Sebab di satu sisi, membatalkan Olimpiade Tokyo 2020 yang hanya tinggal hitungan bulan bukan perkara mudah. Apalagi, Jepang sebagai tuan rumah belum juga menyerah. Di tengah pandemi global virus Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat Jepang masih antusias menyambut api obor Olimpiade yang baru tiba Yunani, Minggu (22/3/2020). 

Meski demikian, IOC juga tidak bisa menutup mata dengan kondisi penyebaran virus Corona Covid-19 yang terus meluas. Saat ini, setidaknya sudah lebih dari 150 negara yang terjangkit virus ini. Jumlah korban sudah mencapai 336 ribu orang dan 14.641 di antaranya meninggal dunia. 

IOC lewat situs resminya menyatakan, bahwa pihaknya tengah berusaha mencari langkah terbaik dalam menyikapi nasib Olimpiade Tokyo 2020. IOC juga akan terus berkoordinasi dengan seluruh stake holder olahraga dunia, termasuk pengurus cabang internasional dan anggota-anggotanya (NOC). 

IOC juga menegaskan akan mengedepankan faktor keselamatan atlet dan pihak penyelenggara. Mengingat belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi global virus Corona Covid-19 bakal berakhir,  pihaknya saat ini sudah menyiapkan berbagai skenario bila dibutuhkan. 

"IOC percaya bahwa diskusi ini sudah final dalam empat pekan ini, dan kami menghargai  solidaritas dan kemitraan NOC dan IFs dalam mendukung para atlet dan mengadaptasi perencanaan Olimpiade."

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Siapkan 3 Opsi

Api Olimpiade 2020 Tiba di Jepang
Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, menerima api Olimpiade saat tiba dari Yunani di Pangkalan Udara Matsushima, Jepang, Jumat (20/3). Di tengah pandemi virus corona Covid-19, prosesi menuju Olimpiade Tokyo 2020. (AFP/Philip Fong)

IOC tidak merinci skenario-skenario tersebut. Namun menurut laporan AS, saat sudah ada tiga langkah antisipasi yang telah disiapkan.  

Pertama, mengembalikan jadwal Olimpiade ke musim gugur. Sementara opsi kedua adalah  menunda kegiatan tersebut hingga musim panas 2021. Dan yang terakhir memundurkannya hingga 2022. 

 

 

 

Kirim Surat

Cincin Olimpiade Raksasa Mejeng di Tokyo
Pekerja berjalan di kapal tongkang yang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

Sementara itu, Presiden IOC, Thomas Bach letter, telah mengirim surat terbuka kepada seluruh atlet yang akan berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020. Dalam surat tersebut, Bach kembali menegaskan bahwa pihaknya akan mengedepankan faktor keselamatan atlet dalam mengambil setiap kebijakan.

"Kehidupan manusia di atas segalanya, termasuk ajang Olimpiade. IOC ingin ambil bagian dalam mencari solusi untuk ini. Oleh karena itu, kami menjadikannya sebagai prinsip utama kami untuk menjaga kesehatan semua orang yang terlibat, dan berkontribusi dalam pengendalian virus."

"Saya berharap, dan kita semua bekerja untuk ini, bahwa harapan yang telah diungkapkan oleh begitu banyak atlet, NOC, dan IF dari lima benua akan terpenuhi: bahwa pada akhir terowongan yang gelap ini kita semua akan melaluinya bersama, tidak tahu berapa lama itu, nyala Olimpiade akan menjadi cahaya di ujung terowongan ini," tulis Bach dalam surat tersebut seperti dilansir dari situs IOC. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya