Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Jepang Pusing soal Dana

Jepang harus mengeluarkan dana lebih banyak akibat penundaan Olimpiade Tokyo 2020 karena pandemi corona Covid-19.

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 30 Mar 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 20:10 WIB
Api Olimpiade 2020 Tiba di Jepang
Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, menyaksikan dua atlet peraih tiga kali medali emas olimpiade Tadahiro Nomura dan Saori Yoshida menyalakan obor Olimpiade saat tiba dari Yunani di Pangkalan Udara Matsushima, Jepang, Jumat (20/3). (AFP/Philip Fong)

Tokyo - Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 selama setahun membuat Jepang harus mengeluarkan dana lebih banyak. Seperti diberitakan, Olimpiade musim panas tahun ini terpaksa mundur ke 2021 akibat pandemi corona Covid-19 yang menjangkiti hampir seluruh isi bumi.

Dalam hal ini, Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade Tokyo 2020 menjadi korban. Namun, keputusan penundaan tetap menjadi yang terbaik demi keselamatan manusia.

Jepang sudah menginvestasikan 12 miliar dolar AS untuk ajang ini. Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori mengatakan, pihaknya berpotensi mengeluarkan lebih banyak dana untuk memulai persiapan lagi dalam setahun ini.

"Beban ekstra bakal meningkat akibat penundaan ini. Itu pasti," tulis Mori dalam surat yang ditujukan kepad 33 federasi olahraga internasional, dikutip insidethegames.biz.

Sampai saat ini, Jepang sudah merasakan dampak ekonomi yang cukup besar akibat pandemi tersebut Terutama ialah dari pemasukan sektor wisata.

Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 membuat situasi makin rumit. Jepang masih mempertanyakan siapa yang bakal menanggung beban dana akibat penundaan tersebut.

Kerugian Ekonomi

Cincin Olimpiade Raksasa Mejeng di Tokyo
Sejumlah orang makan di restoran hotel ketika kapal tongkang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

Menurut laporan Financial Times, Sekretaris jenderal Asosiasi Hotel dan Ryokan Jepang, Shigemi Sugo, mengatakan kepada wartawan bahwa anggotanya sudah melaporkan sejumlah kerugian.

Padahal sebelumnya, Jepang menempatkan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai satu di antara pemasukan, dengan menarik sebanyak mungkin wisatawan.

Kepala ekonom UBS, Masamichi Adachi mengatakan, situasi ini perlu ditanggapi dengan serius. Olimpiade adalah peluang untuk terus maju. Rata-rata pertumbuhan ekonomi riil di negara-negara maju yang telah menjadi tuan rumah Olimpiade sejak 1992 menunjukkan pertumbuhan terkuat pada tahun-tahun menjelang ajang.

Tapi, menurut Adachi, situasi dunia yang belum pasti akibat pandemi virus Corona menyebabkan kerugian ekonomi dalam jangka waktu pendek.

 

Sumber: Financial Times

Disadur dari Bola.com (Penulis / Editor Wiwig Prayugi, Published 30/3/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya