Jakarta - Sepak bola Indonesia merupakan kompetisi yang keras dan kerap memicu kontroversi di lapangan. Wajar bila ada saja pemain yang sukar mengendalikan emosinya.
Kerasnya pertandingan sepak bola di Indonesia biasanya dipicu dari permainan yang memancing emosi hingga sikap kontroversial yang dilakukan lawan. Ucapan, makian, hingga sikutan bisa menjadi penyebab panasnya pertandingan.
Baca Juga
Hal-hal semacam itu sudah lumrah terjadi di sepak bola. Bahkan, dahulu sempat melekat sebagai identitas sepak bola Indonesia karena maraknya perkelahian antarpemain.
Advertisement
Tak melulu dengan pemain, wasit juga bisa menjadi tempat untuk meluapkan kekecewaan. Para pemain kerap melakukan protes berlebih terhadap keputusan wasit jika dianggap tak ideal.
Para pemain yang kesulitan mengendalikan emosi biasanya mendapatkan sanksi yang tidak ringan. Bisa berupa sanksi larangan pertandingan, hingga denda yang besar.
Bola.com mengumpulkan pemain-pemain Indonesia yang memiliki sifat temperamen. Berikut ini empat pemain yang kesulitan mengendalikan emosi di lapangan dan pernah mendapatkan sanksi berat dari PSSI.
Abduh Lestaluhu
Label pemain temperamen tinggi melekat di diri Abduh Lestaluhu karena ulahnya di lapangan. Pada 2016, Abduh Lestaluhu mendapatkan sanksi dari AFC berupa larangan bermain dua pertandingan bersama Timnas Indonesia plus denda 1000 Dolar AS.
Sanksi itu diberikan Abduh setelah melepaskan tembakan ke bangku cadangan pemain Thailand pada laga final leg kedua Piala AFF 2016. Aksi itu dilakukan pada pengujung pertandingan karena Abduh kesal Timnas Indonesia menelan kekalahan 0-2.
Pada 2017, Abduh Lestaluhu juga mendapatkan sanksi berat dari PSSI akibat ulahnya di Liga 1. Ketika itu, Abduh mendapatkan sanksi larangan bermain sebanyak lima pertandingan setelah melakukan aksi pemukulan terhadap pemain Thiago Furtuoso.
Advertisement
Manahati Lestusen
Manahati Lestusen juga dikenal sebagai pesepak bola yang temperamental. Pada 2017, Manahati Lestusen terlihat memukul pemain PSM, Marc Klok, saat memaksanya bangun lebih cepat setelah dilanggar Zulkifli Syukur ketika duel PS TNI vs PSM di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor (15/5/2017).
Penggemar sepak bola Indonesia bereaksi dengan pelanggaran itu. Mayoritas menyesalkan mengapa Manahati, yang berstatus pemain langganan timnas serta aparat militer aktif, melakukan tindakan tidak sportif di lapangan.
Buntut aksi tidak terpuji tersebut Manahati Lestusen mendapatkan sanksi berat dari PSSI. Manahti ketika itu diberi hukuman larangan tiga pertandingan dan sanksi denda sebesar Rp10 juta.
Ferdinand Sinaga
Ferdinand Sinaga juga dikenal sebagai pemain yang sukar mengendalikan emosi di lapangan. Emosi Ferdinand Sinaga mendadak meluap jika dipancing atau diprovokasi oleh sikap dan permainan lawan.
Pada 2017, Ferdinand Sinaga mendapatkan sanksi berat dari PSSI yakni larangan empat pertandingan dan dendam sebesar Rp10 juta. Sanksi itu diberikan setelah Ferdinand Sinaga melakukan pemukulan terhadap pemain Persela Lamongan, Ivan Carlos.
Ferdinand awalnya mencoba berebut bola dengan Ivan Carlos. Namun, Ferdinand cukup emosi lantaran kesulitan merebut bola dari kaki Ivan Carlos. Ferdinand langsung melayangkan tangannya untuk memukul kepala Ivan Carlos dan terlihat oleh rekaman video.
Ferdinand juga pernah membuat kehebohan pada 2015. Pada Rabu (25/11/2015) malam WIB, tim yang dibelanya, Sriwijaya FC kalah 0-1 dari Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Malang dalam lanjutan Piala Jenderal Sudirman.
Setelah wasit Iwan Sukoco meniup peluit terakhir laga tersebut, Fedinand mengamuk. Dia menendang microphone milik stasiun televisi yang menyiarkan turnamen tersebut.
Tidak hanya sampai di situ saja, mantan striker Persib Bandung itu juga berniat mengejar wasit. Untungnya, niat Ferdinand bisa dihentikan oleh pihak keamanan.
Pada 11 Mei 2014, Ferdinand Sinaga juga berulah ketika memperkuat Timnas Indonesia yang tampil menghadapi ASEAN All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Ferdinand terpancing emosi karena mendapat cacian dari suporter.
"Saya sedang membela negara, tapi kenapa mendapat perlakuan seperti ini," alasan Ferdinand ketika itu.
Pria berusia 27 tahun itu pun naik pitam. Ketika pertandingan berakhir, Ferdinand memanjat pagar SUGBK dan mengejar suporter yang menghinanya. Ulahnya itu membuat Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukumnya dengan denda Rp 50 juta. Ketua Komdis kala itu, Hinca Pandjaitan menyebutnya sebagai pemain kampungan.
Advertisement
Patrich Wanggai
Patrich Wanggai menjelma menjadi pemain temperamen tinggi pada 2019. Ketika itu, Patrich Wanggai diketahui sengaja menendang pemain lawan dalam laga Kalteng Putra melawan Persib Bandung.
Patrich Wanggai mendapatkan sanksi larangan pertandingan sebanyak dua laga dan sanksi denda Rp10 juta. Sikap tempramental yang dimiliki Patrich Wanggai tak hanya terjadi di lapangan saja.
Patrich Wanggai sempat ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian setelah melakukan penganiayaan terhadap Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta, Lalu Dhimas Ajie, pada 11 April 2019. Meskipun ditetapkan sebagai tersangka, namun Polisi tidak melakukan penahanan terhadap Wanggai.
Ezechiel N'Douassel juga dikenal sebagai pemain yang sulit membendung emosi di lawan. Pada Liga 1 2018, pemain asal Chad itu terbukti melakukan pemukulan terhadap pemain Barito Putera.
PSSI akhirnya memberikan sanksi berupa larangan dua pertandingan dan denda Rp20 juta. Selain melakukan tindakan fisik, Ezechiel N'Douassel juga kerap melakukan protes berlebih kepada wasit.
Hal itulah yang membuat Ezechiel N'Douassel rutin mendapatkan kartu dari wasit. Selama berkarier di Indonesia, pemain berusia 32 tahun itu sudah mendapatkan 23 kartu kuning.
Disadur dari Bola.com (Zulfirdaus Harahap / Wiwig Prayugi)