BWF Resmi Umumkan Aturan Baru Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020

Aturan baru untuk menembus cabang olahraga bulu tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020 sudah disetujui oleh IOC.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 19:00 WIB
Hafiz / Gloria Melaju ke Semi Final Indonesia Open 2018
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja mengembalikan kok ke arah Ricky Karandasuwardi/Debby Susanto pada 8 besar Indonesia Open 2018 di Istora GBK, Jakarta, Jumat (6/7). Hafiz/Gloria unggul. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Badminton World Federation (BWF) telah merilis ketentuan terbaru mengenai kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilangsungkan pada 23 Juli - 8 Agustus 2021. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan solusi yang adil dalam sistem kualifikasi.

Amendemen ini telah disetujui oleh International Olympic Comittee (IOC). Selain itu, terdapat juga perubahan kualifikasi di Parlimpiade 2020 yang juga telah disetujui oleh International Paralympic Committee (IPC).

Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund, mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan ini diambil lewat proses yang cukup sulit serta komunikasi intensif bersama Komisi Atlet guna memastikan bahwa penyesuaian ketentuan olimpiade ini berlaku adil bagi semua atlet.

"Kami rasa ini adalah solusi terbaik dan adil, menjadi prioritas utama kami untuk menyelenggarakan turnamen-turnamen ini yang merupakan bagian dari penyesuaian kondisi bulutangkis setelah Covid-19 mulai mereda," ujar Lund seperti dikutip rilis resmi BWF.

"Walaupun kami sudah mulai melangsungkan turnamen di akhir 2020, namun kami memilih unntuk memulai kembali kualifikasi olimpiade pada tahun 2021," lanjut Lund.

Ia menjelaskan bahwa di tahun ini BWF masih mempertimbangkan aturan pembatasan perjalanan di setiap negara peserta serta berbagai aturan lain yang merupakan dampak dari wabah Covid-19.

 

Berikut ketentuan baru kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020

Cincin Olimpiade Raksasa Mejeng di Tokyo
Pekerja berjalan di kapal tongkang yang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

• Semua poin yang telah didapat atlet dari turnamen yang telah selesai pada masa kualifikasi olimpiade (sampai All England 2020) akan tetap masuk dalam poin Race to Tokyo.

• Turnamen-turnamen yang telah dijadwal ulang oleh BWF terhitung dari Agustus-Desember 2020, hasilnya tidak akan masuk ke perhitungan poin Race to Tokyo.

• Periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai lagi pada minggu pertama hingga minggu ke-17 di tahun 2021, hanya mencakup turnamen yang telah tertunda atau batal akibat dampak Covid-19 di tahun 2020, diantaranya: German Open, Swiss Open, Lingshui China Masters, Orleans Masters, India Open, Malaysia Open, Singapore Open serta kejuaraan kontinental individual (Badminton Asia Championships, European Championships dan sebagainya).

• Pemain dari Tiongkok dan Hong Kong yang tahun ini tidak mendapat poin dari kejuaraan Badminton Asia Team Championships 2020 (BATC) di Manila, Filipina, pada Februari lalu, akan mendapat poin dari Badminton Asia Mixed Team Championships 2021 (BAMTC). Hal ini dikarenakan absennnya kedua tim tersebut diakibatkan oleh peraturan pembatasan perjalanan akibat covid-19 dari pemerintah Filipina.

 

Dipertanyakan

Kejuaraan beregu Asia setiap tahunnya memainkan format pertandingan yang berbeda. Di tahun genap, BATC menggunakan format sesuai dengan format Piala Thomas dan Uber. Format yang digunakan di Piala Thomas dan Uber adalah di masing-masing tim putra dan putri memainkan pertandingan di lima nomor yang terdiri dari tiga pemain tunggal dan dua pasang ganda.

Sebaliknya, di tahun ganjil, yang dimainkan di BAMTC adalah format beregu campuran Piala Sudirman, terdiri dari satu wakil di tiap nomor yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Hal ini juga karena Piala Sudirman diperebutkan tiap tahun ganjil.

Jika tim Tiongkok dan Hong Kong mendapatkan poin dari BAMTC 2021, maka mereka juga akan mendapat poin untuk pemain ganda campuran. Sedangkan mereka yang bertanding di BAMTC 2020 tidak mendapat poin ini karena nomor ganda campuran tidak dimainkan di BAMTC 2020 mengingat format yang berlaku adalah format Piala Thomas dan Uber.

"Kalau pemberian poin untuk tim Tiongkok dan Hong Kong karena tidak ikut BATC 2020 itu tidak masalah, yang jadi perhatian adalah mereka akan dapat poin dari BAMTC 2021 yang ada nomor ganda campurannya. Ini menjadi tidak fair untuk negara-negara lain," kata Bambang Roedyanto, Ketua Event Committee Badminton Asia Confederation.

"Kami telah minta penjelasan dari BWF mengenai hal ini, dari keterangan BWF kan tidak dijelaskan apakah poin ganda campurannya dihitung atau tidak, hanya ada statement akan mendapat poin dari BAMTC 2021 yang di dalamnya ada nomor ganda campuran. Makanya kami tidak mau ada salah pengertian dan masih menunggu jawaban dari BWF," tutur Rudy yang juga menjabat sebagai Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI.

Hal ini menjadi perhatian karena penambahan poin di BAMTC 2021 akan berpengaruh dengan poin Race to Tokyo bagi pemain ganda campuran kedua negara tersebut, terutama Hong Kong yang memiliki wakil di peringkat sembilan Race to Tokyo yaitu Tang Chun Man/Tse Ying Suet.

Satu tingkat di atas Tang/Tse ada wakil Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang harus mempertahankan posisinya setidaknya di delapan besar agar bisa merebut tiket olimpiade bersama ganda campuran Indonesia yang kini posisinya sudah lebih aman di peringkat empat yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya