Bos Petronas Akui Beruntung Temukan Fabio Quartararo

Quartararo tujuh kali naik podium pada MotoGP musim lalu. Pembalap berusia 21 tahun tersebut menjadi runner-up di Catalunya, Misano, Buriram, Motegi, dan Valencia.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 29 Jun 2020, 09:20 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 09:20 WIB
Fabio Quartararo
Fabio Quartararo ingin seperti Mbappe di MotoGP (Mohd RASFAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Reputasi Petronas SRT meningkat berkat kinerja Fabio Quartararo pada MotoGP 2019. Padahal tim asal Malaysia itu sebelumnya tidak berharap banyak.

Bos Petronas SRT Razlan Razali bahkan mengaku beruntung karena menemukan Quartararo yang menjadi Rookie of the Year MotoGP tahun lalu.

"Ada banyak pembalap yang bisa kami pilih. Namun pada akhirnya kami merekrut Fabio. Dia sungguh spesial. Kami tidak menduga dan beruntung," kata Razali.

Quartararo tujuh kali naik podium pada musim lalu. Pembalap berusia 21 tahun tersebut menjadi runner-up di Catalunya, Misano, Buriram, Motegi, dan Valencia.

Dengan perolehan 192 angka, Quartararo menempati peringkat lima klasemen akhir MotoGP. Kinerja tersebut pun meyakinkan Yamaha untuk mempromosikannya ke tim pabrikan mulai 2021.

Kiprah Sebelumnya

Fabio Quartararo, MotoGP Catalunya
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, menempati posisi kedua pada MotoGP Catalunya di Barcelona, Minggu (16/6/2019). (AFP/Pau Barrera)

Quartararo menarik perhatian setelah memenangkan Kejuaraan Dunia Junior 2013 dan 2014. Namun, setelah itu kinerjanya di level senior kurang meyakinkan.

Capaian terbaiknya di Moto3 adalah menempati posisi 10 klasemen akhir 2015. Dia juga menduduki peringkat itu di Moto2 2018. Di dua kelas tersebut, Quartararo hanya sekali memenangkan balapan.

Cari Bakat Selanjutnya

Seiring kesuksesan Quartararo, Razali menegaskan filosofi Petronas SRT tidak bakal berubah. Mereka akan tetap mencari bakat dari Kejuaraan Dunia Junior dan mendidiknya.

"Tidak mudah dan jelas butuh waktu lama. Apakah kami bisa menemukan Quartararo berikutnya? Saya tidak tahu. Yang jelas, pembalap tidak layak naik ke MotoGP hanya karena jadi juara dunia junior. Dia tetap harus tampil baik," ungkap Razali.

"Meski diakui hal itu tidak berlaku bagi Fabio. Meski juara dunia junior, performanya di Moto2 pada 2018 sangat tertinggal," sambung sosok asal Malaysia ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya