UEFA Ingin Pertahankan Format Baru Warisan Pandemi COVID-19

UEFA menerapkan sistem final eight pada Liga Champions dan Liga Europa musim ini.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 24 Agu 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi liga Champions
Ilustrasi liga Champions (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta UEFA ingin mempertahankan format baru yang digunakan untuk menyelesaikan Liga Champions musim ini. Menurut Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, sistem baru ternyata lebih menarik dari sebelumnya. 

UEFA terpaksa terpaksa mengubah format pertandingan Liga Champions dan Liga Europa musim ini gara-gara pandemi virus Corona COVID-19. Demi mempersingkat waktu usai tertunda selama hampir tiga bulan, UEFA menggelar babak delapan besar di tempat netral dengan menerapkan sistem gugur. 

Liga Champions yang menjadi kompetisi antarklub paling elit di Benua Biru berlangsung di Lisbon, Portugal. Sementara seluruh pertandingan babak delapan besar Liga Europa dipusatkan di Jerman.

Seluruh tim hanya bertanding sekali hingga ke babak final. Bayern Munchen akhirnya keluar sebagai juara Liga Champions usai mengalahkan PSG 1-0 di babak final yang berlangsung dini hari tadi. Sedangkan Sevilla menjadi penguasa Liga Europa usai mengalahkan Manchester United 2-1. 

 

 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Cari Cara

Aleksander Ceferin
Aleksander Ceferin (AFP/ARIS MESSINIS)

Format yang diterapkan UEFA pada lanjutan Liga Champions dan Liga Europa musim ini sebenarnya mengadopsi sistem yang akan berlaku di Piala Eropa. Hanya saja, saat kompetisi kembali bergulir normal seperti biasanya, bukan hal yang mudah menunyusun jadwal dengan home tournament.

Meski demikian, Ceferin tetap tidak patah semangat. Sebaliknya, dia mengaku akan mencari cara agar sistem yang sama juga bisa diterapkan pada musim depan. 

"Saya harus menyampaikan, sistem satu pertandingan sepertinya lebih menarik daripada dua leg sebelumnya," kata Ceferin seperti dilansir dari AS.

"Ini salah satu hal menarik yang dibawa pandemi ini. Kita harus melakukan sistem seperti itu. Kita seharusnya bermain seperti ini, seperti kita lihat, ini sistem yang menarik," ujarnya.

 

Komentar Ceferin

Kalahkan PSG, Bayern Munchen Angkat Trofi Liga Champions
Para pemain Bayern Munchen berselebrasi mengangkat trofi Liga Champions setelah mengalahkan PSG pada pertandingan final di stadion Luz di Lisbon (23/8/2020). Munchen menang tipis atas PSG 1-0. (AFP/Pool/Matthew Childs)

"Sekarang sedikit sulit untuk menempatkan sistem final eight di dalam kalender. Tapi kami lihat orang-orang menginginkan pertandingan yang menarik, di mana dalam satu pertandingan setiap tim bisa mengalahkan tim manapun di ajang Liga Champions dan Europa," katanya.

"Jadi, ada yang harus dipertimbangkan untuk musim depan. Saya pikir, September atau Oktober kami akan mulai membicarakannya secara serius," beber Ceferin menambahkan.

 

Bisnis Tetap Menjanjikan

Selain tantangan dalam menyesuaikan jadwal dengan agenda klub di liga domestik, tantangan lain dari format home tournament adalah soal pemasukan. Salah satu lembaga penelitian Statista menemukan data kalau Liga Chmpions 2018/19 telah menghasilan pemasukan sebesar 2,8 juta miliar uero bagi UEFA. Angka ini jauh lebih tinggi dari Piala Eropa 2016 yang mencapai 1,9 miliar euro.

Meski demikian, Ceferin tetap optimistis kalau format sekali bertanding juga bisa meningkatkan mutu pertandingan yang akan berimbas kepada pendapatan dari turnamen.

"Meskipun Anda akan memiliki lebih sedikit pertandingan, nilai yang didapat bisa lebih tinggi jika promosinya berjalan baik," katanya.

"Anda jadi pusat perhatian dunia selama seminggu, dan ini bisa jadi hal luar biasa, tapi kita harus lihat saja nanti," beber Ceferin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya