Liputan6.com, Jakarta- Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021 resmi dibuka pada Sabtu (2/10/2021) malam. Pembuka dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Stadion Lukas Enembe, Jayapura.
PON 2021 sangat bersejarah. Ini merupakan PON pertama yang berlangsung di tanah Papua. Baru pertama kali juga ada wilayah di Indonesia Timur yang jadi tuan rumah ajang empat tahunan tersebut.
Baca Juga
Diselenggarakannya PON XX di tanah Papua dinilai sebagai langkah tepat karena dampak yang diberikan tak hanya untuk olahraga semata. Penyelenggaraan PON ikut membantu pengembangan Sumber Daya Manusia dan infrastruktur di Papua.
Advertisement
"Saya pribadi suka sekali dengan Papua jadi tuan rumah PON XX. Daerah Indonesia Timur ini kan belum pernah jadi tuan rumah apalagi event yang besar," kata mantan atlet renang yang sudah beberapa kali ikut PON, Shelly Selowati dalam bincang-bincang seputar PON bersama awak media di Media Center PON XX di JCC Senayan, Sabtu (2/10/2021).
"Perhelatan PON XX Ini memberi dampak positif bagi Papua, juga untuk SDM mereka. Karena mereka kan belum pernah jadi tuan rumah ajang sebesar ini. Hal ini bagus untuk kemajuan SDM disana agar kualitas SDM merata di Indonesia," lanjut Shelly yang kini aktif mengurus tinju amatir.
Saran
Shelly juga memberikan saran kepada pemerintah terkait penyelenggaraan PON. Dia berharap ke depannya PON bisa dilangsungkan beriringan dengan Olimpiade.
"Jadi PON ini kan seperti Olimpiadenya olahraga di skala nasional. Jadi bagusnya mengikuti siklus Olimpiade, tetapi dengan jadwal yang disesuaikan. Karena PON bisa jadi ajang persiapan untuk mengikuti kejuaraan lainnya hingga menuju Olimpiade. Misalnya Olimpiade di Oktober, PON harusnya setahun sebelumnya. Jadi atlet bisa mengukur sejauh mana kapasitasnya unruk menuju ajang tertinggi, Olimpiade," kata Shelly yang pernah meraih medali emas PON pada tahun 1979 dan 1981.
Advertisement
Aturan Internasional
PON yang sudah berjalan selama ini menurutnya kadang tidak sesuai dengan aturan internasionalnya. Padahal dengan mengacu ke aturan internasionalnya, atlet justru dinilainya bisa berbicara lebih di level yang lebih tinggi.
"Setiap atlet pasti tidak ingin hanya jago kandang saja. Pasti ingin berprestasi lebih, sampai Olimpiade. Karena itu aturannya harus jelas, harus mengacu pada aturan internasionalnya," imbuh Board of Director AIBA (Asosiasi Tinju Amatir Internasional) ini.