Mengenal Olahraga Atletik: Pengertian, Sejarah dan Jenisnya Lengkap

Simak pengertian, sejarah, dan cabang-cabang olahraga atletik yang perlu diketahui

oleh Dzaky Nurcahyo diperbarui 02 Nov 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 07:30 WIB
Atletik Para Games
Pelari Indonesia, Sapto Yogo Purnomo, melakukan selebrasi usai meraih medali emas cabang atletik nomor lari 200 meter T 37 Asian Para Games di SUGBK, Jakarta, Senin (8/10/2018). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri dari berbagai kombinasi olahraga fisik. Umumnya, olahraga atletik dibagi menjadi empat nomor cabang olahraga, mulai dari lompat, jalan, lari dan lempar.

Kata atletik diserap dari bahasa Yunani, yakni Athlon yang berarti pertandingan atau perlombaan. Dalam bahasa Inggris, atletik dikenal dengan nama athletics yang berarti pertandingan di luar ruangan dan dilakukan di atas lintasan.

Sementara, pengertian atletik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cabang olahraga yang memerlukan kekuatan, ketangkatasan, serta kecepatan. Terdiri dari nomor-nomor seperti lari, jalan, lonpat, dan lempar.

Atletik juga dikenal sebagai “ibu” dari berbagai macam cabang olahraga. Hal ini didasari karena nomor-nomor yang ada di cabang olahraga atletik merupakan gerakan dasar diberbagai jenis olahraga yang ada di dunia.

Sejarah Atletik di Dunia

Ilustrasi lomba lari maraton (pixabay)
Ilustrasi lomba lari maraton (pixabay)

Sejarah atletik di dunia diperkirakan berawal dari bangsa Mesir kuno. Mesir menjadi peradaban pertama yang mengenal olahraga atletik di dunia. Bangsa Mesir diketahui telah mengenal olahraga lari dan menggelar perlombaannya sejak 2.500 SM.

Selain Mesir, bangsa Asyria dan Babylonia kuno di Mesopotamia turut menjadi salah satu peradaban yang sudah mengenal aktivitas olahraga. Kedua peradaban ini mulai mengenal olahraga atletik pada 1.000 SM.

Bedanya, bangsa Asyria dan Babylonia telah menemukan cabang lain dari olahraga atletik ini. Diketahui, selain mengenal olahraga lari, kedua bangsa ini juga mengenal olahraga melempar dan melompat.

Namun, atletik mulai dikenal luas kala bangsa Yunani kuno mulai menggelar kompetisi olahraga yang kelak dikenal sebagai olimpiade kuno pada 776 SM. Pagelaran yang sejatinya menjadi ajang penghormatan bagi Dewa Zeus ini lambat laun menjadi ajang pertandingan yang rutin digelar selama 11 abad dan menjadi cikal bakal diadakannya kompetisi olimpiade modern setiap empat tahun sekali.

Sejarah Atletik di Indonesia

Foto: Geulis, Ini Dia Atlet Cantik Asal Jawa Barat yang Berlaga di PON XX Papua
Sprinter Jawa Barat Tyas Murtiningsih (kanan) memeluk rekan setimnya Erna Nuryanti usai finish pertama pada final lari 100 meter putri PON XX Papua di Stadion Atletik, Mimika Sport Complex. Rabu (06/10/2021). (PB PON XX Papua/Rommy Pujianto)

Sejarah atletik di Indonesia diperkirakan muncul sekitar tahun 1917. Kolonial Belanda menjadi sosok yang memperkenalkan olahraga ini kepada pribumi saat itu.

Diketahui, atletik diperkenalkan dengan menjadikan olahraga sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah milik Belanda. Meski hanya sebatas di lingkungan sekolah, nyatanya atletik dapat berkembang pesat di Tanah Air.

Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) yang didirikan pada 3 September 1950 di Semarang. PASI didirikan guna mewadahi para atlet yang sudah terbentuk sebelum kemerdekaan Indonesia.

Cabang Olahraga Atletik Jalan

Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)
Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)

Jalan Cepat

Pada cabang ini, jalan cepat menjadi satu-satunya nomor yang dipertandingkan. Jalan cepat memiliki lintasan bertanding di atas jalan raya dengan jarak maksimal yang dilombakan mencapai 50 km.

Di ajang olimpiade musim panas, awalnya cabang olahraga jalan cepat hanya berjarak 10 km pada tahun 1912. Namun, seiring berjalannya waktu, panjang lintasan mulai ditambah hingga 20 km pada 1956 dan bertambah hingga 50 km pada 1980 di olimpiade yang digelar di Moskow.

Kini, pada olimpiade musim panas, kategori yang populer untuk dipertandingkan adalah jalan cepat 20 km dan 50 km untuk kategori putera, serta 10 km untuk kategori puteri.

Selain itu, peraturan dalam pertandingan jalan cepat adalah para atlet tidak diperbolehkan untuk melakukan lompatan atau langkah melayang. Sehingga, para atlet wajib untuk menempatkan satu kakinya untuk selalu menyentuh tanah tanpa terputus.

Cabang Olahraga Atletik Lari

Pelari Bahrain Chelimo Rosa Sabet Emas di Asian Games 2018
Para pelari putri melintasi Jalan MH Thamrin saat mengikuti lari maraton putri nomor 42 km Asian Games 2018, Jakarta, (26/8). Medali perak diraih oleh Nogami Keiko dari Jepang dengan catatan waktu 2 jam 36 menit 27 detik. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lari menjadi cabang atletik yang paling populer dari masa ke masa. Lari menekankan pada kekuatan, kecepatan, dan ketahanan tubuh. Secara umum, cabang olahraga atletik lari terbagi menjadi lima nomor, yakni:

Lari Jarak Pendek

Lari jarak pendek menjadi salah satu nomor yang paling ketat dalam pertandingan. Bagaimana tidak, dengan jarak lari yang cukup dekat, para atlet harus memiliki ketahanan fisik prima guna menjadi yang tercepat. Adapun jarak yang dipertandingkan pada nomor ini mulai dari 100 m, 200 m, dan 400 m.

Lari Jarak Menengah

Lari jarak menengah memiliki panjang lintasan mulai dari 800 m hingga 1.500 m. Dengan jarak yang cukup jauh, para atlet harus pintar memikirkan strategi terbaiknya, kapan harus berlari cepat dan kapan harus mengendurkan kekuatan agar menjaga stamina tubuh.

Lari Jarak Jauh

Lari jarak jauh atau akrab dikenal maraton merupakan nomor lari yang paling menguras tenaga. Para atlet harus berlari dengan jarak mulai dari 3.000 m, 5.000 m dan 10.000 m. Sehingga, persiapan fisik dan mental harus benar-benar maksimal agar dapat mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki.

Lari Gawang

Lari gawang adalah perlombaan lari di atas lintasan yang memiliki rintangan. Biasanya tinggi rintangan pada nomor ini mulai dari 110 m untuk putera, 100 m untuk puteri, dan 400 m bagi putera atau puteri.

Lari Estafet

Lari estafet merupakan nomor lari yang paling berbeda dengan sebelumnya. Pada nomor ini, para atlet harus bekerja sama secara beregu untuk memenangkan pertandingan. Umumnya, lari estafet memiliki dua nomor pertandingan, yakni 4 x 100 m dan 4 x 400 m.

Cabang Olahraga Atletik Lempar

Atlet lontar martil, Rafika Putra
Atlet lontar martil, Rafika Putra, melakukan latihan jelang SEA Games 2019 di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (9/9). Pria berusia 20 tahun ini menargetkan medali emas pada debutnya di SEA Games. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Selain bertumpu pada kaki, cabang olahraga atletik juga bertumpu pada kekuatan tangan. Salah satunya seperti pada cabang atletik melempar yang terdiri dari empat nomor pertandingan. Untuk mengukur sejauh apa lemparan para atlet, panitia penyelenggara menyematkan alat pendeteksi jarak guna mengukur radius lemparan yang dilakukan.

Lempar Cakram

Lempar cakram adalah perlombaan melempar cakram yang dilempar sejauh-jauhnya guna mendapatkan poin maksimal. Meski terlihat mudah, nyatanya melempar cakram butuh tenaga yang tidak sedikit. Sebab, cakram terbuat dari sebuah kayu berbentuk piring yang dikelilingi sabuk berbahan besi.

Lempar Lembing

Mirip seperti melempar cakram, lempar lembing juga mengandalkan kekuatan tangan agar dapat melempar sejauh mungkin. Bedanya, lempar lembing membutuhkan kuda-kuda yang kuat agar lembing yang dilemparkan dapat terlontar jauh. Alat yang digunakan dalam nomor ini pun sedikit unik, lantaran para atlet melempar sebilah lembing yang mirip dengan tombak.

Lontar Martil

Lontar martil adalah nomor dalam cabang atletik melempar yang cukup sulit untuk dilakoni. Pasalnya, para atlet harus melempar sebuah martil berbentuk bulat dengan berat mencapai 4 kg untuk puteri dan 7 kg untuk putera. Alhasil, kekuatan tangan menjadi senjata utama untuk memenangkan perlombaan ini.

Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan nomor olahraga di cabang atletik yang sedikit berbeda. Apabila tiga nomor lainnya para atlet berusaha untuk melempar sekuat tenaga, dalam tolak peluru para atlet harus berusaha sekeras mungkin menolak bola yang terbuat dari besi sejauh-jauhnya.

Cabang Olahraga Atletik Lompat

Foto Terbaik Olimpiade Tokyo 2020 Hari ini
Atlet asal Kuba, Maykel Masso berlaga di final lompat jauh putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, Senin (2/8/2021). (Foto: AFP/Javier Soriano)

Cabang olahraga atletik melompat sangat mengandalkan jangkauan kaki dan hempasan kala melakukan lompatan. Semakin jauh lompatan yang dihasilkan, maka semaki leluasa pula para atlet untuk mengatur pendaratan sejauh-jauhnya. Selain itu, faktor kelenturan tubuh dan titik terkuat untuk berpijak menjadi kunci utama dalam cabang olahraga ini.

Lompat Jauh

Lompat jauh adalah nomor cabang atletik melompat yang mengandalkan kecepatan serta titik lompatan sejauh mungkin. Para atlet harus memiliki timing yang tepat kala melompat di titik yang disediakan dan melayang selama mungkin agar lompatan yang dihasilkan dapat maksimal.

Lompat Galah

Lompat galah merupakan cabang atletik yang mengutamakan kekuatan tangan, kelenturan tubuh, dan kecepatan kaki untuk melewati pembatas mistar. Lompat galah menggunakan sebilah kayu yang menjulang tinggi guna membantu atlet melakukan lompatan terbaiknya.

Lompat Tinggi

Lompat tinggi menjadi salah satu cabang atletik yang cukup sulit untuk dilakukan. Sebab, para atlet harus mengandalkan kekuatan kakinya untuk melewati pembatas mistar tanpa bantuan apapun. Pada nomor ini, gaya gunting menjadi salah satu andalan para atlet untuk melewati pembatas.

Lompat Jangkit

Lompat jangkit hampir mirip dengan lompat jauh. Para atlet sama-sama dituntut untuk melakukan sebuah lompatan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan. Namun, yang membedakan lompat jangkit dengan lompat jauh adalah para atlet harus melakukan gerakan yang dikenal dengan nama hop-step-jump atau melompat dengan tumpuan sebanyak tiga kali.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya