Liputan6.com, Jakarta Noda yang ditorehkan Rene Higuita pada 16 besar Piala Dunia 1990 di Italia memang fatal. Karenanya Kolombia tersingkir, dan Kamerun melaju ke babak perempat final sebagai tim pertama Afrika yang tampil di perempat final Piala Dunia.
Saat itu laga berjalan seru, tak ada gol hingga 90 menit normal, dan babak tambahan dilakukan. Kamerun unggul lebih dulu di menit ke-106 lewat Roger Milla.
Advertisement
Baca Juga
Tiga menit kemudian petaka datang untuk Kolombia. Berjarak 32 meter di depan gawangnya sendiri, Higuita menerima bola dari rekannya sendiri sambil berputar mencari kawan untuk diumpankan kembali. Kiper nyentrik yang bernama lengkap Jose Rene Higuita Zapata itu tampak panik mengendalikan bola hingga bola itu berhasil diserobot Milla. Dengan cepat, Milla langsung berlari menggiring bola hingga mendekat kotak penalty dan menceploskan bola ke gawang yang kosong.
Keunggulan Kamerun 2-0 atas Kolombia sempat dikejar lewat gol Bernardo Redin di menit 115. Namun, Indomitable Lions mempertahankan skor 2-1 sehingga Kamerun menjadi tim pertama Afrika yang tampil di perempat final Piala Dunia.
Namun kesalahan itu tak mengurangi kebesaran nama Higuita, kiper nyentrik yang tak pernah dilupakan para penggemar sepakbola. Kiper yang selalu dikenang karena apa yang dia lakukan dengan kakinya daripada tangannya.
Orang tak akan pernah melupakan apa yang terjadi pada 6 September 1995 saat Kolombia dan Inggris melakukan pertandingan persahabatan di Stadion Wemble London. Skor kacamata alias 0-0 mengakhiri laga.
Meski tanpa gol, ada satu momen yang akan selalu diingat, dan berulang diceritakan semua generasi.
Sepanjang laga ia mampu menjaga gawangnya tetap perawan dari serangan bertubi-tubi skuad Inggris. Puncaknya adalah ketika Jamie Redknapp melakukan tendangan jarak jauh. Redknapp melihat posisi Higuita yang agak maju.
Menyebar
Bukannya menangkap bola, Higuita malah mengambil ancang-ancang untuk melakukan tendangan balik sambil tetap menghadap ke depan. Aksi itulah kemudian yang melambungkan namanya, dan aksinya dikenal dengan julukan tendangan kalajengking.
Sontak apa yang ia lakukan ini pun langsung mengundang gemuruh dan decak kagum para penonton yang memadati Stadion Wembley. Malah komentator pertandingan pun langsung mengucap, "Apakah Anda pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya?", menandakan bahwa sebelumnya tidak ada penjaga gawang yang melakukan penyelamatan semacam itu.
Bahkan pelatih Inggris saat itu Terry Venables mengatakan: "Saya tak pernah menyaksikan hal luar biasa seperti itu sebelumnya," "Kami tidak akan mengajarkan kiper saya hal seperti itu. Biarkan dia (Higuita) saja yang melakukannya, karena hanya dia yang sanggup melakukan hal itu". tambah Terry Venables
Dari Wembley, tendangan kalajengking ini pun menyebar ke seantero dunia.
Tendangan kalajengking adalah salah satu aksi akrobatik yang kerap dilakukan oleh pemain sepakbola, seperti halnya tendangan salto (overhead kick), tendangan gunting (bicycle kick), ataupun back heel.
Advertisement
Ditiru
Tendangan kalajengking ini ditandai dengan gerakan badan yang menyerupai kalajengking, yaitu ketika kita membungkukkan badan, meletakkan kedua tangan di atas tanah, dan mengangkat kaki agar menyerupai ekor kalajengking. Bola ditendang dengan kaki yang sudah diangkat tadi.
Setelah 6 September 1995 itu, tendangan kalajengking itu pun mulai ditiru oleh pemain lain. Ada beberapa pemain yang cukup sering melakukan tendangan ini, salah satunya adalah Zlatan Ibrahimovic.
Pemain asal Swedia itui sering melakukan aksi tendangan kalajengking, baik itu ketika masih membela PSG, AC Milan, Juventus, Ajax, maupun Inter Milan. Ini tak lepas dari kondisi fisik dan kemampuan kaki yang memang membantunya untuk melakukan hal tersebut.
Selain Ibra, ada pemain-pemain lain yang juga kerap melakukan tendangan kalajengking. Dmytro Ulyanov, Stephan El Shaarawy, Oliver Giroud, Keylor Navas, bahkan anak dari Robin van Persie, Shaqueel mampu melakukan tendangan kalajengking ini.
Tanda
Andreas Campomar, seorang sejarawan sepakbola, mengatakan bahwa tendangan kalajengking ini adalah sebuah berkah dari sepakbola. Ia menyebut bahwa gerakan ini mampu memberikan hiburan tersendiri kepada penonton selain kemenangan dan kekalahan yang memang menjadi tujuan akhir dari sebuah pertandingan sepakbola.
Campomar juga menyebut bahwa tendangan ini adalah tanda bahwa keindahan belum sepenuhnya luput dari sepakbola.
Tentang tendangan kalajengking-nya, Higuita mengatakan apa yang dilakukannya itu adalah caranya membantu menempatkan Kolombia dan dirinya di peta sejarah.
"Itu adalah trik yang membantu menempatkan Kolombia dan saya di peta sejarah. Manusia selalu dikenang karena karya besar mereka, dan memang begitulah adanya," kata Higuita beberapa tahun kemudian tentang tendangan kalajengkingnya, di situs resmi FIFA.
Sedangkan menyinggung kesalahannya pada 16 besar Piala Dunia 1990, ia merasa menyesal tapi tidak pernah benar-benar peduli akan hal itu.
"Bagi saya, bola adalah mainan. Itu hadiah yang mereka berikan kepada anda setiap Natal dan anda tidak ingin melepaskannya," kata Higuita.
"Dan, jika anda melepaskannya, maka ada perjuangan untuk itu. Saya tidak ingin memperebutkan bola. Saya ingin memiliki bola saya. Dan, saya ingin tim saya memiliki bola itu. Begitulah cara saya membaca permainan dan begitulah aturannya berubah."
Higuita merasa bahwa kesalahannya tersebut telah menciptakan standar main baru bagi para penjaga gawang.
"Pada akhir karier saya, ada lebih banyak hal positif daripada kesalahan, meski salah satunya terjadi saat bermain melawan Kamerun," kata Higuita, dikutip dari laman resmi FIFA, Jumat (14/10/2022).
"Namun, saya tekankan, setelah orang-orang melihat saya bermain seperti itu, kebiasaan main kiper berubah. Para penjaga gawang telah menggunakan kaki mereka untuk bermain," Higuita menambahkan.
Menurut Higuita, gaya mainnya tersebut banyak diadopsi kiper-kiper era sekarang, salah satunya adalah Manuel Neuer (Bayern Muenchen/Jerman).
Edisi 1990 merupakan Piala Dunia pertama dan terakhir yang dimainkan oleh Rene Higuita bersama Kolombia. Setelah itu, Higuita tak pernah masuk skuad negaranya untuk Piala Dunia.
Secara keseluruhan, Rene Higuita bermain 68 kali untuk timnas Kolombia di berbagai ajang dan mencetak tiga gol.
Advertisement