Liputan6.com, Jakarta Kekalahan telak 0-7 Manchester United dari rival bebuyutan Liverpool berbuntut panjang. Duel yang berlangsung di Anfield pada Senin (6/3/2023) dini hari WIB itu seakan menjadi seleksi buat bara pemain pinjaman.
Legenda Liverpool, Paul Scholes menilai Wout Weghorst tak pantas untuk dipertahankan. Dia disebut tak punya kualitas yang mumpuni bagi MU seperti yang diperlihatkan saat kalah dari Liverpool.
Baca Juga
Nico Williams Masuk Radar Manchester United, Solusi Pengganti Marcus Rashford?
Terungkap, Ada Andil Petinggi Manchester United di Balik Keputusan Ruben Amorim Coret 2 Bintang saat Derby
Link Live Streaming Carabao Cup Tottenham Hotspur vs Manchester United, Jumat 20 Desember 2024 Pukul 03.00 WIB di Vidio
Striker asal Belanda ini hanya mencetak 1 gol dari 14 kali penampilan Man Utd. Dia dipinjam MU dari Burnley yang juga sempat meinjamkannya ke Besiktas.
Advertisement
Melawan Liverpool, Weghorst main sebagai nomor 10 atau playmaker. Namun dia gagal memberi pengaruh sehingga ditarik keluar di menit ke-58.
Meski Wout Weghorst disukai karena punya kinerja tak kenal lelah, tapi Scholes berpendapat pemain yang pernah bertikai dengan Lionel Messi ini tak punya kualitas yang dibutuhkan Manchester united.
Â
Peran Aneh
Â
Scholes menilai peran yang dijalani Weghorst di MU cukup aneh. Dikenal sebagai striker, Weghorst malah berperan seperti bek saat main di Man Utd.
"Weghorst ada di tim ini untuk jadi seorang bek," kata Scholes.
"Anda bicara soal pemain nomor 10 Manchester United atau penyerang, dia ada dalam tim untuk bermain defensif. Dialah yang berlari kesana-sini untuk menjegal lawan. Namun dia tak punya kualitas yang dibutuhkan MU."
Â
Advertisement
Bangkit
Â
Scholes menilai MU bisa bangkit dari keterpurukan lawan Liverpool. Soalnya dia melihat Man Utd punya kualitas untuk lakukan itu.
"Saya tak mau jadi tak hormat, saya tak mau jadi tak hormat dengan MU karena mereka sejauh ini sudah tampil luar biasa. Mereka juga baru memenangkan trofi," kata Scholes.
"Itu (pembantaian oleh Liverpool), hari yang gila. Saya pikir pemain MU punya pengalaman, karakter dan kualitas untuk bangkit dari kekalahan itu," katanya.
Terlalu Larut
Tak ada yang menduga MU bisa hancur lebur seperti ini. Pasalnya, mereka tampil baik di awal laga dan tidak ada tanda-tanda akan terbantai.
Pembantaian baru terjadi di babak kedua. Setelah jeda, The Reds menggelontorkan enam gol ke gawang David De Gea.
Menariknya, kekalahan itu terjadi sepekan setelah United merebut trofi pertama mereka sejak 2017 dengan menjuarai Piala Liga. Di final, MU mengalahkan Newcastle dengan skor 2-0.
Usai pertandingan, bek MU Luke Shaw mengakui timnya mengalami penurunan level sejak menjadi juara. Sepertinya, para pemain MU masih bereuforia merayakan keberhasilan tersebut.
"Itu benar-benar tidak dapat diterima," kata Shaw kepada MUTV. "Standar kami jelas menurun sejak kami memenangkan trofi itu, dan dalam beberapa pertandingan terakhir kami belum menjadi diri kami yang normal."
Advertisement
Tidak Disiplin
Sementara itu, pelatih MU Erik ten Hag marah bukan main dengan anak asuhnya usai kekalahan memalukan ini.
Ten Hag menilai anak asuhnya benar-benar tidak disiplin dan tak bersatu sehingga harus kemasukkan tujuh gol tanpa mampu membalas sama sekali.
"Saya tidak punya penjelasan. Saya harus mencari tahu, itu hanya terjadi pada apa yang saya lihat. Babak pertama cukup terkendali. Mungkin kami memiliki peluang yang lebih baik, kami membuat satu kesalahan," ucap Ten Hag, dilansir Sky Sports.
"Dalam transisi pertahanan, tidak bermain sebagai tim, kami tidak mengikuti rencana, ada 11 orang. Saya tidak tahu, itu sangat buruk," sambungnya.
Peringkat
Advertisement