Bola Ganjil: Rebut Gelar Juara usai Derita Kekalahan Memalukan, Ada yang Sempat Digilas 3-8

Timnas putri Spanyol juara Piala Dunia Wanita 2023 usai menderita kekalahan memalukan 0-4 pada laga terakhir Grup C melawan Jepang.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 18 Okt 2023, 22:37 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 00:30 WIB
Jepang Vs Spanyol Piala Dunia Wanita 2023
Para pemain Jepang melakukan selebrasi usai pertandingan sepak bola Grup C Piala Dunia Wanita 2023 antara Jepang dan Spanyol di Wellington, Selandia Baru, Senin (31/7/2023). Jepang mengalahkan Spanyol 4-0. (AP Photo/John Cowpland)

Liputan6.com, Jakarta - Skandal Luis Rubiales menodai sukses tim putri Spanyol menjuarai Piala Dunia Wanita 2023 yang berlangsung di Australia dan Selandia Baru beberapa bulan lalu. Sang terdakwa kini terancam hukuman pidana dengan persidangan sudah dimulai.

Rubiales merayakan kemenangan Spanyol dengan mencium kapten Jennifer Hermoso di bibir pada seremoni juara. Dia pun terjerat dugaan pelecehan.

Pemberitaan kasus ini menutupi keberhasilan Negeri Matador merebut gelar pertama sepanjang sejarah. Spanyol mencatat sejarah setelah mengalahkan juara Eropa Inggris 1-0 di Stadium Australia, 20 Agustus silam.

Capaian tersebut juga ditandai kebangkitan anak asuh Jorge Vilda. Spanyol menderita kekalahan memalukan 0-4 dari Jepang pada laga terakhir Grup C. Beruntung Spanyol sudah mengantongi kemenangan atas Kosta Rika (3-0) dan Zambia (5-0) sehingga tetap melaju ke babak gugur.

Mereka lalu tidak terbendung dalam perjalanan menuju titel. Swiss (5-1), Belanda (2-1), dan Swedia (2-1) dikalahkan sebelum membungkam Inggris di partai puncak.

 

Mukjizat Jerman Barat di Piala Dunia 1954

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Spanyol bukan satu-satunya juara kompetisi yang menderita kekalahan besar di awal kompetisi. Jerman Barat dipermalukan 3-8 oleh Hungaria pada partai Grup B Piala Dunia 1954.

Der Panzer gagal menandingi kehebatan tim legendaris berjuluk Mighty Magyars dengan Sandor Kocsis mencetak quattrick di partai tersebut.

Namun, Jerman Barat bisa melaju ke babak gugur berkat kemenangan atas Turki di play-off. Mereka lalu membekuk Yugoslavia dan Austria untuk menciptakan rematch versus Hungaria di final.

Jerman Barat tak dianya sukses membalas dendam dengan menang 3-2, sekaligus memberi kekalahan pertama bagi Hungaria sejak 1950. Laga tersebut dijuluki Mukjizat di Bern.

Kebangkitan Real Madrid di Piala UEFA

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Kebangkitan serupa tidak hanya terjadi di level internasional, melainkan juga ajang klub. Usai menyisihkan AEK Athens (Yunani) dan Chornomorets Odesa (Uni Soviet), undian mempertemukan Real Madrid dengan wakil Jerman Borussia Monchengladbach.

Los Blancos dalam posisi terdesak karena tumbang 1-5 pada leg pertama di markas lawan. Namun, Real Madrid berjaya 4-0 di Estadio Santiago Bernabeu pada duel kedua untuk unggul agregat gol tandang.

Mengandalkan tim yang memiliki Juanito, Emilio Butragueno, Jorge Valdano, Santillana, dan Michel, Real Madrid kemudian membekuk Neuchatel Xamax (Swiss), Inter Milan (Italia), dan FC Koln (Jerman) untuk mengangkat trofi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya