Waspada Klaim Obat Covid-19 Palsu

Ada baiknya masyarakat tetap waspada dan skeptis mengenai klaim obat yang bisa menyembuhkan Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2020, 16:26 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2020, 16:02 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai klaim mengenai obat untuk menyembuhkan pasien positif virus corona Covid-19 masih bertebaran di media sosial. Ada baiknya masyarakat tetap waspada dan skeptis mengenai obat yang diklaim bisa menyembuhkan Covid-19.

Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara tegas mengatakan bahwa di dunia ini belum ada negara atau lembaga yang sudah menemukan obat atau vaksin secara spesifik bisa menanggulangi Covid-19.

Meski begitu, memang benar bahwa sekarang banyak negara dan lembaga yang berusaha keras untuk bisa menemukan vaksin maupun obat Covid-19, seperti disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI, Slamet.

"Banyak lembaga internasional dan nasional sedang bekerja keras untuk mendapatkan obat ataupun vaksin Covid-19. Sebagian kandidat vaksin juga sudah memasuki tahap uji klinik tahap akhir," kata Slamet seperti dikutip laman setkab.go.id pada Selasa (4/8/2020).

Indonesia, kata Slamet, turut berusaha untuk menemukan obat dan vaksin yang teruji klinis efektif bagi pasien Covid-19.

"Saat ini beberapa negara termasuk Indonesia tergabung dalam Solidarity Trial WHO, untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid terhadap efektivitas dan keamanan terbaik dalam perawatan pasien Covid-19,” katanya.

Berikut beberapa hoaks seputar obat Covid-19 yang dirangkum Cek Fakta Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perak Koloid

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Beberapa waktu lalu, sempat beredar informasi jika Perak Koloid (Colloidal Silver) dapat menjadi obat virus corona. Perak Koloid sendiri merupakan paritkel kecil dari logam yang tersuspensi dalam cairan.

Faktanya, informasi tersebut telah dibantah oleh Otoritas Kesehatan Amerika (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) bahwa tidak ada bukti jenis perak ini efektif untuk kondisi kesehatan apapun.

 


Urin dan Kotoran Sapi

Pemeriksaan hewan kurban
Petugas Dinas Peternakan dan Pertanian memeriksa selaput lendir sapi kurban yang dijual di Mall Hewan Kurban H. Doni, Depok, Jawa Barat, Senin (29/7/2019). Pemeriksaan guna menjamin kelayakan dan kesehatan medis hewan kurban untuk dikonsumsi pada Idul Adha mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Beredar informasi bahwa urin dan kotoran sapi bisa mengobati penyakit virus corona. Faktanya, menurut Health Analytic Asia, para dokter telah mengkonfirmasi bahwa kotoran serta urin sapi tidak mengandung obat dan belum pernah diresepkan sebagai obat.

 

 


Minum Alkohol

Ilustrasi minuman alkohol Bir (AP/Tony Talbot)
Ilustrasi minuman alkohol Bir (AP/Tony Talbot)

Ada unggahan di media sosial bahwa minum alkohol bisa kurangi risiko terinfeksi Covid-19. Unggahan itu disertai foto yang menunjukkan surat edaran atas nama Saint Luke's Hospital Kansas City, salah satu rumah sakit di Amerika.

Faktanya, pihak rumah sakit membantah surat edaran tersebut. Mereka menyebut apa yang seharusnya dilakukan masyarakat adalah menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan yang baik.

 

 


Asap Rokok

Tak Ada Lagi Ruang bagi Perokok di Balai Kota Solo
Pencanangan bebas asap rokok di Balai Kota Solo sengaja dilakukan pada bulan puasa untuk menyiapkan pegawai tak merokok di bulan lain. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Beredar informasi di media sosial Facebook yang berisi asap rokok mampu membunuh virus corona karena komposisi rokok terdiri dari tembakau dan cengkeh.

Faktanya, Dokter Spesialis Paru Feni Fitrinia sekaligus Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpinan Dokter Paru Indonesia, mengatakan informasi tersebut tidak benar.


Obat Malaria Klorokuin

Obat Malaria Hydroxychloroquine.
Obat Malaria Hydroxychloroquine. (AP / John Locher)

Beredar video dan foto di WhatsApp yang menginformasikan bahwa obat antimalaria choloroquine phosphate dapat menyembuhkan pasien virus corona.

Faktanya, Kepala Perawatan Klinis dan Program Emergensi WHO (World Health Organization), Janet Diaz mengatakan bahwa belum ada bukti tentang obat malaria itu. Lalu ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin atau obat antivirus yang spesifik untuk mencegah Covid-19.

 

(Arazanses Vicoristen Sinaga)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya