Sederet Pernyataan Kontroversial Donald Trump Terkait Virus Corona

Tak jarang Donald Trump menganggap enteng virus corona.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Agu 2020, 16:13 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 07:00 WIB
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak henti melontarkan pernyatan kontroversial mengenai wabah virus corona. Bahkan tak jarang, dia menganggap enteng virus corona.

Satu di antaranya, Trump sempat menyebut bahwa virus corona Covid-19 adalah flu biasa. Ia kemudian membandingkan angka kematian flu lebih tinggi setiap tahunnya daripada virus corona.

Trump juga mempertanyakan diadakan penutupan akses perekonomian melalui social distancing, dan larangan wisata hanya karena flu. Namun, Trump akhirnya mengakui virus corona berbahaya.

Namun pernyataan Trump dibantah ahli Kesehatan dan Profesor Kesehatan Masyarakat di Universitas George Washington Amerika Serikat, dr Leana Wen.

"Memang benar, bahwa pada saat ini, setiap orang di AS lebih mungkin tertular flu daripada virus corona, tetapi ini pada dasarnya sudah jadi pandemi yang menyebar ke seluruh dunia," Leana Wen seperti dilansir dari Aljazeera, Selasa 10 Maret 2020.

"Anda tidak dapat membandingkan dampak atau efek potensial dari Coronavirus ini dengan flu, karena ini adalah virus baru yang menyebar di seluruh dunia yang tidak ada vaksin atau pengobatannya," tegas Wen.

Berikut beberapa pernyataan kontroversial Trump yang dirangkum Cek Fakta Liputan6.com:

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

Usul Suntik Disinfektan dan sinar UV ke Manusia

FOTO: Penyemprotan Disinfektan Masjid hingga Sekolah di Tangerang Selatan
Anggota Brimob Batalion A Ciputat melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan Bambu Apus, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (4/8/2020). Penyemprotan terhadap rumah, sekolah, serta masjid tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang terus meningkat. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Trump mengusulkan menyuntik disinfektan kepada manusia sebagai upaya memerangi penyebaran virus corona.

"Saya pikir, memasukan sinar ke dalam tubuh melalui kulit atau beberapa cara lain akan anda menguji," kata Trump.

"Lalu saya melihat disinfektan membasminya dalam satu menit, apakah ad acara kita bisa melakukan seperti itu dengan menyuntikkan ke dalam atau hampir membersihkan?” lanjut Trump saat rapat kabinet pada 27 Februari di Gedung Putih, Amerika Serikat.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melalui situs resmi mengimbau masyarakat agar tidak mengimplementasikan langsung cairan disinfektan ke permukaan kulit.

"Menyemprotkan alkohol atau klorin [bahan kimia disinfektan] ke seluruh tubuh Anda tidak akan membunuh virus. Menyemprotkan zat-zat semacam ini bisa berbahaya bagi selaput linder kita, misal mata dan mulut," tulis WHO.

"Perlu diingat bahwa alkohol dan klorin berguna untuk disinfeksi wilayah permukaan saja," sambung WHO.

 

 

Meminum Obat Malaria Setiap Hari

Obat Malaria Hydroxychloroquine.
Obat Malaria Hydroxychloroquine. (AP / John Locher)

Trump membuat pernyataan dengan mengaku rutin mengonsumsi obat malaria hidroksilorokuin guna mencegah tertular virus corona setelah hasil tes menunjukkan ia tidak terpapar virus corona.

"Saya minum satu pil setiap hari," ujar Trump dikutip dari AFP.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberi respon terkait pernyataan Trump dengan tidak membenarkan tindakan yang dilakukan oleh Trump, dalam laporan FDA justru menemukan risiko pemberian hidroksilorokuin yang kepada pasien virus corona mengalami masalah ritme jantung serius.

 

 

Memperlambat Tes Virus Corona

Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi Ikuti Tes Swab PCR
Petugas medis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Selasa, (5/5/2020). Pemkot Bekasi melakukan tes swab secara massal setelah tiga penumpang KRL dari Bogor terdeteksi virus corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Trump mendesak agar tim penanganan virus corona untuk memperlambat tes pengujian untuk warga tertular virus corona dengan alasan lonjakan virus corona disebabkan peningkatan tes.

"Ini bagian buruknya: Ketika anda memperluas tes, akan ditemukan lebih banyak kasus dan infeksi," jelas Trump pada 21 Juni dalam rapat umum di Tulsa, Oklahoma.

Menanggapi komentar Trump, seorang pejabat administrasi AS mengatakan bahwa sang presiden hanya bercanda saat meminta pemeriksaan untuk mendeteksi virus Corona di negara itu diperlambat.

"Dia jelas-jelas bercanda. Kami memimpin dunia dalam pengujian dan telah melakukan lebih dari 25 juta dalam pengujian," kata pejabat itu kepada CNN.

 

Kritik WHO

FOTO: Kasus COVID-19 Dunia Tembus 10 Juta, 500 Ribu Orang Meninggal
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah) saat konferensi pers daring dari Swiss dilihat di Brussel, Belgia, Senin (29/6/2020). Virus corona COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu di antaranya meninggal dunia. (Xinhua/Zhang Cheng)

Trump mengkritik organisasi kesehatan dunia (WHO) dengan menuduh terlalu fokus pada China dan mengeluarkan saran yang tidak tepat selama wabah virus corona.

"Mereka mengeluarkan saran yang salah. Mereka benar-benar salah," ujar Trump 8 April 2020.

Faktanya, WHO telah memperingati tentang wabah corona sebagai pandemi global sejak awal, yaitu 11 Maret 2020. Sehari sebelum menteri kesehatan dan layanan manusia Amerika Serikat mengumumkan darurat kesehatan masyarakat di AS.

 

 (Indah Suci Safitri)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya