Cek Fakta: Tidak Benar Tanzania Terbebas dari Covid-19, Simak Penelusuran Faktanya

Klaim Tanzania terbebas dari covid-19 dan pernyataan Presiden Tanzania sudah ada sejak tahun 2020.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 05 Feb 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 12:00 WIB
Klaim Tanzania bebas covid-19
Klaim Tanzania bebas covid-19. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa netizen mengklaim kalau negara Tanzania sudah terbebas dari covid-19. Salah satu akun Facebook yang membagikan klaim itu adalah Eriera Eriera pada Janauri 2021.

Begini narasinya:

"Masya allah.. Tanzznia luar basa. Ternyata negara mereka bebas dari covid-19

berkat Doa & kecerdasan nya... Masya allah.."

Selain narasi, pengguna akun Faceboo Eriera Eriera juga mengunggah video tentang pidato Preziden Tanzania. Dalam video itu, Presiden Tanzania mengatakan:

"Kita ambil sampel dari kambing. Kita ambil sample dari domba. Kita ambil sampel dari pepaya. Kita ambil sampel dari oli mobil.

Kiya bawa sample-sample itu ke laboratorium tanpa sepengetahuan mereka. Bahkan, sample itu kita beri nama. Misalnya sample dari oli mobil itu kita beri nama Jabi Hanza, 30 thn, pria.

Hasilnya negatif

Ketika kami berikan sample dari pepaya, kita kasih nama Elizabath Ane, 26 tahun, wanita.

Hasilnya, pepaya itu positif terinfeksi corona."

Lalu, benarkah Tanzania terbebas dari covid-19? Dan hasil tes pepaya yang dinyatakan positif covid-19 dalam pidato Presiden Tanzania benar adanya? Simak penelusuran di halaman berikut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan Google Search dengan kata kunci: 'Tanzania covid-19'. Hasilnya ada banyak pemberitaan yang membahas soal kasus covid-19 di Tanzania.

Salah satunya, ada di kanal Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berjudul: "Cek Fakta: Benarkah Buah Pepaya dan Kambing di Tanzania Positif Covid-19? Simak Penelusurannya". Artikel itu sudah dipublikasikan pada 17 November 2020.

Dalam artikel ini, Cek Fakta Liputan6.com mengambil penjelasan dari situs Aljazeera dengan artikel berjudul: "Tanzania president questions coronavirus kits after animal test".

Dalam artikel yang dipublikasikan pada Mei 2020 itu, Magufuli curiga karena alat tes virus corona covid-19 yang diimpor mengalami kecacatan. Aljazeera tidak menyebutkan alat tes covid-19 yang diimpor Tanzania dipesan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau bukan.

Karena alat tesnya cacat, Magufuli membentuk tim beranggotakan 10 orang pada 4 Mei 2020. Tim ini pun mengambil sampel secara acak, non-manusia. Sampel yang mereka ambil adalah pepaya, kambing, dan domba. Magufuli pun mengklaim kalau pepaya dan kambing dinyatakan positif covid-19 dari hasil penelitian itu.

"Ada sesuatu yang terjadi. Saya katakan sebelumnya, kita tidak boleh menerima setiap bantuan yang dimaksudkan untuk kebaikan bangsa ini," katanya.

Namun sayangnya, Aljazeera menyebut Magufuli tidak terbuka dalam metode penelitian yang dilakukan pihak Tanzania.

Karena tidak percaya dengan alat tes covid-19 yang mereka impor, Magufuli memilih pengobatan herbal yang disebut covid organics. Obat herbal ini disiapkan Malagasy Institute for Applied Research, terbuat dari Artemisia, tanaman yang dibudidayakan di pulau Madagaskar di Samudra Hindia.

"Saya sudah menulis surat kepada Presiden Madagaskan dan kami segera mengirimkan pesawat untuk mengambil obat tersebut sehingga Tanzania bisa mendapat keuntungan dari sana," ucapnya.

Kemudian, hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs Xinhua dengan judul artikel yang sudah dipublikasikan pada 24 Mei 2020: "Tanzania's laboratory for testing COVID-19 faulty: minister".

Disebutkan dalam situs itu, investigasi yang dilakukan Tanzania memperlihatkan beberapa kekurangan, termasuk mesin yang rusak untuk menguji sampel covid-19. Manajemen laboratorium kesehatan nasional yang bertempat di National Institute of Medical Research (NIMR) yang berkantor pusat di ibu kota komersial Dar es Salaam tidak memperbaiki mesin yang rusak.

Kekurangan lain yang diidentifikasi oleh tim penyelidikan antara lain adalah kurangnya pengawasan teknis untuk pengujian sampel covid-19, buruknya kualitas hasil tes covid-19, dan jeleknya penyimpanan sampel yang diuji untuk tes covid-19. Tim juga mengungkap laboratorium yang didirikan pada 1968 itu kekurangan tenaga profesional di bidang bioteknologi dan biologi molekuler.

Hal ini dipaparkan oleh Ummy Mwalimu, Menteri Kesehatan, Bina Lingkungan, Gender, Lansia dan Anak di Tanzania. Mwalimu adalah orang yang membentuk tim pemeriksa atas suruhan Magufuli. Kelompok ini dipimpin Eligius Lyamuya dari Universitas Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan Sekutu Muhimbili.

Mwalimu juga orang yang memberhentikan direktur laboratorium kesehatan nasional Tanzania, Nyambura Moremi, dan manajer jaminan di laboratorium itu, Jacob Lusekelo karena hasil tes covid-19 yang diteliti malah dipertanyakan oleh dunia.

Sementara itu, menurut data Facebook, klaim dengan foto ini pertama kali muncul di Indonesia dan diunggah akun atas nama M Ulum ke grup Dimensi Pengetahuan pada 15 November 2020. Sekarang, postingan M Ulum sudah dinyatakan informasi palsu oleh Facebook.

Sebelum dilabeli sebagai informasi palsu, postingan M Ulum ini sudah dilihat 43,7 ribu kali hanya dalam waktu 24 jam.

Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com juga memeriksa situs Worldo Meters mengenai kasus covid-19 di Tanzania. Tercatat, hingga 5 Februari 2021, sudah ada 503 kasus covid-19 di Tanzania, 21 di antaranya meninggal dunia.

Kasus covid-19 pertama di Tanzania terjadi pada 17 Maret 2020. Sejak saat itu, kasus covid-19 di Tanzania terus bertambah.

 

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim Tanzania bebas dari covid-19 merupakan tidak benar. Dan klaim Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut covid-19 cuma teori konspirasi karena kambing dan buah pepaya bisa terpapar penyakit ini bisa disimpulkan tidak terbukti.

Faktanya, mesin untuk menguji sampel covid-19 di Tanzania sudah rusak. Manajemen laboratorium kesehatan nasional yang bertempat di National Institute of Medical Research (NIMR) yang berkantor pusat di ibu kota komersial Dar es Salaam tidak memperbaiki mesin yang rusak. Klaim ini juga sudah ada sejak tahun 2020.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya