6 Hoaks Terkini yang Beredar Sepekan, dari Omicron sampai The Simpsons

Simak 6 hoaks terkini yang beredar dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Jan 2022, 08:08 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 08:08 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Beragam informasi disajikan di media sosial dengan beragam bentuk, namun sebaiknya kita tidak langsung mempercayai kabar yang kita dapat sebab tidak semuanya benar. Ini merpakan salah satu cara untuk menghindari hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang beredar di media sosial, hasilnya sebagian telah terbukti hoaks.

Simak kumpulan 6 hoaks terkini yang beredar dalam sepekan:

1. Arti Omicron Virus Akhir Zaman

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim arti Omicron virus akhir zaman. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 5 Desember 2021.

klaim arti Omicron virus akhir zaman berupa tangkapan layar unggahan yang berisi tulisan seperti berikut:

“This just gave me chills!

OMI

OMNI

OMEGA

GREEK FOR (end)

CRON

CHRON

CHRONOS GREEK FOR (Time)

OMICRON IS THE "END TIME"

VIRUS. GET RIGHT WITH GOD.

THE DEVIL IS ABOUT TO MAKE

HIS FINAL MOVE.”

Benarkah klaim arti Omikron virus akhir zaman? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

2. Ada Varian Baru Covid-19 Bernama Florona

Beredar di media sosial postingan terkait varian covid-19 baru bernama Florona. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa hari lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Januari 2022.

Dalam postingannya terdapat narasi sebagai berikut:

"Florona itu siapa, Mas? Namanya ada di mana-mana lho di sini! *halah!

Setelah muncul dengan Varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, Kappa, Kembar Delta, Delmicron dan Omicron, sekarang COVID-19 muncul dengan Varian Florona. Udah kayak sinetron aja, bersambung-sambung nih episode virus"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim ada varian covid-19 baru bernama Florona? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

3. Fenomena Aphelion Membuat Suhu Lebih Dingin Berlangsung sampai Agustus

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena Aphelion membuat suhu lebih dingin. Informasi ini tersebar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut klaim fenomena Aphelion membuat suhu lebih dingin:

"Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll. Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat. Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA. 🤲 Aamiin ...

Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh. Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga' terbiasa dengan suhu ini,. Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa...Salam sehat ✊💝 & Selamat beristirahat 🙏".

Benarkah klaim fenomena Aphelion membuat suhu lebih dingin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

4. Dirjen WHO Akui Beberapa Negara Gunakan Vaksin Booster untuk Membunuh Anak-Anak

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 2 Januari 2022.

Unggahan klaim Direktur Jenderal WHO mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak berupa video Tedros Adhanom Ghebreyesus yang sedang memberikan keterangan dengan durasi 53 detik.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Tedr os slips up and ad mits some countries using boo ster sho ts to ki ll chil dren 💥💥💥💥

Tedros tergelincir dan mengakui beberapa negara menggunakan temba kan bo os ter untuk mem bu n uh anak-anak.

Credit to HATS TRUTH 🎩

Please check

https://www.who.int/.../who-director-general-s-opening...#

27:20 of the audio version right from the WHO website. He said it. 👍🏼"

Benarkah klaim Direktur Jenderal WHO mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

5. Inul Daratista Meninggal Dunia pada 2 Januari 2022

Kabar tentang penyanyi dangdut Inul Daratista meninggal dunia beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan situs penahafiz.xyz pada 2 Januari 2022.

Situs tersebut memuat artikel berjudul "Berita Duka, SeIamat JaIan Untuk SeIamanya Inul Daratista, InnaIiIahi WainnaiIIaihirojiun Kabar Dukа MеnуеIіmutі ..."

Dalam artikel tersebut memuat foto mobil terguling akibat kecelakaan. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar meninggalnya Inul Daratista.

Benarkah kabar penyanyi dangdut Inul Daratista meninggal dunia pada 2 Januari 2022? Simak hasil penelusurannya berikut ini.

 

6. Cuplikan Film The Simpsons Ini Mengungkap Penyebaran Chemtrails

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penyebaran racun udara atau chemtrails telah diungkap dalam film The Simpsons. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 17 Desember 2021.

Klaim penyebaran racun udara atau chemtrails diungkap dalam film The Simpsons berupa video yang menampilkan tokoh dalam film tersebut Marge Simpson sedang melihat pesawat terbang mengeluarkan asap. Pada cuplikan tersebut terdapat tulisan:

"THE SIMPSONS RELEVATION METHOD ON CHEMTRAILS".

Video kemudian dilanjutkan dengan tayangan keluarga Simpsons menyaksikan pesawat terbang yang mengeluarkan asap, dalam tauang tersebut terdapat tulisan

"mereka menaruhnya di film kartun mu jangan anggap gurauan".

Pada detik ke 13 video tersebut menampilkan sejumlah orang yang sedang mengoperasikan komputer berada dalam ruangan bertuliskan "CIA WATHER CONTROL".

Kemudian tanyang berikutnya menampilkan seorang yang sedang mengoperatori perangkat elektronik yang terdapat tulisan "CHEMTRAILS", tayangan dilanjutkan dengan sebuhan pesawat terbang mengeluarkan asap dan membuat langit hitam kemudian terihat angin bertiup merusak bangunan dan langit merah.

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Film, game, koran, majalah, berita, buku, televisi, radio, internet itu semua kita sebut media. Artinya suatu pesan selalu disampaikan melalui media.Seperti telah kita maklumi bersama bahwa "invisible hands" yaitu para "penguasa dunia dibalik layar" (elit global) mereka juga telah menguasai media.

Media inilah sebenarnya tempat-tempat mereka menyampaikan pesan tersebut, baik pesan tersirat maupun tersurat, baik pesan yang samar-samar maupun terang-terangan.

Nah secara ilmiah cara ini disebut dengan METODE WAHYU (revelation method), sebagian ada juga yang menyebutnya Subliminal Message (pesan subliminal) atau sebut saja pesan tersembunyi yang mempengaruhi gelombang otak manusia dengan maksud mempengaruhi alam bawah sadar manusia, yaitu pesan rahasia dengan dengan racikan simbol maupun kode tertentu.

Kode ini sebenarnya hanya bisa diungkap oleh "orang dalam". Tetapi karena sudah banyak orang-orang yang mempelajari mereka, sehingga orang luar pun sekarang bisa membaca untuk memecahkan kode-kode tersebut.

Sebagian ada pula yang menyebutnya Predictive Programming atau prediksi yang terprogram. Ketika gedung WTC 911 runtuh banyak orang terkejut karena ternyata pada era-era sebelumnya gambaran tentang kehancurannya sudah tersebar diberbagai media baik secara terang-terangan maupun samar-samar.

Jadi apakah anda masih akan mengatakan, "Ah, itu cuma kebetulan?"".

Benarkah klaim penyebaran racun udara atau chemtrails telah diungkap dalam film The Simpsons? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya