Cek Fakta: Hoaks Makanan Kaleng Thailand Mengandung AIDS dan Daftar Minuman Kemasan Picu Penyakit Berbahaya

Penelusuran informasi makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Okt 2022, 15:15 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2022, 17:00 WIB
Tangkapan layar klaim makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang
Penelusuran informasi makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com memperoleh informasi seputar makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang.

Informasi makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp seperti berikut ini.

"InnaLillahi wa Inna Illaihi roji'un

Assalammu'alaikum Wr Wb

Breaking News : Meneruskan info dr Ibu Dubes KBRI KL

Tolong beritahu adek2, suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan makanan kaleng ,terutama buah2an , khususnya produksi Thailand. Karena di negara itu ada kira2 200 orang pengidap aids kerja di pabrik kalengan, dan mereka masukkan darah mereka ke dalam kalengan2 itu , dan saat ini masalah tersebut telah diketahui DepKes Thailand sehingga kaleng2an tersebut telah banyak di sita ttpi lebih banyak yg sdh terlajur diekspor.  Contoh ; Lecy , Rambutan , Lengkeng , Mangga Puding dll. Setelah terima ini cepat kirim ke saudar2 n teman2 semua. Agar tidak konsumsi kalengan apapun...... Demi keselamatan kita semua. Info dr ibu dubes KBRI

(Rita Toisuta Arifson Kementrian Kesehatan RI)

Simak Beritanya :health.liputan6.hb/read/678535 {semoga bermanfaat}. Mohon bantu share ya..🙏🙏

[ ‼️‼️WARNING‼️‼️

Tolong disebar luas kan

Mohon ijin info Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak (Kanker Otak), Diabetes dan Pengerasan Sumsum Tulang Belakang (Mematikan sumsum tulang belakang).Untuk itu, hindarilah minuman sbb:

👉1. Extra Joss,

👉2. M-150,

👉3. Kopi Susu Gelas (Granita),

👉4. Kiranti,

👉5. Krating Daeng,

👉6. Hemaviton,

👉7. Neo Hemaviton,

👉8. Marimas,

👉9. Segar Sari shachet,

👉10. Frutillo,

👉11. Pop Ice,

👉12. Segar Dingin Vit. C,

👉13. Okky Jelly Drink,

👉14. Inaco,

👉15. Gatorade,

👉16. Nabati,

👉17. Adem Sari,

👉18. Naturade Gold,

👉19. Aqua Splash Fruit.

Karena ke-19 minuman tsb mengandung ASPARTAME (lebih keras dr biang gula) racun yg menyebabkan diabetes, v otak, dan mematikan sumsum tulang.

Info:RS Fatmawati , RSCM , RS Siloam , All RSNara sumber :Dr. H. Ismuhadi, MPH

Mohon dishare, sayangi keluarga anda."

Benarkah informasi seputar makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi seputar makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang.

Artikel berjudul "BPOM Pastikan Kabar Makanan Kaleng Mengandung Virus HIV Itu Hoax" yang dimuat Liputan6.com  menjelaskan, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap keamanan, mutu dan gizi produk pangan impor sebelum diedarkan di wilayah Indonesia (pre-market evaluation).

BPOM secara rutin juga melakukan pengawasan terhadap produk pangan yang beredar di wilayah Indonesia (post-market control). Dalam pengusutan ini, BPOM memastikan tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diberitakan tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV dalam semua produk makanan kaleng yang ada terjual di pasar tradisional maupun swalayan.

BPOM menjelaskan virus HIV tidak mampu bertahan hidup di luar host (tubuh manusia). "Pemberitaan tersebut adalah hoaks yang menyesatkan," tulis BPOM.

Liputan6.com sendiri memang pernah membuat berita yang sifatnya sanggahan dan ingin meluruskan bahwa pesan-pesan yang beredar di aplikasi chat itu tidak benar dan sedang dalam penyelidikan Badan Pengawas Obat dan Makanan waktu itu dengan link berikut https://health.liputan6.com/read/678535/bpom-akan-periksa-info-soal-makanan-kaleng-bahaya-asal-thailand. 

Humas BPOM Nelly, ketika itu menyampaikan bahwa saat ini BPOM akan menyampaikan terlebih dahulu pada Kepala Biro Humas dan Kepala BPOM untuk menindaklanjuti informasi tersebut.

Sayang alamat berita ini diubah dengan menambahkan dua huruf "hb" setelah kata Liputan6.com. Hingga berubah menjadi http://health.liputan6.hb/read/678535, yang kalau diklik tidak masuk ke halaman apa pun, terjadi kesalahan alias error. Entah, apa maksud si penyebar berita. Yang jelas, kabar ini menyesatkan. 

Klarifikasi BPOM

Sebenarnya BPOM telah mengklarifikasi kabar burung tersebut pada 12 November 2014 dan menyampaikan bahwa informasi tersebut sepenuhnya tidak benar alias hoaks. Berikut bunyi pernyataan resmi BPOM yang juga bisa dilihat di tautan Klarifikasi : Produk Pangan Yang Tidak Aman Dikonsumsi Karena Mengandung Darah dan Virus HIV:

"Sehubungan dengan adanya pemberitaan di berbagai media sosial mengenai produk makanan kaleng impor asal Thailand yang mengandung darah dan virus HIV, Badan POM memandang perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:

Badan POM melakukan evaluasi terhadap keamanan, mutu, dan gizi produk pangan impor sebelum diedarkan di wilayah Indonesia (pre-market evaluation).

Badan POM secara rutin melakukan pengawasan terhadap produk pangan yang beredar di wilayah Indonesia (post-market control).

Badan POM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diberitakan tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV dalam makanan kaleng, apalagi virus HIV tidak mampu bertahan hidup di luar host (tubuh manusia). Jadi pemberitaan tersebut adalah HOAX yang menyesatkan.

Terkait dengan daftar minuman yang menyebabkan pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang, dalam keterangan tertulis BPOM berjudul "Press Release Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Bantahan atas Berita terkait dengan Keamanan Aspartam" yang dimuat situs  resmi BPOM pom.go.id menyebutkan sehubungan dengan adanya berita yang menyebar melalui pesan singkat/sms (short message service) mengenai bahaya penggunaan Aspartam yang disebutkan bersumber dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan ini diberitahukan bahwa sesuai dengan informasi dari Sekretaris Eksekutif � IDI bahwa IDI tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang hal tersebut.

Aspartam dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009. Codex Alimentarius Commision (CAC) adalah Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur.

Dalam pengaturan Codex disebutkan bahwa Aspartam dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dan minuman antara lain minuman berbasis susu, permen, makanan dan minuman ringan. Penggunaan Aspartam dalam makanan dan minuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat digunakan dengan batas maksimum penggunaannya masing-masing."

 

Sumber:

https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/62/Press-Release-Badan-Pengawas-Obat-dan-Makanan-Republik-Indonesia-tentang-Bantahan-atas-Berita-terkait-dengan-Keamanan-Aspartam.html

Kesimpulan

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi seputar makanan kaleng Thailand mengandung AIDS dan daftar minuman kemasan memicu pengerasan otak hingga sumsum tulang belakang merupakan hoaks yang kembali beredar.

BPOM telah mengklarifikasi kabar burung tersebut pada 12 November 2014 dan menyampaikan bahwa informasi tersebut sepenuhnya tidak benar alias hoaks.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya