Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) bak pisau bermata dua yang harus dipergunakan dengan cerdas dan bijak. Melihat nyatanya tantangan yang muncul akibat kelahiran AI, Pemerintah Indonesia mengusulkan kolaborasi berbasis 3P agar mampu memitigasi ancaman kehadiran AI dan memanfaatkan peluang dari eksistensinya.
"Indonesia mengusulkan tiga P sebagai fondasi tindakan kolektif dan kolaborasi kita di masa depan, yaitu Policy (kebijakan), Platform (aplikasi) dan People (sumberdaya manusia)," ujar Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria dalam Sesi Diskusi AISS 2023: Building A Shared Understanding of The Risks of Frontier AI and Future Collaboration, di London, Inggris, Kamis (02/11/2023).
Baca Juga
Menurut Nezar Patria, kolaborasi ini berperan penting dalam menghadapi tantangan akibat kehadiran AI yang diprediksi dapat melahap banyak lapangan kerja manusia di masa depan.
Advertisement
Nezar juga menyoroti kebijakan mengenai AI yang harus bermanfaat bagi semua kalangan agar berfungsi sebagai dasar dalam mengeksekusi tindakan afirmatif, seperti menutup kesenjangan digital dan memfasilitasi transfer teknologi AI.
"Kebijakan kita harus mencerminkan proyeksi masa depan kita tentang penggunaan AI yang aman, terjamin, dan kuat," tutur Nezar, dikutip dari kominfo.go.id.
Dengan tegas, Nezar menyatakan bahwa diskusi terkait keamanan AI harus ditempatkan melalui platform multilateral yang inklusif agar para stakeholder dapat menyuarakan keprihatinan secara terbuka.
Nezar menambahkan, "Kita membutuhkan komunikasi yang jujur dan jelas ketika membahas AI, terutama mengenai risikonya dan langkah mitigasinya."
Tekait aspek yang terakhir, Nezar menekankan bahwa sumber daya manusia adalah aspek sentral yang wajib diberdayakan dengan maksimal. "Tindakan kita di masa depan harus mengarah pada pendekatan yang lebih inklusif dengan memberdayakan manusia," ujarnya.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci untuk mengoptimalkan manfaat dan memitigasi risiko AI. Inisiatif literasi digital, program peningkatan keterampilan digital, dan pemberdayaan kepemimpinan digital wajib dijalankan sebagai komitmen dan prioritas global.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement