12 Anggota Asosiasi Jurnalis Korsel Sambangi Kominfo, Bahas Penanggulangan Misinformasi

Asosiasi Jurnalis Korea Selatan kunjungi Kantor Kemenkominfo untuk membahas ancaman kualitas jurnalisme yang datang akibat framing konten dari media sosial yang seringkali menyesatkan.

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 16 Nov 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 09:00 WIB
Nezar Patria
Selain itu, Jokowi juga melantik Nezar Patria sebagai Wakil Menkominfo atau Wamenkominfo, untuk membantu Budi Arie di Kementerian Komunikasi dan Informatika. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Korea telah berlangsung lebih dari 50 tahun. Relasi antara kedua negara ini mencakup berbagai sektor, termasuk sektor media dan komunikasi.

Sebanyak 12 orang perwakilan dari Asosiasi Jurnalis Korea Selatan melakukan kunjungan ke Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, pada hari Jumat 10 November 2023.

Wamenkominfo, Nezar Patria berharap hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea dapat terjalin semakin erat melalui berbagai kolaborasi di bidang media dan komunikasi. Dalam kesempatan ini, Nezar menyatakan, tantangan dan permasalahan yang muncul akibat dunia yang semakin terdigitalisasi ini.

"Saya memahami persoalan yang dihadapi media saat ini. Perkembangan digital telah memaksa perusahan media untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Bahkan perkembangan yang sangat signifikan dari platform digital global seperti Google dan Facebook menciptakan lanskap baru bagi bisnis media," ujar Nezar, dikutip dari kominfo.go.id pada Rabu (15/11/2023) .

Nezar mengungkapkan masalah terbesar dalam sektor media dan komunikasi adalah kualitas jurnalisme yang sering terganggu oleh konten dari media sosial yang menyesatkan. Akibatnya, media harus bekerja keras untuk mengoreksi misinformasi tersebut dan mencegah penyebarluasaannya ke publik.

Menanggulangi permasalahan ini, Kementerian Kominfo mendukung perusahaan media dengan menghadirkan regulasi baru untuk memperkuat posisi media Indonesia agar sejajar dengan platform media global.

"Peraturan yang sedang digodok tersebut adalah Publisher Right, sebagaimana yang telah dilakukan di Kanada. Kami menginginkan hubungan yang adil. Dan kami berupaya menempatkan media nasional kami sejajar dengan platform digital global," tuturnya.

Melihat pengaruh budaya sebagai faktor pendukung, Nezar sangat optimis terhadap relasi antara Indonesia dan Korea yang akan semakin erat ke depannya.

"Banyak generasi muda Indonesia yang menyukai film dan artis Korea, seperti BTS, Black Pink, K-POP," ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Kominfo Basmi Hoaks

Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/2/2023) (YouTube Kemkominfo TV)
Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/2/2023) (YouTube Kemkominfo TV)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong ikut berpendapat tentang perlawanan yang dilakukan oleh pihak Kominfo dalam memerangi misinformasi yang beredar di media sosial.

Kementerian Kominfo mempunyai mesin Automatication Identification System (AIS) yang berfungsi untuk membasmi berbagai konten negatif di media sosial, seperti pornografi, radikalisme, ujaran kebencian, penipuan, dan hoaks.

"Kami juga memiliki tim patroli siber. Ada tiga tim dalam sehari untuk meneliti dan memantau media sosial dan mereka menemukan disinformasi dan mengidentifikasinya," kata Usman.

Kemenkominfo juga berkolaborasi dengan berbagai platform digital untuk menghapus konten-konten negatif yang dilaporkan oleh masyarakat karena dinilai merugikan pihak-pihak tertentu.

Berbicara soal pemberdayaan SDM, Kemenkominfo menyelenggarakan Program Literasi Digital untuk mengasah keterampilan digital masyarakat Indonesia secara merata dan menyeluruh.

"Dalam program tersebut, kami memiliki 4 pilar literasi digital, seperti digital skills, digital culture, digital ethics dan digital safety," jelas Usman.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya