Riset Ungkap Pengguna Medsos Khawatir AI Bikin Hoaks Lebih Masif

Sebuah riset menemukan bahwa 7 dari 10 pengguna media sosial percaya bahwa AI akan merusak pengalaman mereka di platform melalui penyebaran misinformasi dan disinformasi.

oleh Rida Rasidi diperbarui 29 Des 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi hoaks
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan riset teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Gartner, menemukan bahwa 7 dari 10 pengguna media sosial percaya bahwa integrasi AI generatif yang lebih besar di media sosial akan merusak pengalaman mereka di platform tersebut. Mereka memiliki kekhawatiran bahwa teknologi tersebut dapat membantu penyebaran informasi yang salah atau hoaks.

Generatif AI juga menjadi salah satu alasan mengapa setengah dari pengguna media sosial berpotensi membatasi penggunaan media sosialnya atau bahkan meninggalkan platform secara signifikan pada tahun 2025.

Dilansir dari Rappler, penelitian serupa yang dilakukan oleh France’s Ipsos pada November 2023 menemukan bahwa secara global 74% responden setuju bahwa AI generatif akan mempermudah pembuatan berita dan gambar palsu dengan sangat realitis. Sebanyak 51 persen dari responden juga percaya bahwa teknologi ini akan memperburuk penyebaran misinformasi dan disinformasi.

Kemunculan AI yang akan memengaruhi ekosistem informasi, termasuk di media sosial malah memicu kekhawatiran, bukan antusiasme para penggunanya.

Pada Agustus 2023, Pew Research Center melaporkan sebanyak 52 persen masyarakat Amerika yang ikut dalam survei mengatakan bahwa mereka merasa lebih khawatir daripada antusias tentang peningkatan penggunaan kecerdasan buatan. Persentase ini meningkat sebesar 14 persen dari Desember 2022 lalu.

Dari seluruh responden, hanya 10 persen yang merasa lebih bersemangat daripada khawatir, sedangkan 36 persen sisanya memiliki perasaan campur aduk. Sentimen sangat condong ke arah kekhawatiran daripada kegembiraan di semua kelompok usia yang disurvei.

Pew mencatat, "Beberapa orang menunjukkan masalah yang jelas yang telah diidentifikasi dengan sistem generatif AI, yang menghasilkan hal-hal yang salah dan tidak dapat dijelaskan dan telah digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan mengelabui orang."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekhawatiran Lama, Teknologi yang Cepat

Pengawasan dan privasi data adalah dua hal yang telah diperjuangkan oleh platform media sosial sejak lama, bahkan sebelum AI menjadi pusat teknologi sekaligus menjadi masalah yang signifikan.

Hasil survei yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan sebanyak 53 persen pengguna media sosial percaya bahwa AI lebih banyak dampak merugikannya.

Para ahli yang dikutip oleh Pew terus mengungkapkan keprihatinan mereka atas insentif keuntungan yang berbahaya dalam alat dan sistem digital, dengan mengatakan bahwa hal tersebut cenderung mengarah pada pengumpulan data yang bertujuan untuk mengendalikan orang daripada memberdayakan mereka untuk bertindak secara bebas.

Pew juga melaporkan beberapa orang merasa cemas dengan kecepatan dan cakupan yang sangat luas dari teknologi ini. Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya pengawasan sehingga dapat merusak lingkungan informasi, sistem demokrasi dengan hoaks, informasi yang salah, hingga pelecehan.

Sementara itu, sebuah studi berjudul “AI model GPT-3 (dis)informs us better than humans” pada bulan Juni 2023 mengilustrasikan bagaimana manusia mungkin tidak dapat menyesuaikan diri dengan teknologi ini dengan cukup cepat.

Studi ini juga menemukan bahwa manusia sudah mengalami kesulitan untuk membedakan konten buatan AI dan konten buatan manusia sebab teknologi AI sudah dapat menghasilkan teks yang tidak dapat dibedakan dari teks organik.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya