3 Pertanyaan Sederhana untuk Mendeteksi Hoaks di Media Sosial

Banyak informasi hoaks yang beredar di media sosial, membuat kita kebingungan membedakan berita benar dan tidak benar. Tetapi kita bisa mendeteksi hoaks dengan tiga pertanyaan sederhana, yang bisa kita tanyakan kepada diri sendiri saat mendapatkan informasi di media sosial.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 25 Apr 2024, 09:19 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 09:19 WIB
Ilustrasi Cek Fakta
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta- Banyak informasi hoaks yang beredar di media sosial membuat kita kebingungan membedakan berita benar dan tidak benar. Maka dari itu kita perlu jelih dan cermat dalam membedakan informasi-informasi yang beredar di media sosial.

Fact Checker Liputan6.com Adyaksa Vidi Wirawan mengatakan, ada beberapa pertanyaan sederhana yang bisa kita tanyakan pada diri sendiri, untuk mendeteksi apakah informasi yang kita dapatkan hoaks atau tidak. Ia menyampaikan dalam acara webinar yang diselenggaran oleh Liputan6 Cek Fakta, Rabu, 24 April lalu.

Dari Mana Asalnya

Pastiin sumber informasinya, kita harus pastikan sumbernya dari mana, apakah dari website yang tidak jelas, atau cuma dari sosmed atau hanya copy sana copy saja. Kita harus pastiin dulu sumbernya, sebelum kita percaya itu informasi benar atau tidak.

Lalu yang kedua pastiin ada yang aneh atau tidak. Seperti nama websitenya. Biasanya penulisannya ngawur dan tampilannya yang tidak meyakinkan. Misalnya, kadang-kadang diatasnya berbahasa inggris lalu ditengahnya memakai bahasa Indonesia dan tulisannya yang ngawur. Seperti nama orang, nama jabatan dan alamatnya yang kadang ambigu.

Biasanya kita buka link dengan format https yang arti S nya adalah safe atau menandakan bahwa itu link yang aman. Tetapi, jika kita menemukan link yang hanya menggunakan http saja, lebih baik tidak usah untuk di klik, karena itu sudah di pastikan link yang tidak benar.

Ada yang Janggal

Kita harus baca selengkap-lengkapnya tentang informasi yang kita terima. Jangan hanya membaca judul dan melihat sekilas fotonya saja, tetapi kita harus benar-benar cermati, baca dan analisis isi informasi yang di sampaikan tersebut.

Kita juga harus cek foto dan video tersebut benar atau tidak, lalu kita juga harus cek ke sumber lain, seperti cek ke sumber terpercaya atau situs resmi lembaga. Misalnya terkait dengan kesehatan, kita harus buka dari websitenya kementerian kesehatan atau akun resminya kementerian kesehatan. Kemudian bisa juga melihat dari media-media massa seperti Liputan6 dan lain-lain untuk melihat informasi itu benar atau tidak.

Bagaimana Perasaan Anda

Ketika melihat sebuah informasi yang beredar, apa sih perasaan yang kita rasakan ketika melihat informasi tersebut. Biasanya informasi hoaks dalam bentuk postingan pesan berantai, biasanya memainkan emosi kita saat membacanya. Seperti merasa marah, sedih, senang, takut bahkan bisa membuat kita merasa panik. Tentu hal-hal seperti ini sangat meresahkan dan harus segera diklarifikasi kebenaran informasi tersebut.

Seperti misalnya, terkait nyamuk Wolbachia yang marak diperbincangkan akhir-akhir ini, yang dimana banyak sekali hoaks yang beredar tentang nyamuk ini, yang membuat kita panik dan merasa takut. Rumor nyamuk Wolbachia bisa menyebabkan radang otak atau bisa menumbuhkan bibit LGBT, ini lah yang harus kita klarifikasi informasinya benar atau tidak.

Jika dibiarkan tentu bisa menimbulkan keresahan dan akibatnya di daerah-daerah yang masyarakatnya terpapar hoaks nyamuk tersebut, tidak akan bisa dilakukan pelepasan tentang hoaks tersebut kepada mereka. Karena hoaks tersebut sudah masuk ke perasaan mereka.

Cara Antisipasi Jebakan Hoaks

Adyaksa Vidi Wirawan memaparkan beberapa Antisipasi jebarakan hoaks yang bisa kita lakukan. Yang pertama, kita harus bersikap tidak mudah percaya. Lalu yang kedua, teliti dan gunakan logika saat mendapat informasi. Ketiga, manfaatkan kemudahan teknologi. Karena saat ini kita sangat mudah untuk mencari dan memverifikasi berita-berita yang ingin kita cek kebenarannya.

"Kalau kita diLiputan6, kita ada Chatbot untuk memverifikasi hoaks, nah kita bisa menggunakan itu, atau kita juga bisa menggunakan Chatbot yang lain "ujar Vidi.

Lalu yang keempat jangan mudah berbagi informasi. Tidak semua informasi di media sosial itu benar, kita harus bersikap cerdas dan cermat. Kita cerdas saat melihat informasi tersebut dan cermat saat akan membagikannya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya