PerpuSeru, Cara Seru Memanfaatkan Perpustakaan Tanpa Jemu

Program ini membuat perpustakaan tak lagi menjadi tempat yang membosankan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 22 Mei 2015, 10:02 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2015, 10:02 WIB
PerpuSeru, Cara Seru Memanfaatkan Perpustakaan Tanpa Jemu
Program ini membuat perpustakaan tak lagi menjadi tempat yang membosankan

Citizen6, Jakarta Selama ini perpustakaan di Indonesia identik dengan sebuah tempat yang membosankan dan berbau apek. Dengan cap demikian, tak heran bila masyarakat malas berkunjung ke perpustakaan. Citra negatif itulah yang coba diubah oleh Coca Cola Foundation Indonesia didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation melalui program 'PerpuSeru'.

PerpuSeru merupakan program pengembangan perpustakaan di Indonesia dengan tujuan menjadikannya pusat belajar dan berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Program yang berjalan sejak tahun 2011 ini kini memasuki fase kedua.

Pada fase kedua, area binaan PerpuSeru telah diperluas ke 76 perpustakaan desa dan Taman Bacaan Masyarakat di 19 perpustakaan kabupaten yang menjadi mitra.

"Ke depannya, diharapkan makin banyak lagi perpustakaan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan pencapaian pembangunan daerah," ujar Direktur Program PerpuSeru Erlyn Sulis dalam konferensi pers rangkaian acara Peer Learning Meeting PerpuSeru di Bali, Kamis (21/05/2015).

Dengan adanya program PerpuSeru, perpustakaan bertranformasi menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dan pusat belajar serta berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Masyarakat setempat merasakan secara langsung dampak dari program tersebut terhadap peningkatan kualitas hidup mereka.

"Banyak peran strategis yang telah dimainkan oleh perpustakaan yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Tak hanya literasi digital, namun juga perbaikan kualitas hidup dan ekonomi," tukas Direktur Pelaksana Coca Cola Foundation Titie Sadarini.

Sebagai contoh, Wahyu, seorang pemuda dari Desa Wonorejo. Pemuda yang dulunya pengangguran ini memanfaatkan perpustakaan untuk memanfaatkan layanan komputer dan internet. Dari sana, ia mempunyai ide untuk mengembangkan usaha pembibitan jahe merah. Tak disangka, usaha tersebut makin maju setelah Wahyu menjualnya secara online. Bibit jahe merah yang ia jual kini telah memasuki beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Berkat layanan yang ada di perpustakaan, saya bisa membuka usaha dan mengubah nasib saya yang dulunya hanya seorang pengangguran," tutup Wahyu.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya