Citizen6 Jakarta Video ambruknya sebuah jembatan gantung di kawasan hutan lindung Langsa, Aceh, beredar di media sosial Facebook. Video berdurasi hampir 5 menit itu memicu pro-kontra dari pengguna internet. Komentar kontroversial mengarah kepada budaya gila selfie masyarakat Indonesia yang seringkali menafikan keselamatan.
Baca Juga
Sebab, ada dugaan ambruknya jembatan tersebut karena kelebihan muatan. Padahal sudah ada imabauan yang ditempel di tiang jembatan jika jembatan hanya boleh dinaiki maksimal 40 orang, sementara saat kejadian terdapat ratusan orang.
Dikutip dari media lokal Aceh, Wakil Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat setempat, Joni Seminarta, mengatakan maksimal kapasitas jembatan hanya kuat menampung 40 orang. Namun karena antusiasme yang tinggi, tali yang menopang jembatan gantung tersebut ambruk. “Saat tali sebelah kanan jembatan lepas, pengunjung di atas jembatan langsung kecebur dalam sungai buatan sedalam 3,5 meter itu," ujarnya.
Advertisement
Pengunjung yang rata-rata perempuan dan anak-anak langsung berteriak meminta tolong. Namun dari sinilah kisah heroik dimulai. Mendadak sontak belasan pemuda yang melihat kejadian itu langsung menceburkan diri ke sungai untuk menolong para korban. Bak pahlawan, mereka lantas terjun ke dalam air dan berenang menghampiri korban.
Berkat kerja sama dan kesigapan pertolongan, musibah jembatan ambruk ini tidak memakan korban jiwa. Oleh karena itu, netizen memuji kesigapan para warga untuk menolong sesama.
Video yang diunggah oleh akun bernama Fendi Atmoko itu sudah disaksikan lebih dari 26 ribu pengguna internet. Setiap musibah selalu menyisakan pelajaran dan melahirkan para pahlawan. Namun, ada baiknya kita tetap berhati-hati dan mematuhi aturan agar musim liburan kita tidak berujung menyedihkan.**
Videonya bisa ditonton di sini
Dikirim oleh Fendi Atmoko pada 27 Desember 2015
(war)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi disini, di Forum Liputan6.
Â