Citizen6, Jakarta Keterbatasan fisik tak menjadi halangan bagi pria satu ini untuk melakukan perjalanan.
Melakukan perjalanan yang jauh pastinya membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra. Namun, bagaimana jika perjalanan yang jauh tersebut menggunakan kursi roda? Seperti yang dilansir Shanghaiist.com, Selasa (15/03/2016), Quan Peng yang berasal dari Provinsi Gansu memulai perjalanannya sepanjang 2.800 km dari Beijing ke Fuzhou.
Baca Juga
Perjalanan yang dilakukan oleh Quan bukan dengan menggunakan fisik tubuh yang kuat. Quan memulai perjalanan ini dengan menggunakan kursi roda. Dengan penuh semangat, selama hampir 566 hari, Quan melakukan aktivitas seperti makan, minum, hingga tidur di jalan raya.
Advertisement
Pria berusia 29 tahun ini memang tidak cacat dari lahir. Ketika ia berusia 17 tahun, Quan menjalani operasi untuk menghilangkan tumor dari tulang belakangnya. Sayangnya, operasi yang dijalaninnya justru merusak saraf dan membuatnya lumpuh seumur hidup. Lalu, pada tahun 2013, ia meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke Beijing dan memulai hidupnya yang baru secara sendirian.
Nasib kaki yang tidak sempurna justru membuat dia semakin semangat dalam menjalani misinya. Keterbatasannya bukan membuat dia tidak memiliki pekerjaan, dia sempat bekerja sebagai karyawan di sebuah toko Taobao yang bertugas untuk menjual barang di jalan raya.
"Memang nasib saya seakan-akan melarang saya untuk melakukan kebebasan seperti ini. Tapi saya bertekad untuk mendapatkannya kembali dengan cara apa pun," kata Quan.
Seiring dengan keinginannya untuk melihat dunia dengan matanya sendiri, Quan juga membantu menyadarkan pemerintah dalam memberikan fasilitas bebas hambatan untuk orang-orang seperti dirinya. Upayanya bukan tanpa hambatan. Di awal perjalanan Quan, ia sempat jatuh dari kursi rodanya karena kelelahan. Namun setelah memasuki 500 km pertama, Quan merasa lebih baik dan mudah untuk melakukan misi perjalanannya hingga ke tempat tujuan. Di setiap kota, Quan juga berhenti untuk beristirahat dan mendokumentasikan fasilitas bebas hambatan yang ditawarkan oleh pemerintah untuk dirinya
Quan memang bukan orang pertama yang melakukan perjalanan panjang ini. Tahun lalu seorang gadis di kursi roda bersama dengan pacarnya juga melakukan perjalanan hampir di seluruh dunia. Siapa pun yang memulai dan melakukan misi tersebut, ia berharap bahwa melalui dirinya orang-orang yang terbatas seperti dirinya tidak menyerah dengan keadaan yang ada.
Penulis:
Christyana Caroline
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6